Paulus mengatakan, dengan pembangunan TBI Motamasin maka ke depannya daerah itu semakin maju dan banyak terserap tenaga kerja baik saat proses pembangunan maupun setelah proyek selesai.
"Anggaran begitu besar jangan ditolak bawah ke sini karena nanti ada dampak untuk kita. Kalau pun bukan kita yang rasakan tapi anak-anak dan cucu kita yang rasakan nanti," tutur Paulus.
Menurut Paulus, lokasi TBI berada di Dusun Metamauk sehingga masyarakat Metamauk yang pertama mendapatkan dampaknya. Dusun itu didiami 65 kepala keluarga.
• BREAKING NEWS : Kakek 81 Tahun Ditemukan Tak Bernyawah di Tepi Kali Boen Kabupaten TTU
Warga Metamauk lainnya, Benyamin Tefa juga mendukung proyek pembangunan TBI Motamasin. "Wilayah Motamasin yang dulu dengan sekarang sangat jauh berbeda. Dulu sebelum adanya PLBN, Motamasin sangat sepih, rumah-rumah pendududuk tidak terlalu banyak," kata Benyamin.
Pengusaha Antusias
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi NTT, Arthur Lay menyambut positif dan mendukung dibangunnya terminal barang internasional di Motaain, Motamasin dan Wini.
Ketika terminal tersebut dibangun dan berfungsi maka akan ada akses baru yang dibuka. Mulai dari lapangan pekerjaan, perkembangan sektor pariwisata, perhotelan dan lainnya.
"Setelah kita membangun, kita menyambut positif. Tetapi pertanyaannya ialah bagaimana kita mempersiapkan sektor ini? Bagaimana suport daripada pemerintah untuk mengembangkan? Jangan sampai kita hanya sekedar membangun terminal internasional tetapi konsep ke depan belum cermat. Bahwa kalau hari ini dibangun maka darimana, kemana, lalu tujuannya ke siapa saja, ada usaha apa yang bertumbuh, berapa banyak pendapatan yang akan berkembang, itulah yang harus dipikirkan dan menjadi PR (pekerjaan rumah) bersama," tandas Arthur saat dihubungi Minggu (7/7/2019).
• Renungan Harian Kristen Jumat 12 Juli 2019 Jangan Turut Menghakimi Seseorang Menurut Kata Orang!
Menurut Arthur, agar terminal tersebut dapat berjalan kontinyu dan komoditi dari NTT bisa mengisi peti kemas dari Surabaya maka pemerintah dan pengusaha harus duduk bersama membahas skema khusus terkait hal ini.
"Dari pulau Timor memiliki hasil yang baik, bukan peti kemasnya kosong. Kalau mau melihat dan cermati sudah ada akses peti kemas. Memang hasilnya belum banyak sehingga harus coba berpikir bersama bukan hanya material yang dipikirkan untuk dikirim tetapi seharusnya sudah terproduksi atau sudah sedikit siap," kata Arthur.
Arthur mengatakan ada skema khusus atau intervensi (stimulus) dari pemerintah sehingga pengusaha mampu, tidak hanya menjadi suplier tapi bisa membangun produksi.
• VIDEO: Taman Nasional Komodo Dijadikan Destinasi Premium. Ini Kata Presiden Jokowi
"Contohnya kita kirim kopra maka sebenarnya kopra sudah ada produksi misalnya minyak. Sedangkan kalau kelapa harusnya diproduksi bukan hanya kirim gelondongan. Masyarakat lebih banyak mengirim gelondongan karena kebutuhan pasar. Masyarakat kecil membutuhkan uang yang cepat," tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Arthur, pengusaha-pengusaha lokal harus mengambil peran itu. Para pengusaha diberikan stimulus dan skema sehingga memproduksi kopra dan dipastikan diterima oleh pengusaha lokal berapa pun jumlahnya.
Setelah memproduksi, kata Arthur, maka akan ada lapangan pekerjaan yang dibuka dan dengan sendirinya pendapatan daerah bertambah.
• SIMAK YUK:Demi Membayar Kontrakan dan Baju Sekolah Anak, Warga ini Nekat Jadi Kurir Sabu
Ia menyebutkan contoh lainnya buah kelapa. Menurutnya, sabutnya bisa dipakai untuk jok, kasur, dan lainnya. Cangkang kelapanya bisa dibuat menjadi arang dan isi di dalamnya bisa menjadi kopra.