"Tujuan kegiatan TMMD ini adalah bagaimana kita menggelorakan kebersamaan umat dan rasa gotong royong yang tinggi antara masyarakat. Karena dengan adanya gotong royong, kita mewarisi tradisi para leluhur kita," ungkap jenderal bintang satu itu.
Lebih lanjut, Dandim 1618/TTU, Letkol Arm. Roni Junaidi, S.Sos menuturkan, kegiatan TMMD ke 104, Kodim 1618/TTU untuk tahun anggaran 2019 menyasar pada tiga target utama. Tiga target utama itu diantaranya pembangunan jalan berupa betonisasi sepanjang 700 meter, pembangunan ruang kelas baru SMP Negeri Satap Noebesi, dan rehab berat ruang kelas SDN Noepesu.
"Semua pekerjaan itu kita targetkan selama satu bulan, dengan progres fisik pada minggu kedua mencapai 80 persen. Sehingga pada Minggu ketiga kita bisa finishing sampai dengan 100 persen. Nah untuk waktu sisanya, kita bisa membantu masyarakat apa yang perlu kita kerjakan di luar sasaran TMMD," ungkapnya.
Roni pada kesempatan itu sangat berbangga dengan partisipasi warga yang ada di Desa Noepesu, terutama peran serta ibu-ibu dalam membantu pengerjaan fisik pada program TMMD tersebut. Menurutnya, peran ibu-ibu sangat luar biasa karena selain bekerja di dapur, memasak untuk keluarga, juga mampu mengerjakan pekerjaan fisik seperti bisa membawa batu, adonan dari satu titik ke titik yang lain.
"Peran serta dari ibu-ibu dalam kegiatan fisik TMMD mau menunjukan bahwa semangat tidak hanya dimiliki oleh bapak-bapak, tapi semangat juga dimiliki oleh ibu-ibu," jelasnya.
Keterlibatan ibu-ibu di Desa Noepesu patut diacungi jempol. Pasalnya, mereka bergotong royong terlibat aktif mengerjakan pekerjaan fisik seperti mengangkat campuran dari satu titik ke titik yang lain untuk membantu tukang memasang dinding sekolah. Selain mengangkat campuran, mereka juga terlihat mengangkat batu. Batu tersebut kemudian disusun di jalan untuk mengerjakan betonisasi jalan.
"Kami hadir di sini untuk membangun desa kami, untuk anak-anak kami agar mereka bisa belajar di ruangan yang baik. Karena ini kegiatan maka suami istri semuanya harus sama-sama turun membantu anggota TNI untuk membangun desa ini," kata seorang ibu di Desa Noepesu yang diketahui bernama Katarina Nesi.
Buah pembangunan yang dikerjakan oleh personil TNI dan masyarakat dalam kegiatan TMMD telah membantu pemerintah Desa Noepesu. Tiga item pengerjaan tersebut membantu pemerintah desa dalam membangun desa Noepesu dari ketertinggalan.
Kepala Desa Noepesu, Yoseph Mamo usai mengikuti acara pembukaan TMMD mengaku sangat bersyukur dan senang dengan kehadiran anggota TNI karena telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan di wilayah Desa Noepesu.
Menurutnya, dengan adanya kegiatan TMMD ke 104 yang dilaksanakan oleh Kodim 1618/TTU, maka dapat meringankan beban pembangunan yang akan dilakukan oleh pemerintah desa kedepannya sebab beberapa item pembangunan telah dikerjakan oleh anggota TNI melalui program tersebut.
Selain itu, tambah Yoseph, pengerjaam tiga item tersebut dapat menghemat alokasi dana desa Noepesu pada tahun anggaran 2019. Menurutnya, jika pengerjaan fisik itu dikerjakan menggunakan alokasi dana desa, maka dana desa tersebut tidak akan cukup untuk membangun tiga item pengerjaan yang masuk dalam pembangunan fisik pada program TMMD.
"Kami masyarakat Desa Noepesu tentu sangat senang dan bersyukur sekali karena TNI telah membantu kami dalam membangun beberapa pekerjaan yang memang sangat kami butuhkan. Kalau pekerjaan ini kami gunakan pakai dana desa, pasti tidak akan semuanya dibangun," jelasnya.
Menurutnya, tiga item pengerjaan fisik yang dilaksanakan oleh anggota TNI itu, telah menjawabi masalah pendidikan dan masalah infrastruktur yang ada di Desa Noepesu. Sebab dua masalah tersebut kerap diusulkan oleh masyarakat Desa Noepesu.
Berkaitan dengan hasil pembangunan dalam program TMMD juga diakui oleh Kepala SMP Negeri Satu Atap Noebesi, Yosefina Natun. Yosefina mengaku bangga kepada anggota TNI karena selain mampu betugas di medan perang, juga mampu memberi kontribusi terhadap pembanguanan lewat pengerjaan satu ruangan kelas baru di sekolah yang dikepalainya itu.
Sebenarnya, ungkap Yosefina, sekolahnya masih mengalami kekurangan ruangan kelas untuk kegiatan belajar mengajar. Meski demikian, dirinya merasa beban untuk membangun ruangan kelas menjadi lebih ringan karena satu ruangan baru telah dibangun oleh anggota TNI.