Bak Kandang Ternak, Begini Potret Gedung SD Paralel Mbinu Dita Sumba Timur

Penulis: Robert Ropo
Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bangunan darutat yang dibangun atas inisiatif orang tua dan masyarakat.

Bak Kandang Ternak, Begini Potret Gedung SD Paralel Mbinu Dita Sumba Timur 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM | WAINGAPU- Bangunan gedung sekolah dasar (SD) Pararel Mbinu Dita di Desa Mbinu Dita, Kecamatan Ngaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur, Propinsi NTT, Negara Republik Indonesia untuk tempat kegiatan belajar mengajar  memprihatikan.

Ruang untuk proses belajar mengajar para siswa dan guru itu seperti 'kandang' ternak.

Bangunan sekolah yang terletak di puncak bukit padang savana, Desa Mbinu Dita atau sekitar 60 Kilometer (Km) lebih arah barat Kota Waingapu, pusat Ibu Kota Kabupaten Sumba Timur masih terbuat dari bambu.

Bangunan dengan luas sekitar 4x6 meter persegi terbuat dari atap seng, dinding palupu bambu yang mulai berlubang dimakan rayap, tanpa jendela, dan lantai tanah dengan kondisi terlihat debu yang cukup tebal.

Di dalam ruangan kelas pada bangunan itu, terisi sekitar belasan meja dari papan kayu, dan sekitar 20 lebih kursi kayu.

Ruang kelas yang dipakai para siswa di SD Mbinu Dita belajar (POS-KUPANG.COM/ ROBERT ROPO)

Di TTU Ada 10 Sekolah yang Masih Darurat

Di dinding palupu yang berlobang itu digantung sejumlah gambar pahlawan, tulisan-tulisan motivasi, papan tulis dari tripleks yang mulai lapuk, dan sejumlah gambar dan tulisan lain.

Pintu pada bangunan itu terbuat dari papan kayu dan bilah bambu yang berlubang-lubang yang kondisinya mulai lapuk.

Jarak sekitar 30 meter sebelah utara dari bangunan itu, terdapat sebuah bangunan darurat .  Bangunan itu, berukuran sekitar 8x5 meter.

Bangunan itu terbuat dari atap alang-alang yang sudah mulai berlobang-lobang bekas alang-alang tertiup angin, dinding dari palupu bambu yang berlubang-lubang, tanpa jendela dan lantainya hanya beralaskan tanah.

Di area sekeliling bangunan darurat itu, dihiasi rumput padang ilalang yang mulai mengering. Bangunan itu juga rupanya belum ditempati para siswa dan guru untuk proses belajar mengajar.

Wabup Marinus Sebut Ada Sekolah yang Fasilitasnya Masih Terbatas

Orang tua murid sekaligus Tokoh masyarakat Desa Mbinu Dita Apryanto Hangga (39) ketika ditemui POS-KUPANG. COM di lokasi sekolah itu, Jumat (5/7/2019) mengatakan, SD paralel Mbinu Dita merupakan mekar dari tiga sekolah Induk yakni dari SDN Waitama, Desa Tandulajangga, SDN Praipaha di Desa Praipaha, dan SD Maradadita.

Apryanto mengatakan, sekolah itu dimekarkan dari tiga sekolah induk karena jarak yang para siswa khususnya kelas 1 dan 2 sangat jauh. Jarak yang harus ditempuh sekitar  5 sampai 6 Kilometer.

Kondisi tersebut, kata Apryanto, menyebabkan banyak anak di desa Mbinu Dita tidak melanjutkan sekolah ke kelas lebih tinggi. "Jarak yang jauh membuat anak-anak terutama kelas awal jarang masuk sekolah Karena kelelahan. Akibatnya banyak anak tahan kelas," katanya.

Bangunan darutat yang dibangun atas inisiatif orang tua dan masyarakat. (POS-KUPANG.COM/ ROBERT ROPO)
Halaman
12

Berita Terkini