Baca tanpa iklan
Nama Pablo Benua pertama kali menghebohkan pemberitaan saat menjadi calon suami Rey Utami.
Ketemu di Tinder, Pablo Benua langsung menikahi Rey Utami setelah 7 hari berkenalan.
Mengutip pemberitaan Suar.ID, Pablo Benua menghadiahi Rey Utami mobil Honda H-RV pada hari kedua perkenalan, dan jam tangan Rolex Rp 4 miliar di hari ketiga.
Rey Utami dan Pablo Benua kemudian menikah sekitar tahun 2016 lalu.
• Pelatih Persib Perhitungkan Tekanan Publik Bonek Mania Jelang Maung Bandung vs Persebaya Surabaya
2. Mantan Anggota DPRD Sumatera Utara
Mengutip pemberitaan Nova.ID, Pablo Benua diketahui pernah menjadi anggota DPRD Sumatera Utara pada tahun 2009-2014.
Karier politiknya tak berhenti sampai di situ.
Ia juga sempat jadi bakal calon Walikota Medan tahun 2015-2020.
Namun, tak diketahui sebabnya, Pablo Benua akhirnya mengundurkan diri.
3. Tajir melintir, bisnis menggurita
Tajir melintir, kekayaan Pablo Benua salah satunya adalah sederet mobil mewah dari Lamborghini, Mini Cooper, sampai Ferrari.
Ia juga kerap memamerkan jam tangan mewah dalam postingannya di Instagram.
Bisnisnya pun juga bergelut di bidang otomotif.
Saat ditemui Nova.ID, Rey Utami mengatakan bahwa Pablo Benua "bisnisnya automotif credit company gitu."
Tahun 2010, Pablo Benua mendirikan IBis Credit Company yang bergerak dalam usaha program pembelian kendaraan roda 2 dan roda 4 dengan sistem Hak Guna Pakai.
Ada juga bisnis properti yakni Aria LTD, dan distributor minuman.
4. Pernah terjerat kasus penipuan
Dalam pemberitaan yang dirilis oleh TribunStyle, Pablo Benua diketahui pernah terlibat kasus penipuan pada tahun 2017 lalu.
Pablo Benua dilaporkan atas dugaan penipuan, pemalsuan dokumen, dan pencucian uang.
Pablo Benua dilaporkan oleh 4 investornya ke pihak yang berwajib.
5. Pemalsuan nama?
Pablo Benua diketahui memiliki nama lengkap Pablo Putera Benua.'
Namun, Pablo Benua disinyalir menyembunyikan nama aslinya.
Setelah dilakukan investigasi, rupanya Pablo Putra Benua adalah nama samaran pria kelahiran 8 Agustus 1980 tersebut.
Nama aslinya diduga adalah Frederick Anggasastra. (*)