Temuan Mayat di Aimere

Hilang Dua Hari, Pria Asal Aimere Ini Ditemukan Tewas di Kali Sewo Aimere, Berikut Kronologisnya!

Penulis: Gordi Donofan
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana saat evakuasi mayat oleh aparat Polsek Aimere di Kampung Wawa Desa Keligejo Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada, Kamis (2/4/2020).

Ia menyatakan karena sudah mulai gelap maka ketiga orang saksi memutuskan untuk pulang, dengan pemikiran jangan sampai korban sudah pulang duluan.

Ia menerangkan ketiga orang saksi sampai di padang tempat parkir motor dan melihat motor korban masih ada, lalu mereka melanjutkan mencari korban ke rumah di Kampung Wawa, Desa Keligejo, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada.

"Para saksi tiba di rumah, saksi Bonifasius Meo bertanya ke istri korban yang mana istri korban adalah kakak kandung saksi Bonifasius Meo, tentang keberadaan korban dan istri korban menjawab korban belum pulang kerumah," ungkapnya.

Ia mengaku atas kejadian tersebut pada hari yang sama sekitar pukul 20.00 Wita para saksi bersama keluarga dan masyarakat Kampung Wawa, Desa Keligejo, Kecamatan Aimere menuju ke Kali Sewo untuk mencari korban, namun tidak ditemukan.

Ia menyatakan keluarga korban bersama masyarakat Desa Keligejo, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada melakukan pencarian lanjutan dan pada hari Kamis tanggal 3 April 2020.

"Sekitar pukul 10.30 Wita. telah menemukan seorang mayat laki - laki terapung di pinggir Kali Sewo dekat tempat kejadian hilangnya korban Ebritus Wai," jelasnya.

Ia mengatakan setelah para saksi dan masyarakat melihat secara dekat mayat tersebut ternyata ini merupakan saudara Ebritus Wai yang hilang pada hari Selasa 31 Maret 2020.

"Atas kejadian penemuan mayat tersebut, kepala Desa Keligejo melaporkan kejadian ke Kapolsek Aimere via hp bahwa orang yang hilang ( Ebritus Wai) telah ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa dan posisi terapung di pinggir kali," jelasnya.

Ia menyatakan kemudian dirinya bersama anggota Polsek Aimere bersama keluarga dan masyarakat melakukan evakuasi terhadap korban Ebritus Wai.

Ia menyatakan setelah dilakukan visum et repertum terhadap mayat, kemudian mayat tersebut diserahkan kepada keluarga untuk dilakukan penguburan.

Puncak Pandemi Covid-19 di Indonesia Terjadi Juli, Bulan April-Mei Krusial, Simak Penjelasannya

Update Corona 2 April 2020: Peneliti IU dan IPB, Penemuan Senyawa Anti-Corona, Buah Ini Ampuh

Sosok Ebritus Dimata Sahabat-Sahabatnya!

"Keluarga korban Ebritus Wai menerima kematian korban sebagai musibah, dan pihak keluarga korban Ebritus Wai menolak untuk dilakukan visum et repertum maupun autopsi mayat dengan membuat surat pernyataan penolakan," ungkap dia.(Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan)

Berita Terkini