Seperti di Jalan Jakarta, Pria Ini Tiba-tiba Jatuh Depan SPBG di Bandung,Sebelumnya Pijit Karyawan

Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria ditemukan tergeletak di Jalan Jakarta Kota Bandung belum dipindahkan ke dalam mobil ambulas meskipun petugas dari puskemas sudah datang. (Istimewa)

POS KUPANG.COM-- - Seorang pria tiba-tiba jatuh dari sepeda motornya di Jalan Jakarta, Bandung sempat membuat heboh.

Kejadian pria jatuh dari motor itu terjadi Selasa (31/3/2020) lalu.

Hingga sekarang belum diketahui pasti penyebab pria itu jatuh dari motor.

Menteri Kesehatan Israel dan Istri Positif Terinfeksi Virus Corona Penyebab Covid-19, Simak Info

Kini, kejadian serupa terekam kamera video warga.

Video amatir yang memperlihatkan seorang warga yang tiba-tiba saja tumbang di depan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) tidak jauh dari Rapak Balikpapan, beredar luas.

Video tersebut diketahui diambil oleh warga pada Rabu (1/4/2020) sekira pukul 22.30 Wita.

Video tersebut langsung ramai diperbincangkan dan tersebar luas di media sosial dan group WhatsApp.

Ternyata warga yang tumbang di pinggir jalan tersebut diketahui merupakan warga Gang Buntu, Kelurahan Karang Rejo, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kalimantan Timur bernama Cipto (40).

Menurut tetangganya, Cipto merupakan warga Gang Buntu dan berprofesi sebagai tukang urut.

"Dia warga di RT sini Gang Buntu, itu bapaknya bocah yang hilang waktu itu sampai sekarang belum ketemu," kata Yadi, warga Gang buntu yang juga tetangga korban.

UPDATE COVID-19 dI NTT: 92 ODP Selesai Masa Pemantauan

Screenshot video warga Balikpapan yang tumbang di pinggir jalan raya di kawasan Rapak tidak jauh dari SPBG (Tribunkaltim.co/Ist)
Sebelumnya, Cipto diketahui sempat mengurut salah satu karyawan bank yang datang dari luar daerah.

Karyawan bank tersebut mengeluh lantaran badannya meriang dan pegal-pegal, batuk pilek dan radang tenggorokan.

"Sejak kemarin dia mengeluh tidak enak badan usai mengurut karyawan bank yang datang dari luar daerah, nah orang bank itu mengalami meriang, batuk pilek dan radang tenggorokan," lanjutnya.

Sebelum itu, dari informasi yang beredar korban ternyata diketahui sempat periksa di RSKD namun lantaran tidak ditanggung BPJS, korban akhirnya diminta membayar Rp 435 ribu.

Kucing di Hongkong Positif Covid-19, Binatang Keempat di Dunia yang Terjangkit

Alhasil korban memutuskan pulang dan tidak jadi memeriksakan kondisi kesehatannya.

Sepulang dari RSKD tersebut, malamnya kondisi korban kembali tak enak sehingga ia bersama sang istri, memutuskan pergi ke Rumah Sakit Ibnu Sina tidak jauh dari tempat tinggal mereka untuk cek kondisi kesehatan.

Karena jalan raya saat itu sedang ditutup, korban dan istrinya terpaksa berjalan kaki menyeberang dari SPBG menuju RS Ibnu Sina.

Namun belum sampai di rumah sakit, korban tiba-tiba ambruk dan langsung mengalami kejang-kejang.

Lantaran panik, istri korban akhirnya meminta pertolongan dengan cara menghubungi tetangganya dan selanjutnya tetangga menghubungi pihak rumah sakit.

Tidak berlangsung lama kemudian, pihak rumah sakit dari RSKD Balikpapan dikerahkan ke TKP untuk mengevakuasi korban.

Mereka mengevakuasi korban memggunakan mobil ambulance dan berseragam Alat Pelindung Diri (APD).

Hingga Kamis (2/4/2020) pagi, korban dinyatakan sudah tak kejang-kejang lagi dan menurut hasil pemeriksaan pihak dokter, korban tidak mengarah pada suspect covid-19 atau Virus Corona.(*)

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Beredar Video Warga Balikpapan Tiba-tiba Tumbang di Jalan, Dievakuasi Petugas Berseragam APD

Pengendara Motor Tiba-tiba Jatuh di Jalan Jakarta

Seorang pria tiba-tiba terjatuh di tengah jalan raya di Bandung, Selasa (31/3/2020) lalu.

