Pria Ini Diperkosa Wanita yang Dicintainya, Nafsu Pelaku Sampi Tonjok dan Cakar-Cakar

Editor: Alfred Dama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Dengan kata lain, berpasangan dengan orang lain berarti saya harus melepas keluarga dan rumah yang menaungi saya.

Dalam satu hari saya kehilangan semuanya. Momen itu menakutkan bagi saya. Jadi saya baru bisa pacaran ketika saya punya cukup tabungan untuk berpisah dengan keluarga.

 Kepercayaan diri yang rendah Di samping itu, ibu saya malu dengan penampilan saya. Saya dulu punya kepercayaan diri yang rendah.

Pengalaman seksual pertama saya adalah dengan Ira, dan saat itu, saya memang ingin melakukannya. Namun, itu tidaklah normal, rasanya sakit dan agresif. Hubungan seksual pertama kami berlangsung sekitar lima jam, dan saya merasa sakit setelahnya.

Dia sepertinya punya tujuan tersendiri bahwa setiap hubungan seksual harus berakhir dengan sperma. Ia akan terus membantu saya sampai saya selesai, biasanya berlangsung satu sampai dua jam.

Seks harusnya menyenangkan, tetapi tidak untuk saya.

Saya tidak berpengalaman dan saya dulu menganggap bahwa seks adalah seperti itu, jadi saya selalu mengiyakan. Namun, dalam waktu singkat saya bilang "tidak." Itu tidak menghentikannya, dan saat itulah hubungan seks kami berubah menjadi pemerkosaan.

Tragis! Polwan Cantik Lulusan Terbaik Ini Akhiri Hidupnya, Tembak Kepala Sendiri Setelah Diperkosa Seniornya (shutterstock/Ilustrasi)

Saya terjebak Saya harus pergi ke luar negeri untuk perjalanan bisnis dalam waktu lama. Saya takut kehilangan Ira, jadi saya mengajaknya.

Saya bahkan mengajaknya menikah. Ia menolak, tetapi ia tetap ikut saya. Itulah awalnya. Saya capek setelah bekerja dan ingin istirahat, tapi ia mulai menuntut untuk berhubungan seks.

Saya menyetujuinya satu kali, dua kali... Ia lalu berkata, "Saya ingin, saya butuh, jadi kamu harus, ayolah, saya sudah menunggu lama.

" Saya menjawabnya, "Tidak, saya tidak ingin melakukannya, saya ingin istirahat, saya capek." Ia lalu memukul saya dan saya tidak bisa berbuat apa-apa. Ia mencakar saya sampai saya berdarah, ia juga menonjok saya.

Ia tidak akan menonjok muka saya, hanya bagian yang tertutup seperti dada, punggung, dan tangan saya. Saya tidak melawan karena menurut saya memukul perempuan adalah tindakan yang agresif dan salah.

Begitulah saya dididik orang tua. Saya merasa kecil, lemah, dan terjebak. Ia akan mendapat apa yang ia mau dan ia biasanya berada di posisi atas.

Satu waktu, saya mencoba menyewa kamar untuk saya sendiri di hotel. Namun, saya tidak bisa bahasa setempat, jadi resepsionis hotel tidak mengerti saya.

Saya pun terjebak bersamanya. Saya takut kembali ke hotel setelah saya kerja, jadi saya biasanya jalan-jalan ke mal sampai tutup.

Halaman
1234

Berita Terkini