Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, secara tegas memerintahkan agar segera menutup sementara perbatasan Indonesia dan Timor Leste.
Hal itu disampaikan Viktor, usai memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa dan dosen Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kementerian Kesehatan Kupang, Sabtu (14/3). Penutupan perbatasan itu untuk mencegah masuknya virus corona ke wilayah NTT.
"Saya minta kepala dinas, untuk berkoordinasi dengan instansi terkait agar segera menutup perbatasan RI-Timor Leste," tegas Viktor.
Menurut Viktor, badan kesehatan dunia alias WHO sudah mengeluarkan peringatan untuk segera ditanggapi karena situasinya, menurut WHO, sudah cukup berbahaya.
"Makanya, NTT mengantisipasi hal itu yakni segera berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait agar perbatasan dengan Timor Leste ditutup,"kata Viktor.
Untuk wilayah NTT, terdapat empat Pos Lintas Batas Negara Terpadu (PLBNT), yakni PLBNT Motaain di Kabupaten Belu, PLBNT Motamasin di Kabupaten Malaka, PLBNT Wini dan PLBNT Napan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Selain PLBNT, terdapat juga empat Pos Lintas Batas (PLB) yakni Turiskan, Builalu, Laktutus dan Haumeniana.
Pada kesempatan itu, Viktor pun berpesan kepada masyarakat NTT, agar jangan kehilangan harapan dan ketakutan yang berlebihan akibat virus corona ini.
"Kalau takut wajar saja, tapi jangan takut yang berlebihan dan akhirnya tidak bisa buat apa apa," ujar Viktor.
Dia berharap, pemerintah dan juga sejumlah stakeholders, termasuk Poltekes Kementerian Kesehatan Kupang, bisa memberikan rasa percaya diri dan harapan kepada masyarakat dijumpai, sehingga ketakutan tentang virus corona bisa diminimalisir. Viktor pun yakin, masalah corona ini bisa selesai.
Terkait persiapan rumah sakit, ia mengakui rumah sakit rujukan sudah ada, yakni RSUD Prof. WZ. Johannes sudah siap dan Pemprov NTT juga akan membantu fasilitas ke Labuan Bajo dan Maumere.
Ditanyai soal beberapa warga asal NTT yang baru kembali dari luar negeri seperti di Maumere dan di Lembata, Viktor mengatakan, mengantisipasi hal ini boleh, tapi tidak boleh takut berlebihan. Karena virus ini, apabila suhu 30 derajat maka akan mati. Tapi ternyata apabila suspecnya ada di NTT, maka perlu diantisipasi.
"Kita juga punya harapan, kita percaya bahwa negara lain itu boleh takut berlebihan. Takut ok, semua takut, tapi kalau berlebihan tidak boleh. Apalagi panik," ujarnya.
Kepala Pengelola Perbatasan Provinsi NTT, Linus Lusi mengatakan, atas perintah Gubernur, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
"Kita akan koordinasi juga akan koordinasi ke BNPP. Semua bupati di daerah perbatasan agar informasi tidak bias tetapi terpadu," kata Linus.
Kaitan dengan Deplu dan sejumlah elemen, sehingga apabila sudah ada ketetapan utusan maka kami bersurat ke gubernur kemudian tindaklanjutnya seperti apa akan disampaikan ke masyarakat.
Rencana Gubernur NTT untuk menutup perbatasan RI-RDTL mendapat dukungan dari Bupati Belu, Willybrodus Lay, SH.
"Saya juga setuju karena dengan merebak virus korona dimana-mana maka tindakan pencegahan (preventif) harus dilakukan", kata Bupati Willy Lay, Sabtu (14/3).