Pria ini jatuh dari motor yang dikendarainya dan jatuh terlentang di jalan raya.

Hingga hari ini, Kamis (2/4/2020) belum diketahui penyebab pasti pria itu bisa tiba-tiba terjatuh saat mengendarai motor.

Ada fakta terbaru terkait kejadian pria tiba-tiba jatuh dari motor di Jalan Jakarta, Kota Bandung.

Sebelumnya, video kejadian tersebut viral di media sosial, Selasa (31/3/2020).

Pria itu sempat ditangani oleh tenaga medis yang memakai APD (alat pelindung diri) lengkap kemudian dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

Setelah dibawa ke RSHS, ternyata pria tersebut langsung dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD).

"Pasien berusia 31 tahun itu sekarang sudah pulang," kata Kepala Humas RSHS, Reny Meisuburriyani saat dikonfirmasi TribunJabar.id, Rabu (1/4/2020).

Mengenai hasil pemeriksaan dokter yang menangani pasien tersebut, Reny mengatakan akan disampaikan langsung oleh Direktur Umum RSHS.

"Nanti Pak Dirum akan memberikan keterangan," ujarnya.

Seperti diketahui, video viral pria tergeletak di Jalan Jakarta, Kota Bandung satu di antaranya diunggah di akun @sekitarbandungcom.

Dalam video itu, terlihat orang yang sudah tergeletak itu tampak dikelilingi beberapa orang yang mengenakan APD (alat pelindung diri) lengkap.

Petugas kepolisian juga berjaga di sekitar lokasi.

"Jalan Jakarta menuju simpang Jl. Ahmad Yani - Jl. Supratman sempat ditutup pihak kepolisian untuk proses evakuasi pria yang tiba-tiba terjatuh dari sepeda motornya pada Selasa (31/3/2020) siang sekitar pukul 11.30 WIB," tulis akun @sekitarbandungcom, Selasa (31/3/2020).

Wartawan TribunJabar.id lalu mencoba mengkonfirmasi kejadian dalam video tersebut
Kapolsek Batununggal, Iptu Maksum sempat mengatakan, orang yang tergeletak itu masih belum dibantu hingga pukul 12.30 WIB.

Catatan Top Skor Persib Bandung 3 Tahun Terakhir, Ezechiel Menonjol, Daftar Nama Pemain Haus Gol

Upaya pertologan pun awalnya dilakukan hanya sekadarnya saja.

Pasalnya, saat itu petugas yang berada di lokasi masih belum dapat memastikan kondisi pria tersebut.

"Masih sampai sekarang (Selasa siang, red) belum ada yang bantu," ujar Maksum.

Sementara itu, seorang petugas polisi Polsek Batununggal Aipda Feri Hendrianto mengatakan, berdasarkan informasi dari warga sekitar, pria tersebut sempat mengendarai sepeda motor.

Namun, saat di depan sebuah restoran cepat saji di Jalan Jakarta, dia terjatuh.

Seorang pria ditemukan tergeletak di Jalan Jakarta Kota Bandung belum dipindahkan ke dalam mobil ambulas meskipun petugas dari puskemas sudah datang. (Istimewa)
"Saat dari arah jalan jakarta menuju Antapani tiba-tiba di depan restoran cepat saji, motornya ini langsung jatuh," ujarnya, kepada awak media, di lokasi.

Lebih lanjut dikatakan Feri, sebenarnya anggota satuan lalu lintas sempat memantau sepeda motor yang dikendarai pria itu.

Anggota Satlantas tersebut memantau sekitar pukul 11.00 WIB.

Namun, mereka belum berani menghampiri.

"Langsung menelpon (nomor panggilan gawat darurat) 119, Polsek Batununggal dan Puskesmas Ahmad Yani," katanya.

Setelah itu, tim dari Puskesmas tiba.

Namun, mereka tak berani mendekat lantaran kekurangan alat pelindung.

Saat itu, sejumlah orang yang berada di lokasi khawatir kejadian tersebut berkaitan dengan virus corona.

"(Saat itu kami) tinggal menunggu tim medis dari 119. Karena tim dari puskesmas APD-nya belum lengkap," ujar Feri.

Tim medis pun akhirnya datang, pria tersebut akhirnya dibawa ke RSHS Bandung.

Sementara itu, berdasarkan keterangan di akun @sekitarbandungcom menyebut pria yang tergeletak di Jalan Jakarta diduga kelelahan.

