2. Puasa
Berpuasa seringkali disepelekan dan bisa berdampak sangat buruk terhadap kelancaran pembedahan apabila tidak ditaati.
Pasien sebaiknya mematuhi anjuran puasa makanan dan minuman.
Apabila pasien dibantu untuk tertidur (prosedur anestesi) dalam pembedahan, penyerapan makanan dan minuman pada lambung akan berlangsung pasif, bisa saja termuntahkan selama prosedur, masuk ke dalam paru-paru, menyebabkan tersumbatnya napas dan infeksi paru-paru.
• Sampah yang Menumpuk di Lingkar Luar, Desa Oinlasi Bersumber dari Warga Kota SoE
Pastikan Anda mengetahui berapa lama puasa yang diperlukan menjelang operasi.
3. Penyakit lain
Sampaikan pada tenaga medis apabila Anda memiliki penyakit seperti asma, diabetes mellitus, sakit jantung, epilepsy, maag, dan lainnya, dan sedang mengkonsumsi obat-obatan tersebut.
Dokter akan menyesuaikan tindakan, obat-obatan, dan memberitahu instruksi mengenai cara konsumsi obat serta dosisnya menjelang operasi. Informasikan juga bila Anda sedang hamil.
Dokter akan selalu mempertimbangkan tindakan bius maupun bedah untuk setiap kondisi Anda.
4. Hal lain sebelum operasi
Sampaikan seluruh keluhan, seperti batuk pilek yang semakin parah, mual, muntah maupun demam yang Anda rasakan sebelum operasi kepada tenaga medis.
5. Kesadaran selama operasi
Pada anestesi lokal dan regional, pasien tetap tersadar selama operasi.
• Balon Bupati Manggarai Barat Maria Geong Pilih Wakil dari Dapil Satu, Ada Tiga Nama, Siapa Saja?
Sampaikan kepada tenaga medis anestesi bila Anda menghendaki untuk tidur.
6. Pasca pembiusan
Pasien dapat kembali ke bangsal perawatan setelah operasi, ataupun bangsal lain yang disesuaikan (ICU) ataupun pulang.
Pastikan hal-hal yang harus diperhatikan selama dirawat di bangsal maupun perawatan di rumah.
7. Risiko pasca operasi
Keluhan mual muntah, nyeri tenggorokan, luka area mulut pada prosedur anestesi umum dengan pipa bantuan napas, mungkin saja Anda alami.
• VIDEO: Ribuan Massa Antar Stefanus Bria Seran Mendaftar di Gerindra. Ini Videonya
Ataupun lebam pada bekas suntikan, nyeri punggung, nyeri kepala yang sifatnya sementara.
Keluhan bisa Anda sampaikan kepada petugas medis untuk mendapatkan obat pereda nyeri, dan tatalaksana lanjutan bila diperlukan.
Kendati telah direncanakan dengan matang dan sesuai standar, perlu ditegaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sekecil apapun tindakan medis, tentunya tidak ada yang tidak mengandung risiko.
Oleh karena itu, dokter akan memberikan informed consent, memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang hal-hal yang krusial untuk diketahui. (*)