‘Barangsiapa yang khawatir tidak bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia me-lakukan shalat Witir pada awal malam.
Dan barangsiapa yang bersikeras untuk bangun pada akhir malam, maka hendaklah dia me-lakukan shalat Witir pada akhir malam, karena shalat di akhir malam itu disaksikan (oleh para Malaikat), dan hal itu adalah lebih utama.'”
Di samping itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun sering me-lakukannya di akhir malam.
Disebutkan dalam dua kitab Shahih dan yang lainnya beberapa hadits dari sejumlah Sahabat yang menjelaskan bahwa beliau melakukan Sholat Witir di akhir malam
bahkan pada sebagian hadits tersebut dijelaskan tentang perintah menjadikan shalat Witirsebagai akhir dari shalat malam.
Tidak hanya seorang yang mengatakan bahwa pendapat ini adalah pendapat seluruh ulama.
Saya berkata, “Di samping itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwasiat kepada beberapa orang Sahabatnya agar tidak tidur sebelum melakukan Sholat Witir.”
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhu, dia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلَّذِي لاَ يَنَامُ حَتَّى يُوْتِرَ، حَازِمٌ.
“Orang yang tidak tidur sebelum melakukan Sholat Witir, adalah orang yang teguh (iman-nya).”[8]
2. Jumlah Raka’at Sholat Witir
Sholat Witir tidaklah memiliki jumlah raka’at tertentu, namun jumlahnya yang paling sedikit adalah satu raka’at, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اَلْوِتْرُ رَكْعَةٌ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ.
“Shalat Witir itu satu raka’at di akhir malam.” [HR. Muslim].
Dan tidak dimakruhkan melakukan Sholat Witir hanya satu raka’at saja, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: