Tak Terima Diminta Keluar Oleh Gubernur Viktor, Warga Tahan Mobil Dinas Peternakan Propinsi

Penulis: Dion Kota
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nampak mobil dinas peternakan Propinsi NTT yang masih ditahan warga Besipae

Tak Terima Diminta Keluar Oleh Gubernur Viktor, Warga Tahan Mobil Dinas Peternakan Propinsi

POS-UPANG. COM|SOE -- Minggu sekitar pukul 11.00 WITA, warga Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan dikagetkan dengan kedatangan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan rombongan.

Gubernur Viktor dan rombongan hendak menuju Kabupaten Malaka guna melakukan kunjungan kerja, namun singga sebentar di Besipae.

Kepada masyarakat Besipae, Gubernur Viktor meminta agar segera mengosongkan tanah milik Pemda Propinsi NTT tersebut.

Usai menyampaikan hal tersebut, Gubernur Viktor dan rombongan langsung melanjutkan perjalanan ke Malaka.

Informasi terkait kedatangan Gubenur Viktor ke Besipae dan meminta warga yang bermukim di kawasan Besipae untuk segera keluar pun langsung menyebar.

Sebagian warga yang tak sempat bertemu Gubernur Viktor langsung kaget mendengar informasi tersebut.

Warga tak terima diminta keluar dari kawasan Besipae.

Warga mengklaim, jika tanah tersebut adalah tanah milik mereka bukan milik Pemda Propinsi.

" Warga banyak yang masih ada di Gereja saat pak Gubernur datang. Mereka langsung keluar dari gereja saat mendapatkan informasi jika pak Gubernur ada datang dan minta warga keluar dari kawasan Besipae," ungkap Niko Manao, warga Besipae melalui sambungan telepon, Senin (10/2/2020) pagi.

Saat warga mulai berdatangan, Gubernur Viktor dan rombongan sudah meninggalkan kawasan Besipae dan melanjutkan perjalanan ke Malaka.

Warga kesal, lalu melampiaskan kekesalannya dengan cara memblokade arus jalan selatan di titik Besipae tersebut.

Tak sampai disitu, dua kendaraan dinas milik Dinas Peternakan Propinsi juga ditahan warga.

Pihak kepolisian, TNI dan camat Amanuban Selatan langsung turun ke lokasi Besipae guna melakukan pendekatan persuasif.

Setelah dilakukan pendekatan, warga bersedia melepaskan satu mobil dinas peternakan, tetapi satu mobil lainnya tetap ditahan.

" Satu mobil tadi malam kami sudah lepas pak. Tapi yang satu masih kami tahan," ujarnya.

Ia mengaku, dirinya dan warga Besipae (35 KK) tidak terima jika harus meninggalkan kawasan Besipae.

Dianiaya di Sekolah, Siswi SMA di Kupang Lapor Polisi

Lembata Kekurangan Tiga Ribu Pegawai Negeri

Menurutnya, tanah tersebut milik mereka.

" Kami mau Pak Gubernur datang baru kami mau lepas satu mobil ini. Kalau tidak kami tidak mau lepas," tegasnya. (Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Dion Kota)

* Ibu-ibu Buka Baju dalam Aksi sandera mobil dinas peternakan

Diminta oleh Gubernur NTT, Viktor Laiskodat untuk meninggalkan kawasan Besipae (UPT Besipae milik Provinsi NTT) warga Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan tidak terima.

Selain sempat menyandera dua mobil operasional Dinas Peternakan milik Provinsi NTT pada Minggu (9/2/2020) sore, warga Besipae khususnya kaum ibu nekat melakukan aksi bugil dihadapan petugas TNI-POLRI demi mempertahankan dua mobil yang disandera.

Aksi bugil tersebut membuat aparat TNI-POLRI yang turun ke lokasi kewalahan untuk mengambil alih dua mobil operasional Dinas Peternakan tersebut.

Akhirnya, setelah dilakukan pendekatan persuasif oleh camat Amanuban Selatan, Kapolsek Amanuban Selatan dan Danramil Amanuban Selatan barulah warga melepas salah satu mobil peternakan tersebut.

"Kakak, tadi malam ramai. Ini ibu-ibu sampai buka baju celana biar kami tidak bisa mendekati mobil yang mereka sandera. Ini mereka yang ibu-ibu taroh paling depan kita mau bagaimana," ungkap Camat Amanuban Selatan, Jhon Asbanu kepada POS-KUPANG.COM, Senin (10/2/2020) di Besipae.

