Ini Orang Pertama yang Menemukan Yuliana Kosat Dalam Kondisi Tak Bernyawa di Desa Nibaaf TTU

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yuliana Kosat saat ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Desa Nibaaf, Selasa (8/10/2019)

Ini orang pertama yang menemukan Yuliana Kosat dalam kondisi Tak Bernyawa di Desa Nibaaf TTU

POS-KUPANG.COM | KEFAMENANU - Ini orang pertama yang menemukan Yuliana Kosat dalam kondisi Tak Bernyawa di Desa Nibaaf TTU.

Yuliana Kosat, warga Desa Nibaaf, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara ( TTU) ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Selasa (8/10/2019).

Ibu dua orang anak tersebut ditemukan sudah tak bernyawa lagi oleh saudara kandungnya yang bernama Hendrikus Kosat dan istrinya Yanti Abi.

BREAKING NEWS: Siswi SMP Dicabuli Siswa SMA di Bawah Jembatan Petuk 2 Kupang

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini menyebutkan bahwa sekitra pukul 05:00 Wita, Hendrikus Kosat bersama istrinya bangun tidur. Keduanya mendengar seorang anak menangis di sebuah rumah yang berada persis di sebelah rumahnya.

Hendrikus lalu memanggil korban dari rumahnya, namun korban tidak menjawab. Karena korban tidak menjawab, akhirnya Hendrikus memutuskan untuk melihat anak yang sementara menangis itu.

Sampainya di TKP Hendrikus memanggil korban dengan sapaan ana (korban biasa disapa sehari hari). Hendrikus mengetuk pintu rumah korban, namun korban tidak membuka pintu.

Pemda Nagekeo - Cheetham Flores Indonesia Teken MoU Investasi Pengelolaan Lahan Garam Industri

Karena pintu tak kunjung di buka, Hendrikus membuka paksa jendela rumah korban. Ia langsung masuk dan mengendong seorang anak yang sementara menangis.

Sementara itu, istrinya Yanti mendorong pintu rumah korban bagian belakang sampai terbuka dan masuk ke dalam rumah. Ia kemudian meminta sang istri untuk memeriksa korban ditempat tidurnya.

Setelah memeriksa, istrinya menemukan korban sementara tidur ditempat tidur dalam keadaan kaku. Setelah diliat secara saksama ternyata korban sudah meninggal dunia dengan posisi tidur dan sementara menggenggam minyak kayu putih cap caplang.

Melihat korban sudah tak bernyawah, Hendrikus dan istrinya langsung menghubungi keluarga, tetangga, serta aparat desa setempat.

Keduanya juga langsung melaporkan kejadian tersebut ke Babinkamtibmas Desa Nibaaf dan laporan itu diteruskan ke pihak kepolisian di Polsek Noemuti.

Berdasarkan informasi bahwa, korban selama ini tinggal sendirian bersama seorang cucu perempuan yang berumur dua tahun. Selama ini, korban ditinggalkan oleh suami selama dua bulan, karena suami bekerja di gudang asam di Desa Fatumuti, sementara kedua anak korban bekerja di Mena dan Atambua

Sementara itu, berdasarkan keterangan dari suami korban yang dibenarkan oleh anak-anak dan keluarga besar, bahwa korban selama ini menderita penyakit tekanan darah tinggi, jantung, sakit kepala, dan strok ringan.

Menurut sang suami, korban pernah dibawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan dokter, ada beberapa larangan makanan yang harus di hindari oleh korban seperti, garam, daging, makanan manis-manis, dan alkohol. Namun korban tidak pernah mengikuti larangan tersebut.

Kemungkinan besar, korban meninggal dunia karena diduga penyakit jantungnya kumat dan terlambat mendapat pertolongan medis. Sementara itu, keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi luar dan dalam, karena mereka mengiklaskan kepergian korban, dengan membuat surat pernyataan penolakan otopsi. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi)

Berita Terkini