Kopdit Swasti Sari Hadirkan Mesin ATM di Oesao

Penulis: Edy Hayong
Editor: Hermina Pello
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekda Kabupaten Kupang meresmikan ATM milik Kopdit Swasti Sari di Oesao, Jumat (22/11/2019)

POS-KUPANG.COM | OELAMASI - Manajemen Koperasi Kredit (Kopdit) Swasti Sari Kupang, dari waktu ke waktu terus meningkatkan sistem pelayanan kepada nasabah.

"Salah satu terobosan yang dilakukan adalah dengan menghadirkan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Setelah sukses dilaunching di Cabang Kota Kupang di dua lokasi, maka saat ini dilaunching ATM ketiga di Cabang Oesao dan menyusul di Cabang Kefamenanu, TTU," ujar General Manager Kopdit Swasti Sari Kupang, Yohanes Sason Helan, A.Md di sela-sela peresmian penggunaan ATM Kopdit Swasti Sari Cabang Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Jumat (22/11/2019).

Peresmian ATM ini dilakukan Sekda Kupang, Ir. Obet Laha disaksikan ratusan nasabah dan undangan lainnya.

Yohanes mengtakan, launching ATM Kopdit Swasti Sari Cabang Oesao ini merupakan mesin ATM ketiga yang sebelumnya dua di Cabang Kupang Kota.

Usai meresmikan ATM Kopdit Swasti Sari, dilanjutkan dengan foto bersama (POS-KUPANG.COM/EDY HAYONG)

"Ini sesuai dengan rencana kerja tahun anggaran 2019. Rencana lanjutannya akan dilaunching di Cabang Kefamenanu, TTU dalam waktu dekat. Sesuai agenda di 2019 memang di dua lokasi ini akan diresmikan mesin ATM-nya," jelas Yohanes.

Alasan mendasar dihadirkan ATM, lanjut Yohanes, karena animo anggota cukup tinggi.

"Menempatkan mesin ATM itu terstandar dan tidak asal gaya. Dasarnya dari aset minimal Rp 75 miliar sedangkan di Cabang Oesao aset sudah mencapai Rp 105 miliar lebih," ungkapnya.

Hanya Tiga Pedagang di Wisata Kuliner Felaleo

Kota Nyonya Sumber Air Bersih Saat Kemarau

Menurutnya, standar anggota lainnya adalah jumlah anggota minimal 7.500 orang sementara jumlah anggota di Oesao sudah mencapai 12.200 lebih.

"Ini sudah sesuai OSP dan sistem yang ada di lembaga ini dikaji secara matang di akhir tahun buku 2018. Nanti di akhir 2019 dikaji lagi untuk perencanaan di 2020," ujarnya.

Menurut Yohanes, hadir mesin ATM ini karena nasabah sudah sangat memahami pola manajemen lembaga ini.

Dia mencontohkan di Kota Kupang, nasabah menarik uangnya rata-rata diluar jam kerja biasa diatas Rp 1 miliar untuk dua ATM.

"Animo ini menunjukan anggota punya kesadaran untuk menyimpan uangnya sampai ratusan juta menandakan mereka memahami lembaga ini. Kita ATM sendiri tidak terkoneksi dengan ATM Bersama," ujarnya.

Dia mengakui beban satu mesin ATM Rp 90 juta menggunakan sistem sewa pakai dan setiap 3-4 tahun diperbaharui lagi.

"Juga beban internet untuk jaringan telekomunikasi rata-rata Rp 2 juta/bulan. Sehingga beban mesin ATM yang ada diperkirakan Rp 114 juta/tahun. Sistem keamanan terjaga karena ada security untuk 1x24 jam. Kami menjaga pelayanan, jadi sudah kosong segera diisi. Terkoneksi secara online langsung terbaca tunai berapa penarikan berapa oleh nasabah," kata Yohanes.

Kehadiran Kopdit ini, demikian Yohanes, bersinergi juga dengan pemerintah karena memiliki tujuan yang sama yakni untuk kesejahteraan masyarakat. Pemerintah tidak sendiri melainkan ada partisipasi atau relasi yang sama untuk pengembangan ekonomi.

Halaman
12

Berita Terkini