Tak Diterima Direktur Politeknik Negeri Kupang, Ketua BEM Jevrianus V Djawa: kami kecewa
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Kupang (PNK) yang menggelar demonstrasi tidak ditemui oleh Direktur PNK, Nonce Farida Tuati, SE., M.Si.
Demonstrasi itu dilakukan di depan Gedung Rektorat PNK Penfui, Kota Kupang sejak pertama pukul 12.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita.
Namun demikian, masa pendemo tidak dapat menemui dan berdialog dengan pihak kampus hingga demonstrasi itu selesai.
• Terseret Ombak Saat Mandi di Pantai, Adrianus Nanis Guru di Kupang Ditemukan Tewas
Menanggapi hal tersebut, Ketua BEM PNK, Jevrianus V Djawa mengaku pihak kampus tidak menghargai mahasiswa.
"Kami sangat kecewa, karena kami yang datang membawa aspirasi mahasiswa dan ingin adanya perubahan di PNK dan pungli itu harus dihapuskan," katanya ditemani sejumlah rekannya.
Selanjutnya, BEM PNK akan kembali menggelar demo selanjutnya dengan jumlah mahasiswa yang lebih banyak.
• Tujuh Barang Bukti Diamankan Posmat TNI AL Flores Timur, Ada Sisa Bom Ikan dan Obat Nyamuk
"Untuk aksi ini, kami persiapan hanya dua hari saja, makanya jumlah kami sedikit dan kampus keliru kalau tidak menanggapi aksi kami," katanya.
Diwawancarai saat aksi, demonstrasi yang dilakukan merupakan respon atas banyaknya keluhan mahasiswa terkait pungli yang terjadi di kampus itu.
Salah satu pungli, kata Jefrianus, yang disorot adalah dugaan pungli oleh Jurusan Teknik Sipil PNK yang banyak dikeluhkan mahasiswa.
"Kami minta pungli dihapuskan dan bila perlu Ketua Jurusan Teknik Sipil PNK diturunkan dari jabatannya. Karena sudah banyak mahasiswa Teknik Sipil keluhkan, makanya kami jengkel sekali saat ini," tegasnya.
Diakuinya, persoalan tersebut sebelumnya telah disampaikan pihaknya kepada pihak kampus pada Kamis (5/9/2019) lalu.
Saat itu, pihaknya menemui Direktur PNK, Nonce Farida Tuati, SE., M.Si yang saat itu ditemani pembantu direktur I dan Pembantu Direktur III.
Namun pertemuan itu tidak mendapatkan hasil berupa klarifikasi dari pihak kampus melalui sang direktur. Selanjutnya, pihak kampus memanggilnya pada Jumat (6/9/2019). Saat itu, pihaknya bertemu dengan para pembantu direktur dan para ketua jurusan di kampus itu.
Saat itu, kata Jefrianus, ia kritis dan memperjuangkan hak mahasiswa, namun mendapatkan intimidasi dari para pejabat kampus.