Setelah dilakukan perundingan, warga hanya mau membiarkan satu mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Kupang. Sedang satu mobil lagi ditahan warga hingga Senin siang.

Aksi bugil kembali terjadi pada Senin pagi.

Usaha aparat yang untuk mengambil alih mobil dinas peternakan Provinsi NTT dilawan dengan aksi bugil kaum ibu yang berdiri di barisan paling depan.

Sedangkan kaum bapak berada dibarisan belakang.

"Kakak, tadi pagi mereka yang ibu-ibu kembali buka pakaian. Kami terpaksa menghindar dengan jaga jarak," ujarnya.

Akhirnya, lewat mediasi yang digagas langsung oleh Kapolres TTS, AKBP Ariasandy, SIK, barulah warga merelahkan mobil dinas peternakan propinsi dibawa.

"Tadi mobil kedua baru warga baru mau lepas setelah pak kapolres turun tangan langsung temui warga. Kepada warga, Kapolres berjanji akan menyampaikan persoalan tersebut langsung kepada Bupati TTS agar bisa segera diselesaikan," ujarnya.

"Tak hanya itu, pada tanggal 13 Februari mendatang, dalam kunjungan kerja Gubernur NTT ke Kabupaten TTS akan dimanfaatkan Kapolres Ariasandy untuk menyampaikan langsung persoalan tersebut kepada Gubernur NTT. Itu baru warga legah dan mau melepaskan mobil operasional Dinas Peternakan," katanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)

* Kapolres Ariasandy yakinkan warga Besipae lepaskan mobil peternakan yang disandera

POS-KUPANG.COM | SOE - Kapolres TTS, AKBP Ariasandy, SIK berhasil meyakinkan warga Besipae untuk melepaskan mobil Operasional Dinas Peternakan Provinsi NTT dengan plat nomor DH 7200 WC yang sempat disandra.

Kapolres Ariasandy berjanji akan membantu memfasilitasi warga dan Pemda guna menyelesaikan masalah lahan Besipae tersebut.

Sebelumnya, Minggu (9/2/2020) sekitar pukul 16. 00 WITA, warga Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan menyandra dua mobil Operasional Dinas Peternakan Provinsi NTT dalam perjalanan pulang dari Malaka.

Warga kesal lantaran pada Minggu pagi, Gubernur Viktor yang sempat singga ke UPT Besipae, meminta warga untuk segera keluar dari gedung asrama yang berada di dalam kompleks UPT Besipae karena bangunan tersebut akan direhab pekan depan.

Dua operasional Dinas Peternakan Provinsi NTT pun menjadi tumbal dari kekesalan warga terhadap Gubernur NTT.

Puluhan warga menahan kedua mobil yang dalam perjalanan pulang ke Kupang di kawasan Besipae.

Minggu malam, setelah dilakukan pendekatan persuasif oleh camat Amanuban Selatan, Kapolsek Amanuban Selatan dan Danramil Amanuban Selatan, warga bersedia melepaskan salah satu mobil yang disandera.

Namun satu satu mobil lainnya tetap disandra.

Senin (10/2/2020) sekitar pukul 12.00 WITA Kapolres Ariasandy terjun langsung ke lokasi guna melakukan mediasi dengan masyarakat agar mau melepaskan mobil Operasional Dinas Peternakan tersebut.

Setelah dilakukan pertemuan hampir satu jam, akhirnya warga bersedia melepaskan mobil tersebut.

"Saya mengerti apa yang dirasakan bapa, mama semua. Tapi kalau tahan mobil negara ini, hanya akan menimbulkan masalah baru. Saya akan membicarakan persoalan ini baik dengan ketua DPRD TTS, dengan Bupati TTS maupun dengan dengan wakil bupati guna menyelesaikan persoalan ini," ungkap Kapolres Ariasandy dihadapan sekitar 50 warga.

Pada tanggal 13 Februari mendatang lanjut Kapolres Ariasandy, Gubernur Viktor akan melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten TTS.

Moment tersebut akan dimanfaatkan untuk menyampaikan langsung apa yang menjadi harapan warga Besipae tersebut.

" Nanti pak gubernur datang akan saya sampaikan persoalan ini dan minta agar persoalan ini bisa diselesaikan secepatnya," tegasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)

Berita Terkini