Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Apolonia Matilde Dhiu
POS-KUPANG.COM|KUPANG - Prodi Ners Universitas Citra Bangsa ( UCB) siap menjadi pelopor Evidence Based Practice ( EBP). Dalam keperawatan, EBP merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kesembuhan dan keselamatan pasien.
Hal tersebut menjadi tema sentral dalam seminar nasional yang dilakukan oleh Prodi Ners UCB di Hotel On The Rock, Sabtu (1/2).
Ketua panitia penyelenggara, Petrus Kanisius Siga Tage, S.Kep, Ns, M.Kep, dalam laporannya, mengatakan, pihak prodi Keperawatan/Ners UCB siap menjadi pelopor Evidence Based Practice di Provinsi NTT.
• TRIBUNWIKI: Menikmati Pesona Padang Savana Negekeo di Pulau Flores
Petrus Kanisius, mengatakan, EBP merupakan pengintegrasian dari hasil penelitian dalam melakukan asuhan keperawatan, termasuk asuhan keperawatan keluarga.
Namun, katanya, dari hasil-hasil penelitian ditemukan masih banyak perawat yang belum menerapkan EBP dalam praktik asuhan keperawatan.
Menurut Petrus Kanisius, salah satu hambatan perawat dalam menerapkan EBP adalah kurangnya kemampuan dalam mencari literature pada jurnal-jurnal yang terakreditasi, baik dalam maupun luar negeri. Selain itu, katanya, kurangnya kemampuan dalam penilain kritis terhadap literature tersebut (lack of skill in critical appraisal of evidence).
• Contoh Bagi Universitas di Indonesia Timur, Rektor Undana Terima Konsul Diplomasi Publik Australia
Dikatakannya, salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah peningkatan pengetahuan dan penerapan EBP dalam praktik keperawatan di lingkungan pendidikan keperawatan.
"Kami di UCB siap menjadi pelopor EBP," kata Petrus Kanisius yang juga lulusan Magister Keparawatan Universitas Indonesia (UI).
Rektor UCB, Dr. Jeffrey Jap, drg. M.Kes, mengatakan, UCB selalu memimpikan hal tersebut.
Hasil riset, katanya, harus menjadi bahan untuk perbaikan secara terus-menerus.
"Jangan ada lagi hasil riset yang hanya tertumpuk pada rak perpustakaan tanpa berguna sedikit pun untuk masyarakat dan pengembangan ilmu ke depan.
Ini persoalan kita bersama dan sekali lagi kami menjamin UCB akan menjadi pelopor Evidence Based Practice," kata Jeffrey.
• KRONOLOGI LENGKAP Guru di NTT Paksa Siswanya Minum Air Comberan dan Bau Kencing
Hal lain yang juga menjadi penekanannya adalah kolaborasi.
"Kita harus hilangkan ego profesi kita, sebab lingkungan tidak akan mendapatkan apapun yang baik dari kelakuan kita. Mari bangkit untuk sejahtera," kata Doktor Kesehatan Masyarakat tersebut.
Pemateri utama dalam seminar tersbeut adalah dosen STIKep PPNI Provinsi Jawa Barat (Jabar) dan praktisi Evidance Based Practice, Linlin Lindayani, PhD.
Linlin mengatakan, dalam keperawatan ada banyak hal yang perlu diperbaiki.
• Pelaku Curanmor Di Ende Pelakunya Ada Wanita Dibawah Umur
"Ada banyak hal yang perlu kita perbaiki yaitu proses pembelajaran. Ada banyak metode yang sudah tidak relevan lagi dari hasil riset terbaru.
Kita harus segera merubah dan mengikuti pola baru tersebut," katanya.
Menurut Linlin, perguruan tinggi harus bekerja sama dengan pihak rumah sakit untuk melakukan kajian secara mendalam untuk mengahasilkan sesuatu yang lebih baik lagi.
• Penerimaan 17 Warga Timor Leste Perlu Dipertimbangkan
Pemateri lain, Heni Purnama, MNS, dosen STIKep PPNI Jabar (praktisi Evidance Based Practice dalam Keperawatan), Herliana MA Djogo, S.Kep, Ns, MSN, dosen Prodi Ners UCB, dan Taryudi, PhD, dosen Universitas Nasional Jakarta (UNJ).
Seminar tersebut dirangkai dengan pelatihan yang bertujuan untuk melakukan konsilidasi antar perawat di Provinsi NTT, serta sebagai salah satu wadah pengembangan minat ilmiah, sikap profesionalisme, juga dituntut untuk turut serta dalam mengembangkan inovasi dan kreasi yang penting artinya bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia. (*)