"Kerja sama kami dalam bentuk opportunity dengan memperkuat institusi jadi bukan investor uang. Tapi mendukung dimana kami bertemu, berdiskusi apa yang menjadi permasalahan dan tantangan-tantangan yang dihadapi. Kami memberikan support dalam bentuk pelatihan pelatihan pengembangan produk. Awal tahun berdiri kita berikan support keuangan. Terlalu banyak sekali berbicara TLM bisa berdiri sendiri dengan masalah keuangan. Dasarnya juga TLM mau survive harus berdiri sendiri dan tidak banyak membantu, banyak orang kecil yang bergantung pada TLM," tuturnya.
Ada 17 lembaga di Indonesia, salah satunya TLM.
David menambahkan dirinya begitu terkesan dengan TLM yang menghadapi masalah dan keinginan untuk berubah sangat besar. Itu memang hal yang tidak biasa dan sulit dilakukan bagi orang yang sudah lama bekerja untuk berubah. Tapi sampai sekarang ini terus dilakukan TLM terus berubah agar bisa melayani lebih banyak orang. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yeni Rachmawati)