Kemudian, Ustadz Addul Somad ( UAS ) pun menjelaskan beberapa bagian yang ada di trailer Film The Santri tersebut.
"Saya tak nonton Film ini sampai habis, baru menengok trailernya aja. Tapi di dalamnya itu yang bisa saya komentari pertama, masuk ke rumah ibadah," kata Ustadz Addul Somad ( UAS ).
Kemudian Ustadz Addul Somad ( UAS ) pun menjelaskan soal hukum masuk ke rumah ibadah agama lain dengan mencontohkan Nabi Muhammad SAW.
Kemudian Ustadz Addul Somad ( UAS ) juga menyorot adegan di mana santri dan santriwati saling berpandangan.
"Dua, tentang masalah laki-laki perempuan berduaan tak mahrom pandang-pandangan, oleh sebab itu maka kita jaga anak cucu kita dari perbuatan-perbuatan maksiat," kata UAS.
Namun, Ustadz Addul Somad ( UAS ) tak mau membahas lebih lanjut soal Film The Santri tersebut secara lebih mendalam.
"Bahwa ada misi-misi sesuatu di balik ini semua, Wallahua'lam bis shawab, kita akan diminta tanggung jawab di hadapan Allah SWT," kata ( UAS ).
Lebih lanjut Ustadz Addul Somad ( UAS ) juga menjelaskan kalau Islam adalah agama yang penuh toleransi.
"Islam tak perlu diajari bagaimana berinteraksi sosial dengan saudara kita non muslim, karena kita sudah lama bertetangga," jelas Ustadz Addul Somad ( UAS ).
Lalu Ustadz Abdul Somad ( UAS ) kemudian memberikan penjelasan begini:
Kita semuanya bisa menerima siapapun yang datang,
semua bertetangga, berkawan, bersahabat,
tapi kalau sudah dalam masalah ibadah, ritual, tak ada tawar menawar,
Wala antum 'abiduuna ma a'bud Wala ana 'abidun ma 'abattum Wala antum 'abiduuna ma a'bud Lakum diinukum waliya diin
(aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku).
Menurut Ustadz Addul Somad ( UAS ), saat ini banyak yang tak bisa membedakan mana toleransi mana telor asin.
"Harus bisa dibedakan, jangan karena toleransi mengorbankan keyakinan, akidah anak-anak kita, nauzdubillah. Dan orang-orang yang pernah di pesantren pun, ketika menonton itu 'ini bukan anak pesantren' anak pesantren tak begitu," tutupnya ( UAS ).
Bagaimana pendapat ulama lainnya? Berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad:
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Pontianak