Sri Mulyani Sebut Ada Penumpang Gelap Tanggapi Usulan Cetak Uang Hingga Dicap Pelit

Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab pertanyaan wartawan usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) tentang Kebijakan Stimulus ke-2 Dampak COVID-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Lantas dia menguraikan yang telah dilakukan Pemerintah.

Kebijakan yang dimaksud contohnya adalah Bansos.

"Kita lihat di mana lokasinya, Pemda pakai apa, Pemerintah Pusat pakai apa, jalurnya apakah pakai dana desa apakah PKH apa pakai Kartu Sembako," terang dia.

"Itu semua kita berlakukan terus menerus, poerbaikan berdasarkan input-input yang berdasar dari masyarakat dan kementerian."

Selanjutnya, Sri Mulyani menjawab pertanyaan Rosi mengenai langkahnya yang dianggap pelit oleh masyarakat terkait anggaran corona.

"Tapi menteri keuangan disebut pelit itu adalah sesuatu yang bagus, karena kalau anda punya menteri keuangan yang ogal-ogalan, anda semua deg-degan,"  ujarnya.

"Jangan lupa itu bukan duit menteri keuangan, itu duit rakyat, jadi justru berterimakasih."

Lihat videonya mulai menit 4.55:

Dampak Buruk Cetak Uang

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menyayangkan usulan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI yang meminta Bank Indonesia (BI) untuk mencetak banyak uang demi menangani dampak virus corona (Covid-19).

Menurutnya, harus ada sejumlah kajian yang harus dilakukan terkait dampak dari penerbitan rupiah ini jika usulan Banggar 'dikabulkan'.

Mulai dari dampak ke inflasi hingga dampaknya ke pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Jadi harus ada kajian terkait dampak ke inflasi, dampak ke stabilitas rupiah, kemudian juga ke sektor riil, pertumbuhan ekonomi, sampai ke serapan tenaga kerja," ujar Bhima, kepada Tribunnews, Jumat (8/5/2020).

Menurut Bhima, struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini pun tidak dalam kondisi yang baik.

• Jakarta Kehabisan Uang,Menkeu Sebut 1,1 Keluarga di DKI Tak Bisa Dibantu, Sri Mulyani Disindir DPRD

Sehingga ada sejumlah kerugian yang dikhawatirkan terjadi, jika rupiah dalam jumlah fantastis itu diterbitkan.

Halaman
123

Berita Terkini