Seorang pria tertutup kain berwarna merah tergeletak di Jalan Jakarta atau depan restoran makanan cepat saji, Kota Bandung, Selasa (31/3/2020). (Istimewa)

* Langkah Pamungkas, Jokowi Siapkan Darurat Sipil Atasi Covid-19, Ini Konsekuensi & Langkah Antisipasi 
 
Darurat sipil! Terdengar menyeramkan namun terpaksa diambil Pemerintahan Jokowi untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Pemerintahan Jokowi dikabarkan kemungkinan besar akan menempuh langkah terakhir dalam mengatasi mewabahnya virus corona atau covid-19.

Lalu, seperti apa konsekuensinya? ikuti informasi lengkap dalam artikel ini. 

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo terkait kebijakan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus corona.

Menurut Jokowi, hal itu perlu dilakukan dengan skala lebih besar.

Oleh karena itu ia meminta pembatasan sosial yang dikenal dengan sebutan physical distancing ini disertai dengan kebijakan darurat sipil.

"Saya minta kebijakan pembatasan sosial berskala besar, physical distancing, dilakukan lebih tegas, lebih disiplin dan lebih efektif lagi," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, lewat video conference dari Istana Bogor, Senin (30/3/2020).

"Sehingga tadi sudah saya sampaikan, bahwa perlu didampingi adanya kebijakan darurat sipil," tuturnya.

Jokowi pun meminta jajarannya segera menyiapkan payung hukum untuk menjalankan pembatasan sosial skala besar ini sebagai pegangan bagi pemerintah daerah.

"Dalam menjalankan kebijakan pembatasan sosial berskala besar saya minta agar segera disiapkan aturan pelaksanaan yang jelas sebagai panduan provinsi, kabupaten dan kota sehingga mereka bisa bekerja," ucap Jokowi.

 Meski nantinya darurat sipil diberlakukan, Jokowi meminta apotek dan toko kebutuhan pokok tetap buka.

"Saya juga minta dan pastikan bahwa apotek dan toko-toko penyuplai kebutuhan pokok bisa tetap buka untuk melayani kebutuhan warga dengan tetap menerapkan protokol jaga jarak yang ketat," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, pemerintah juga tengah menyiapkan perlindungan sosial dan stimulus ekonomi bagi para pelaku UMKM dan pekerja informal yang terdampak kebijakan pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.

"Kemudian bagi UMKM, pelaku usaha, dan pekerja informal. Tadi kita sudah kita bicarakan pemerintah segera menyiapkan program perlindungan sosial dan stimulus ekonomi. Ini yang segera kita umumkan kepada masyarakat," ujar Jokowi.

Jokowi menyadari banyak pendatang di DKI Jakarta yang mempercepat mudik ke kampung halaman karena mereka kehilangan penghasilan sehari-hari.

Para pendatang yang kebanyakan pedagang makanan yang mendapat penghasilan harian kehilangan pendapatannya akibat pemberlakukan aturan kerja dari rumah oleh perusahaan dan instansi pemerintahan.

"Banyak pekerja informal di Jabodetabek terpaksa pulang kampung karena penghasilannya menurun sangat drastis atau bahkan hilang. Tidak ada pendapatan sama sekali akibat diterapkannya kebijakan tanggap darurat yaitu kerja di rumah," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Di sisi lain, Jokowi mengatakan, mudik dapat menjadi medium penyebaran virus corona ke daerah-daerah.

Sebab, saat ini Jabodetabek, khususnya Jakarta, telah menjadi daerah dengan jumlah pasien Covid-19 terbanyak di Indonesia.

Karena itu, ia meminta seluruh jajarannya segera mempersiapkan dan mengaktifkan jaring pengaman sosial berupa pemberian insentif harian kepada masyarakat yang diminta untuk tidak mudik.

"Karena itu saya minta percepatan program social safety net (jaring pengaman sosial) yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal, para pekerja harian maupun program insentif ekonomi bagi usaha mikro usaha kecil betul-betul dilaksanakan di lapangan," ujar Jokowi.

 "Sehingga para pekerja informal, buruh harian, pedangang asongan, semuanya bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari," lanjut dia.

Konsekuensi darurat sipil Pemerintah akan menggunakan tiga undang-undang (UU) sebagai landasan hukum dalam melakukan pembatasan sosial skala besar yang disertai kebijakan darurat sipil.

Hal ini dilakukan sesuai instruksi Presiden Jokowi sebagai upaya lanjutan dalam pencegahan penyebaran virus corona Covid-19.

