News

Astaga 108 Warga NTT yang Bekerja di Luar Negeri Pulang Kampung Sudah Jadi Mayat, Ini Penyebabnya

Editor: Benny Dasman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah TKI asal Sumba Barat Daya, Paulus Pati Mone tiba di Bandara El Tari Kupang, Minggu (24/3/2019).

Para TKW yang berasal dari Sumba dan Rote ini rencananya akan diberangkatkan ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga.

Kasus ini terungkap setelah Ketua GMKI Cabang Kupang, Ferdinan U T Hambadima melaporkan ke kepolisian.

8. Dua TKW melarikan diri

Menurut Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Jacob Mooynafi, awalnya polisi mendapatkan laporan dari Ketua GMKI Cabang Kupang tentang adanya dua calon TKI yang melarikan diri dari tempat penampungan.

Kedua orang itu yakni Lapse Dorita Maramba Meha dan Orvin Tatu Rija yang melarikan diri pada Selasa (2/7/2019) malam dan saat itu pihaknya berhasil bertemu dan bersama mereka melaporkan hal tersebut ke Mapolres Kupang Kota.

Terungkapnya kasus tersebut berawal dari dua calon yang berhasil melarikan diri dari tempat penampungan dan melaporkan bahwa dokumen mereka telah dipalsukan oleh pihak perekrut.

Keduanya langsung dimintai keterangan di Unit Tipidter Satreskrim Polres Kupang Kota dan pada Rabu (3/7/2019) pukul 09.00 Wita, kata Iptu Bobby dilakukan penggeledahan di tempat penampungan tersebut.

9. Ditangani Polda NTT

Kasus terungkapnya TKW yang akan diberangkatkan ke Malaysia ini ditangani oleh Polda NTT.

"Karena poses perekrutan yang terjadi di Sumba Timur maka menjadi kewenangan atau domain penyelidikan dan penyidikannya harus dari lingkup Polda NTT maka kami sudah berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTT," kata Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Jacob Mooynafi.

• Perkawinan Sedarah Membawa Dampak Negatif, Sejarah Telah Mencatat Banyak Korban

• Nyanyi Lagu Mogi dan Pakai Pakaian Adat NTT Poltekes Kupang Toreh Prestasi Tingkat Nasional

• 3 Cewek Kece Ini Disebut-Sebut sebagai Kandidat Calon Menteri Jokowi-KH Maruf Amin, Lihat Sosoknya!

10. GMKI Kupang Minta Polisi Usut Tuntas Dugaan Sindikat Perdagangan Orang

Organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ( GMKI ) Cabang Kupang meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas dugaan sindikat mafia perdagangan orang yang melibatkan perusahaan penyalur tenaga kerja PT Bukit Minyak Asri (BMA).

Ketua GMKI Kupang Ferdinand Umbu Tay Hambandima, S.Pt kepada POS-KUPANG.COM pada Rabu (3/7/2019) mengatakan, sebagai organisasi sosial mereka meminta pihak berwajib untuk mengusut tuntas dugaan perdagangan orang yang melibatkan PT BMA serta mengadili pihak yang bertanggungjawab dalam kasus ini.

"Sebagai organisasi Kristen yang mencirikan  kekristenan, kemahasiswaan, dan keindonesiaan dan berjuang untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa, maka kami memutuskan mendorong agar kasus ini harus diusut tuntas oleh pihak yang berwajib dan mengadili setiap orang yang telah melanggar UU yang berlaku," katanya.

Ia menjelaskan, pada awalnya, pihaknya mendapat informasi dari Umbu Indra, seorang mahasiswa UKAW Kupang pada 1 Juli 2019 mengenai dua orang gadis asal Kabupaten Sumba Timur berinisial LDRM (19) dan DTR (19)  yang melarikan diri dari penampungan PT Bukit Mayak Asri sebelum mereka diberangkatkan ke luar negeri untuk dipekerjakan.

