"Tapi Tuhan itu penyayang di saat saya merasa malu dan sedih seperti itu, ada orang-orang yang selalu mendukung dan memberi apresiasi untuk saya. Orang-orang itu adalah penumpang saya," tambahnya.
Dukungan dari para penumpang membuat Elsa kian tegar. Ketika ada yang bertanya apakah tidak malu jadi tukang ojek online, Elsa berani menjawab dengan enteng, 'Saya tidak malu, selagi apa yang saya kerjakan ini halal,'.
Elsa mengatakan ia bangga, sejak menjadi driver ojek online ia bisa memenuhi kebutuhannya, memiliki motor dan sedikit membantu memenuhi kebutuhan dalam keluarga.
Pendapatan Elsa setiap hari berkisar 200 hingga 250 ribu rupiah. Elsa biasanya mangkal di samping KFC Jl. Frans Seda Kota Kupang. Sebelum berangkat kerja Elsa membantu ibunya memasak dan membereskan rumah. "Biasanya saya ngojek dari jam 9 pagi sampe jam 7 malam," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, Elsa merasa nyaman menjadi driver ojek online. Ia juga mendapat dukungan dari teman-teman grabnya. "Di sini saya mengerti arti sebuah perjuangan, mendapatkan uang seribu rupiah saja bukan perkara mudah," kata Elsa.
Elsa Kaget Disambangi Jefri Riwu Kore Wali Kota Kupang
Kamis (5/3/2020) siang Elsa bersama teman-teman grabnya tengah asyik di Jl. Frans Seda. Mereka kaget, saat Jefri Riwu Kore datang menghampiri mereka. Jefri saat itu mengenakan kemeja motif daerah NTT.
Orang nomor satu di Kota Kupang ini nampaknya sudah mengetahui informasi tentang Elsa dari media sosial. Ia hadir untuk memberi dukungan dan semangat kepada Elsa dan kawan-kawan.
Wali yang familiar dengan nama Jeriko ini mengungkapkan ia membaca berita online dan postingan Elsa di facebook, ada lulusan Kebidanan yang belum dapat kerja lalu memilih menjadi tukang ojek online.
Elsa pada kesempatan itu tampak gugup. Ia mengaku rindu bertemu langsung dengan Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore. Elsa ternyata sering memantau aktivitas orang nomor satu di Kota Kupang itu lewat berita dan media sosial.
Salah satu berita yang Elsa ingat tentang Jefri Riwu Kore yakni Wali Kota Kupang itu pernah menyambangi janda dan duda di Kelurahan Penfui untuk bedah rumah. "Perasan saya campur aduk, senang tapi juga gugup. Saya tentu bahagia karena Pa Wali Kota peduli dengan kami dan mau datang kunjung kami," ungkapnya.
"Pa Jefri tanya ke saya, apa yang bisa pa Wali Kota bantu, saya hanya jawab saya hanya mau bekerja sebagai bidan," kata Elsa.
Pacar Elsa Ternyata Juga Tukang Ojek Lulusan FKM Undana
• Antisipasi Virus Corona, Pemkab Sumba Timur Butuh Dana Rp 6 Miliar
• Yosafat Putra Ahok dan Puput Nastiti Devi Kini Berusia 2 Bulan, Wajahnya Makin Jelas Mirip Siapa?
• Kasus Kekerasan Anak di Rahong Utara Manggarai Mengundang Keprihatinan
• Ribuan Peziarah Hadiri Perayaan Semana Santa 2020, Warga Larantuka Diminta ‘Bukakan’ Pintu Rumah
• Kunker Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat ke Timor dan Sumba, Jangan Mau Jadi Orang Bodoh Lagi
Darminto Taebenu, kekasih Elsa ternyata juga berkerja sebagai tukang ojek online. Pria kelahiran Fatukoa 17 Mei 1987 ini merupakan lulusan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Elsa mengaku selain kedua orangtuanya, Darminto juga selalu mensuportnya. "Dia selalu kasi semangat saya, kebetulan kami juga mangkal di tempat yang sama," kata Elsa.