Namun, karena ada kesalahan koordinasi membuat karyanya terlambat untuk di rilis.
"Harusnya April. Cuman ada miskomunikasi jadinya baru jadi belum lama ini," ungkapnya.
Tetapi, Ully dibuat kecewa oleh Ifan Seventeen.
Kolase foto Ifan Seventeen, Juliana Moechtar. (Instagram @ifanseventeen, @julianamoechtar)
Ia mengatakan bahwa bekas suami Dylan Sahara itu membatalkan kerjasama untuk berkolaborasi.
Padahal karya lagu sudah jadi dan siap dipublikasikan.
"Sebenernya yang aku rasain di sini kekecewaan. Kecewa banget. Aku buka-bukaan di sini, duet ini bisa berjalan karena memang kemauan kak Ifan buat bantuin aku," ucapnya.
"Karena Ifan ngomong kalau kolaborasi ini mau membantu untuk kelangsungan hidup anak-anak yatim, termasuk anak-anak dari para personil Seventeen yang meninggal," lanjutnya.
Karena dibatalkan ditengah jalan, bekas finalis Puteri Indonesia 2010 itu mengaku mengajak berbicara Ifan dari hati ke hati, untuk menyelesaikan semua persoalan ini.
• Hasil Liga 1 - Posisi Persib Bandung Makin Sulit Setelah Kalah 0-1 dari Barito Putera Minggu (4/8)
• WALHI NTT Dukung Niat Gubernur NTT Tertibkan Kawasan Pesisir Teluk Kupang
Sebab, hampir batalnya project single 'Hun' itu karena Ifan tidak terima digosipkan memacari Ully, yang merupakan bekas istri sahabatnya sendiri.
"Aku ajak ngobrol ke Kak Ifan yang mau bantuin aku kenapa tiba-tiba seperti ini. Terakhir kita sampai putus komunikasi gara-gara gosip pacaran ini. Aku sampai angkat tangan dan memohon kepada dia. Tapi alhamdulillah diteruskan," katanya.
Namun, lanjut Ully, berjalannya waktu hingga lagu itu di rillis rupanya tidak berjalan dengan mulus. Tingkah Ifan membuat Ully sangat kecewa.
Baca: Momen Ivan Gunawan Nyatakan Cinta ke Ayu Ting Ting dan Cium Eks Enji Baskoro, Nasib Shaher Sheikh?
"Pembuatan video dan pengambilan foto aja susah banget. Sampai akhirnya aku hanya minta tolong, kalau Kak Ifan tidak mau ikut manggung, tolong publikasikan," ujar Juliana Mochtar.
Tsunami dan Duka Seventeen
Diberitakan sebelumnya, gelombang tinggi menerjang pesisir Serang dan menyebabkan sejumlah kerusakan di wilayah Selat Sunda, seperti Lampung Anyer, dan Banten akhri tahun 2018.