Kepada mereka, LDRM dan DTR mengungkapkan bahwa ada kejanggalan dan ketidaksesuaian antara apa yang disampaikan oleh perekrut ketika merekrut mereka dengan kenyataan lapangan yang mereka alami setelah diberangkatkan dari kampung halaman mereka di Sumba Timur.

Kedua calon tenaga kerja itu mengungkapkan bahwa sejak mereka  diberangkatkan dari Waingapu Kabupaten Sumba Timur pada bulan Mei 2019 hingga Senin (1/7/2019), mereka dikurung dalam suatu gedung dan tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Tak hanya sebatas itu, bahkan untuk menemui keluarga pun mereka tidak diperkenankan oleh perekrut.

Mereka juga mengungkapkan bahwa semua berkas administrasi data diri mereka diubah secara sepihak oleh perekrut. Data yang diubah tersebut meliputi tahun kelahiran untuk KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan Ijazah mereka.

Kepada mereka, perekrut menjanjikan akan mengubah kembali sesuai aslinya di kemudian hari. Namun, katanya, hal tersebut tidak boleh disampaikan kepada pihak keluarga. (POS-KUPANG.COM/Gecio Viana/bebet)

TKW ini Alami Nasib Malang Lupa Keluarga setelah 31 Tahun Hilang Sejak Merantau ke Arab Saudi, SIMAK


POS KUPANG.COM
 --- Kisah TKW asal Cirebon yang bernama Carmi (48) bekerja di Arab Saudi dan hilang selama 31 tahun mencuri perhatian publik.

Pasalnya, Carmi, TKW di Arab Saudi akhirnya ditemukan usai menghilang selama 31 tahun dan tak bisa dihubungi oleh pihak keluarga.

Selama menghilang, TKW yang sudah 31 tahun bekerja di Arab Saudi itu bahkan lupa berbahasa Indonesia.

Kisah sedih itu dialami oleh keluarga Ilyas (85) dan Warniah (75), orang tua Carmi yang mengaku kehilangan sang putri sulung 31 tahun lamanya.

• Suami Gigit Leher Istri hingga Tewas Bersimbah Darah, Pelaku Kabur Lewat Rawa, Bagai Vampire

• Perempuan Ini Mendengar Anaknya Azan di Tengah Kobaran Api, Begini Kisahnya

Melansir dari laman Kompas.com, keluarga Ilyas yang tinggal di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon merasa bersyukur usai mendengar keberadaan Carmi.

Pasalnya, Carmi sudah bekerja di Riyadh, Arab Saudi sejak tahun 1988 atau 31 tahun silam.

Carmi langsung bekerja menjadi TKW usai lulus sekolah dasar dengan usia sekitar 13 tahun saat itu.

Namun, untuk memenuhi syarat administrasi, Carmi menuakan umur.

Carmi nekat bekerja menjadi TKW di Arab Saudi lantaran ingin mengubah nasib keluarga.

Semula ia sempat dilarang oleh kedua orang tuanya tetapi tekat ingin membantu biaya sekolah adik-adiknya yang sudah bulat membuat Carmimeninggalkan keluarga untuk mengadu nasib.

Namun, apa boleh dikata, nasib mujur belum berpihak padanya.

Meski sempat berkirim surat, Carmi belum sekalipun mengirimkan uang untuk keluarga dan justru menghilang di tahun 1995.

• Petani Mampu Bobol ATM dengan Saldo Rp 129 Juta, Ternyata Uangnya Dipakai Beli ini

• FAKTA Kuntilanak? Penampakan di Rumah Raffi Ahmad, Sosok Rambut Panjang Baju Putih Berdiri di Cermin

Ditahun yang sama keluarganya melapor kepada BNP2TKI dan KBRI untuk mempertanyakan keberadaan anggota keluarganya itu.

Kini, usai 31 tahun berlalu tangis bahagia pecah saat Ilyas dan keluarganya mendapat kabar bahagia tentang keberadaan Carmi dari Sadullah, petugas KBRI Riyadh.

Pada Senin (5/8/2019), Sadullah mengabarkan rumah majikan Carmi sudah berhasil ditemukan tetapi belum bisa memulangkannya ke Indonesia.

