POS-KUPANG.COM|KUPANG - Seluruh tindakan medis, tentunya tidak terlepas dari bermacam efek samping, baik dengan risiko minimal, hingga yang mengancam nyawa.
Prosedur pembedahan, sama halnya dengan prosedur bius atau anestesi, juga tidak lepas dari risiko medis.
Sayangnya, tindakan anestesi tidak terlalu diperhatikan oleh pasien.
• Suami Berang dan Lakuan Hal Ini Terhadap Perawat Rumah Sakit Karena Zinahi Jenasah Istrinya
Tujuan dokter memberikan anestesi adalah agar Anda merasa santai selama prosedur operasi, meminimalisasi rasa nyeri, dan memberikan rasa kantuk sehingga Anda terlelap tidur, dan tidak menyadari operasi yang dilakukan.
Sebelum operasi, dokter anestesi akan melakukan pemeriksaan kepada pasien, apakah pasien layak dan siap untuk dioperasi atau tidak.
Dokter dibantu perawat akan menanyakan riwayat operasi sebelumnya, alergi obat, alergi makanan, riwayat sistem organ, evaluasi saluran napas dan melakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium maupun foto rontgen.
Terdapat beberapa hal terkait prosedur sebelum tindakan pembiusan yang sebaiknya Anda pahami:
1. Teknik anestesi yang digunakan
Secara umum terdapat 3 jenis teknik anestesi, yaitu anestesi lokal, regional dan anestesi umum.
• Terlalu Banyak Makan Daging Berisiko Merusak Kesehatan Usus
Perbedaan besarnya terdapat pada penggunaan obat anestesi dan kesadaran pasien ketika operasi dilakukan, yang juga berpengaruh ke fase pasca operasi.
Anestesi lokal ditujukan untuk operasi daerah kecil yang membuat area yang akan dioperasi mati rasa, namun pasien tetap sadar dan terjaga selama prosedur bedah.
Anestesi regional, biasanya ditujukan saat melahirkan, yaitu anestesi epidural.
Pembiusan dilakukan dengan suntik pada bagian dekat sumsum tulang belakang dan saraf-saraf sekitarnya.
Suntikan ini akan menghilangkan nyeri pada daerah pinggul, perut atau kaki.
• Terkait Virus African Swine Fever, DPRD NTT Minta Pemprov Perketat Pengawasan di Perbatasan
Yang ketiga, yaitu anestesi yang membuat Anda tidak sadar dan tidak ingat apapun selama prosedur bedah berlangsung, yang disebut anestesi umum atau bius total.
Pemberian ketiganya tentu tidak kepada sembarang pasien. Seluruhnya tergantung pada riwayat serta kondisi kesehatan Anda, jenis operasinya, serta hasil pemeriksaan darah dan rekam jantung (elektrokardiogram/EKG).
2. Puasa
Berpuasa seringkali disepelekan dan bisa berdampak sangat buruk terhadap kelancaran pembedahan apabila tidak ditaati.
Pasien sebaiknya mematuhi anjuran puasa makanan dan minuman.
Apabila pasien dibantu untuk tertidur (prosedur anestesi) dalam pembedahan, penyerapan makanan dan minuman pada lambung akan berlangsung pasif, bisa saja termuntahkan selama prosedur, masuk ke dalam paru-paru, menyebabkan tersumbatnya napas dan infeksi paru-paru.
• Sampah yang Menumpuk di Lingkar Luar, Desa Oinlasi Bersumber dari Warga Kota SoE
Pastikan Anda mengetahui berapa lama puasa yang diperlukan menjelang operasi.
3. Penyakit lain
Sampaikan pada tenaga medis apabila Anda memiliki penyakit seperti asma, diabetes mellitus, sakit jantung, epilepsy, maag, dan lainnya, dan sedang mengkonsumsi obat-obatan tersebut.
Dokter akan menyesuaikan tindakan, obat-obatan, dan memberitahu instruksi mengenai cara konsumsi obat serta dosisnya menjelang operasi. Informasikan juga bila Anda sedang hamil.
Dokter akan selalu mempertimbangkan tindakan bius maupun bedah untuk setiap kondisi Anda.
4. Hal lain sebelum operasi
Sampaikan seluruh keluhan, seperti batuk pilek yang semakin parah, mual, muntah maupun demam yang Anda rasakan sebelum operasi kepada tenaga medis.
5. Kesadaran selama operasi
Pada anestesi lokal dan regional, pasien tetap tersadar selama operasi.
• Balon Bupati Manggarai Barat Maria Geong Pilih Wakil dari Dapil Satu, Ada Tiga Nama, Siapa Saja?
Sampaikan kepada tenaga medis anestesi bila Anda menghendaki untuk tidur.
6. Pasca pembiusan
Pasien dapat kembali ke bangsal perawatan setelah operasi, ataupun bangsal lain yang disesuaikan (ICU) ataupun pulang.
Pastikan hal-hal yang harus diperhatikan selama dirawat di bangsal maupun perawatan di rumah.
7. Risiko pasca operasi
Keluhan mual muntah, nyeri tenggorokan, luka area mulut pada prosedur anestesi umum dengan pipa bantuan napas, mungkin saja Anda alami.
• VIDEO: Ribuan Massa Antar Stefanus Bria Seran Mendaftar di Gerindra. Ini Videonya
Ataupun lebam pada bekas suntikan, nyeri punggung, nyeri kepala yang sifatnya sementara.
Keluhan bisa Anda sampaikan kepada petugas medis untuk mendapatkan obat pereda nyeri, dan tatalaksana lanjutan bila diperlukan.
Kendati telah direncanakan dengan matang dan sesuai standar, perlu ditegaskan kepada pasien dan keluarga bahwa sekecil apapun tindakan medis, tentunya tidak ada yang tidak mengandung risiko.
Oleh karena itu, dokter akan memberikan informed consent, memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang hal-hal yang krusial untuk diketahui. (*)