"Kesimpulan yang tadi diambil oleh bapak presiden yaitu formatnya adalah pembatasan sosial skala besar yang mengacu pada tiga dasar (hukum)," kata Doni Monardo usai rapat terbatas dengan Presiden, Senin (30/3/2020).

Doni mengatakan, ketiga UU yang digunakan pemerintah yakni UU Nomor 24/2007 tentang Bencana, UU Nomor 6/2018 tentang Kesehatan, dan Perppu Nomor 23/1959 tentang Penetapan Keadaan Bahaya yang terbit di era Presiden RI Soekarno.

Pasal 1 aturan tersebut menyebutkan, Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang dapat menyatakan seluruh atau sebagian dari wilayah Negara Republik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan keadaan darurat sipil atau keadaan darurat militer atau keadaan perang.

Hal itu dapat dilakukan jika keamanan atau ketertiban hukum di seluruh wilayah atau di sebagian wilayah Negara Republik Indonesia terancam oleh pemberontakan, kerusuhan-kerusuhan atau akibat bencana alam, sehingga dikhawatirkan tidak dapat diatasi oleh alat-alat perlengkapan.

Doni menyebut, pihaknya akan mengundang pakar hukum untuk merumuskan lebih jauh aturan turunan soal pembatasan sosial skala besar dan darurat sipil ini.

"Aturan ini sedang dibahas, tentu pakar-pakar di bidang hukum akan berada pada garis terdepan untuk bisa menghasilkan sebuah konsep yang mana kita bisa mengurangi risiko (penularan) yang besar, dan kita bisa meningkatkan kesadaran masyarakat," kata Doni.

Saat ditanya konsekuensi dari darurat sipil ini, Doni menyebut, penegakan hukum bisa dilakukan kepada masyarakat yang tak mengikuti aturan soal pembatasan sosial.

"Penegakan hukum bukanlah yang terbaik, tetapi apabila harus dilakukan, tentu memenuhi beberapa faktor," kata dia.

Kendati demikian, Doni berharap masyarakat bisa disiplin mengikuti imbauan pemerintah soal pembatasan sosial ini.

Misalnya, tak meninggalkan rumah jika tak mendesak.

Lalu menerapkan pembatasan jarak fisik di tempat umum, serta tak membuat acara yang mengundang keramaian.

"Sekali lagi dalam menghadapi hal ini bagaimana kesadaran kolektif, yang diperlukan sekarang adalah disiplin dan disiplin. Tanpa disiplin pribadi mungkin kita akan kewalahan. Sekali lagi peningkatan disiplin ini penting. Mungkin bisa diimbangi penegakkan hukum bagi mereka yang tidak disiplin," kata dia.

Darurat sipil langkah terakhir Sementara itu Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman menegaskan, penerapan darurat sipil untuk mencegah penyebaran virus corona Covid-19 masih dalam tahap pertimbangan dan belum diputuskan.

Penerapan darurat sipil adalah langkah terakhir yang baru akan digunakan jika penyebaran virus corona semakin masif.

"Penerapan Darurat Sipil adalah langkah terakhir yang bisa jadi tidak pernah digunakan dalam kasus Covid-19," kata Fadjroel dalam keterangan tertulis, Senin (30/3/2020).

Fadjroel mengatakan, saat ini pemerintah masih terus mengupayakan kebijakan pembatasan sosial berskala besar dan physical distancing (menjaga jarak aman).

Menurut dia, Presiden Jokowi telah menginstruksikan kebijakan ini dilakukan lebih tegas, lebih disiplin, dan lebih efektif agar memutus mata rantai persebaran virus corona.

"Dalam menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar, pemerintah akan mengedepankan pendekatan persuasif melalui kolaborasi Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Covid-19, Kementerian Perhubungan, Polri/TNI, Pemda dan K/L terkait," kata dia.(*)

 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Jokowi Rencanakan Darurat Sipil Hadapi Pandemi Covid-19"

Penulis : Rakhmat Nur Hakim
Editor : Kristian Erdianto

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sama Seperti di Jalan Jakarta, Pria Ini Juga Tiba-tiba Jatuh di Depan SPBG,Sebelumnya Pijit Karyawan, https://jabar.tribunnews.com/2020/04/02/sama-seperti-di-jalan-jakarta-pria-ini-juga-tiba-tiba-jatuh-di-depan-spbgsebelumnya-pijit-karyawan?page=all.

Editor: Ravianto

Berita Terkini