8 Fakta Mahasiswi Diduga Aborsi, Pacar Kubur Bayi, hingga Pengakuan Penghuni Asrama Alor
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Kasus dugaan aborsi menyeruak di kalangan mahasiswa.
Kali ini, seorang mahasiswa KF (21) diduga melakukan aborsi bersama dengan kekasihnya, yang juga seorang mahasiswi HD (20).
Keduanya mengeluarkan janin berusia 7 bulan di Asrama Pemda Alor, Kelurahan Lasiana, Kota Kupang.
Janin tak berdosa itu kemudian di kubur di samping Asrama Pemda Alor.
Berikut fakta-faktanya:
1. Sakit Perut
HD datang ke Asrama dan memberitahukan Kepada KF, kalau perut bagian bawah pusat terasa sakit, Sabtu (23/2/2019) sekitar pukul 08.00 wita.
Malam itu HD menginap menginap di kamar KF.
• Teenager: Kalau Cinta Jangan Cuma Gombal, Ini Komentar Teeners
• Berbagi Kasih Jadi Program Rutin Alumni 2002 SMAN 1 Kupang
2. Melahirkan di Asrama
Minggu (24/2/2019) sekitar 16.00 Wita, HD mengatakan sudah tidak tahan lagi.
Ia hendak melahirkan.
Skitar pukul 17.00 wita HD melahirkan sendiri di dalam kamar Asrama.
Prosesnya dibantu KF.
KF membersihkan darahnya.
• TRIBUN WIKI: Tarian Kolosal Meriahkan Festival Guti Nale
• Jefri Riwu Kore Dan Esthon Foenay Dampingi Sandiaga Uno di Labuan Bajo
3. Kubur Bayi
Setelah HD melahirkan, KF membungkus bayinya dengan kain sarung.
Bayi dimasukan ke dalam dus kemudian disimpan di kamar sambil.
KF masih sempat membersihkan kamar bekas persalinan.
Sekitar pukul 19.00 Wita, KF mengubur bayinya di samping Asrama Pemda Alor.
Ia mengubur bayinya sendirian.
4. Kondisi Memburuk
Setelah mengubur bayinya, KF kembali ke dalam asrama.
HD mengeluh pusing dan kemudian tidur.
Pada pukul 24.00 wita, HD masih mengeluh pusing.
Kondisinya semakin memburuk.
• Di Ende, Dermaga Bita Beach Jadi Sasaran Vandalisme Oknum Warga
• 2 Kasus Korupsi Ditangani Kejari Ende Masuk Tahap Persidangan
Rekan-rakan HD yang di sekitar asrama yang telah mengetahui keadaannya bersama KF lalu mengantar HD Rumah sakit Umum Mamami Kupang, menggunakan Ambulans.
5. Bongkar Kuburan
Anggota Polsek Kelapa Lima mendapat informasi dari RAIMAS Polda NTT, bahwa ada informasi tentang seorang mahasiswi yang dilarikan ke R Mamami.
Anggota lalu mengecek HD dan KF di RS Mamami.
Anggota Identifikasi Polres Kupang Kota membawa HD dan KF ke Asrama Alor.
Disaksikan Ketya RT13, polisi kemudian menggali kuburan bayi di Asrama Alor.
Bayi kemudian dibawa ke Jenazah RSB Titus Uly.
5. Ditangani Polisi
Kasus ini ditangani Polsek Kelapa Lima Kupang.
Kapolsek Kelapa Lima, AKP Didik Kurnianto, SH saat ditemui POS-KUPANG.COM, Senin (25/2/2019), di ruang kerjanya, menjelaskan, mereka tengah menyelidiki kasus tersebut.
"Saat ini KF kami tahan, sedangkan pasangannya, HD, masih sedang dalam proses perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara, Kupang," ungkapnya.
• Sandiaga Janji Permodalan, Sebelum Dialog di Hotel Pelangi Labuan Bajo Warga Berebutan Foto Bersama
• LIVE STREAMING : Sandiaga Kunjungi Labuan Bajo Bersama Esthon Foenay, Komodo Teriak 02?
7. Aktivitas Asrama Normal
Aktivitas mahasiswa Asrama Pemda Alor tampak normal.
Di Kamar KF, KF dan HD menghabisi nyawa bayi mereka sendiri, terpasang police line.
Sejumlah mahasiswa yang diwawancarai, enggan berkomentar soal kasus tersebut.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi dengan mereka (HD dan KF). Kami kaget, pas paginya, Senin (25/2/2019) ada garis polisi di kamar KF," ungkap beberapa mahasiswa Asrama Pemda Alor saat ditemui di Asrama, Senin (25/2/2019).
Mereka menjelaskan, KF adalah salah satu anak asrama Pemda Alor.
Ia mahasiswa salah satu universitas di Kota Kupang.
Sementara mereka tidak tau identitas HD.
"Yah kami tidak tau juga dia pacar dengan nona itu (HD) atau tidak, karena kami setiap hari urus kesibukan kami masing-masing," ungkap seorang anak asrama.
8. Ketua RT Resah
Ketua RT setempat, Edy Manafe mengaku resah.
• Berita Populer: Kaum Milenial Melek Politik, Jungkook Bikin Jimin Ketawa, Gadis 15 Tahun Diperkosa
• Kronologi Lengkap Gadis 15 Tahun di Kupang NTT Diperkosa Bergilir Oleh 3 Pria Saat Hari Valentine
Pasalnya, kasus yang sama bukan baru kali ini terjadi di wilayahnya.
Edy, mengaku baru mengetahui informasi kasus tersebut, lewat media.
Menurutnya wilayah RT13 tersebut memang rawan terjadi tindak kejahatan.
"Saya kira, pihak keamanan, Satpol PP, harus turun tangan untuk sesekali melakukan razia. Sebab kondisi di sini memang rawan," ungkapnya.
"Yah saya harap mahasiswa/i harus bisa jaga diri, kalau orangtua suruh datang kuliah, kuliah yang benar, jangan buat yang aneh-aneh," ungkapnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM/Gecio/Laus Markus Goti)