“Sadullah dan petugas KBRI butuh waktu untuk melakukan pendekatan dengan majikan Carmi. Sehingga, tidak bisa langsung dijemput dan dibawa pulang,” kata Sofiyudin, kepada Kompas.com, Senin (2/9/2019).

Sadullah kembali mengabarkan, Carmi sudah diamankan di kantor KBRI Riyadh pada Rabu (28/8/2019) dan sedang menjalani proses pemulihan.

Pasalnya, Carmi mulai kehilangan ingatan terkait latar belakang keluarga di Indonesia.

Bahkan, ia kesulitan berbahasa Indonesia terlebih bahasa Cirebon.

Carmi hanya bisa mengingat satu persatu nama keluarganya.

• Instagram Bomber Persija Jakarta Bruno Matos Malah Diserbu Bonek Kabar Merapat ke Persebaya Surabaya

• Begini Hitung-hitungan Persib Bandung untuk Jadi Juara Liga 1 2019, Beda 21 Poin Bali United

Ilyas (ayah Carmi) sebelumnya sempat meminta Sadullah untuk memperlihatkan tanda lahir untuk memastikan bahwa itu benar-benar anak kandungnya yang sudah 31 tahun tidak bertemu.

“Baka beli percaya, sikile todokaken. Ditodokakek iya bener. Pada gemuyu kabeh. Iya ana lima jerijie, tapi sijie cilik. Tanda lahire kue. Pada bae ning kene, ning eti. (Kalau tidak percaya tunjukan kakinya. Setelah ditunjukan benar. Pada tertawa semua. Iya, jari jemarinya ada lima, tapi satunya pendek. Tanda lahirnya Carmi. Sama seperti di sini, sama Eti),” kata Ilyas, yang sulit berbahasa Indonesia kepada Kompas.com.

Ilyas berharap, Carmi segera bisa dibawa pulang ke tanah air dan kembali berkumpul bersama keluarganya.

Sebelumnya, kabar bahagia penemuan Carmi, TKW Arab Saudi yang sudah 31 tahun tidak pulang ke tanah air juga dikabarkan lewat akun Instagram @kbri_riyadh, pada (28/8/2019) lalu.

Dalam kolom keterangan, KBRI Riyadh menceritakan proses panjang untuk menemukan Carmi yang sudah 31 tahun tak bertemu keluarganya.

"31th hilang kabar, KBRI Riyadh berhasil temukan Carmi binti Ilyas.

Pada bulan Juli 2019 informasi ini diterima oleh Atase Tenaga Kerja KBRI Riyadh dan langsung melakukan pendekatan ke pemerintah Arab Saudi dalam hal ini pihak Kepolisian Arab Saudi," tulis @kbri_riyadh.

Akhirnya pihak KBRI berhasil menemukan Cermi yang berada 400km dari Riyadh.

"Alhamdulillah, atas upaya intensif KBRI Riyadh, pada bulan Agustus 2019 keberadaan Carmi terlacak berada di desa Al Amar, Propinsi Gaseem yang berjarak sekitar 400km dari Riyadh," imbuh @kbri_riyadh.

Tim Perlindungan Warga KBRI Riyadh lantas melakukan pendekatan kepada majikannya dan akhirnya Carmi bisa kembali ke Tanah Air.

"Saat ini Carmi berada dalam perawatan KBRI Riyadh untuk dilakukan pemulihan kondisi psikologisnya yang telah berpuluh tahun tidak mengenali lagi latar belakang diri dan keluarganya di Indonesia," tulis @kbri_riyadh.

Pihak KBRI juga akan berupaya untuk meminta hak Carmi yang sudah 31 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sana.

"Secara parallel KBRI Riyadh juga akan berunding dengan majikannya untuk meminta hak gaji Carmi yang belum dibayarkan selama 31 tahun. KBRI Riyadh akan memulangkan Carmi ke Indonesia segera setelah semua hak-haknya telah dipenuhi oleh majikannya.
@kemlu_ri @kemnaker @bnp2tkipusat," pungkas @kbri_riyadh. (*)

Berita Terkini