Jejak Keluarga Abusur dari Belu Hingga Pulau Kisar

Penulis: Ricardus Wawo
Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur NTT, Viktor Laiskodat menyerahkan bingkisan Natal kepada anak-anak perwakilan dari setiap Keluarga Abusur di Oriental Restoran, Kota Kupang, Kamis (17/1/2019)

Tarian Likurai ternyata juga tarian khas Keluarga Abusur, di Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Bagaimana hubungan kekerabatan antara warga Belu dengan Kisar di Provinsi Maluku?"

POS-KUPANG.COM - Keluarga Abusur berasal dari Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku. Mereka sudah menetap di Kota Kupang dalam waktu yang cukup lama dan beranak cucu di kota ini.

Narasi sejarah membuktikan, sebagaimana juga yang diwariskan kepada anak cucu, Keluarga Abusur memang tak bisa dilepas-pisahkan dari tanah Timor.

Nenek moyang mereka berasal dari Maubesi di Kerajaan Wehali, Laran di Belu Selatan. Kerajaan Wehali, seturut legenda, adalah kerajaan yang besar pengaruhnya sebelum datang penjajah Portugis dan Belanda.

JADWAL DAN LIVE STREAMING Juventus vs Chievo, Liga Italia Malam Ini

Komodo Makin Kurus, Viktor Laiskodat Akan Tutup Taman Nasional Komodo? Simak 8 Faktanya!

Jadi Drama Korea Pertama yang Tayang di Youtube, Ini 4 Fakta Drakor Top Management

Iliurai Wehali adalah Raja Kerajaan Wehali yang memiliki kesaktian tinggi dan disebut Maromak Oan yang berarti Anak Dewata. Maromak Oan memiliki tujuh anak lelaki. Oleh karena banjir besar yang melanda dan menghanyutkan ibu mereka, ketujuh anak lelaki ini pun mencari ibu mereka ke Timor Leste dan berlayar sampai ke Pulau Kisar.

Legenda itu diceritakan kembali pada saat acara syukuran Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 Keluarga Abusur di Restoran Oriental, Jalan Timor Raya, Kota Kupang, Kamis (17/1/2019) malam.

Gubernur NTT, Viktor Laiskodat yang menghadiri gelaran tersebut disambut dengan tarian Likurai, tarian khas masyarakat Kabupaten Belu. Tarian Likurai juga adalah tarian khas masyarakat Abusur yang diwariskan sejak dulu kala.

Malam itu, Arnold Johannis, sesepuh keluarga Abusur di Kota Kupang secara adat menerima kedatangan Gubernur Viktor yang datang bersama putra sulungnya, Leon Laiskodat. Selain disambut tarian, mereka juga dikalungi selendang khas Abusur dan disuguhi arak Kisar.

"Satu bukti yang dapat saya sampaikan soal pemahaman asal usul Abusur. Kenapa kami memilih Tarian Likurai untuk menyambut Bapak Gubernur. Di Pulau Kisar, Tarian Likurai hanya boleh dilakukan orang Abusur. Tarian ini berasal dari Kabupaten Belu. Ini satu bukti kalau kami adalah bagian dari Pulau Timor," jelas Marthen Johannis, Ketua Paguyuban Keluarga Abusur di Kota Kupang.

Ia mengisahkan, Negeri Abusur dibentuk kurang lebih 900 tahun silam dengan nama Opuhur atau Opo Nawuhur yang berarti leluhur pemberani. Negeri ini didirikan tiga orang bersaudara yang bernama Kiki Lai Lai, Tilukai dan Maukai. Hingga kini Keluarga Abusur dibagi ke dalam tiga kelompok keluarga (Soa) mengikuti ketiga leluhur pendiri negeri Abusur.

Keluarga Abusur yang pertama masuk ke Kota Kupang berasal dari keluarga Fredrik Johannis dan menetap di Oenesu pada tahun 1940-an. Di Oenesu, Johannis bekerja sebagai guru dan menikah dengan keluarga kandung dari Gubernur Viktor Laiskodat.

Tentu bukan sebuah kebetulan, malam itu, orang nomor satu di Provinsi NTT itu juga baru tahu akan hal ini.

"Kemudian banyak keluarga Abusur ikut ke sini dan menetap di sini," tandasnya
Mantan Kapolres Sikka ini mencatat keluarga Abusur yang ada di Kota Kupang sebanyak 292 Kepala Keluarga. "Belum terhitung yang tinggal di luar Kota Kupang," katanya.

Ia mengatakan, leluhur Abusur yang pertama kali tiba di Pulau Kisar berhasil mendamaikan semua pertikaian dan perang antar kampung yang terjadi di sana.

"Kami bukan orang asli Kisar tapi kami dianggap sebagai orang yang bisa mendamaikan orang Kisar. Walaupun kecil, oleh orang Kisar kami ini penting," tambahnya.

Ia mengatakan, acara syukuran ini merupakan saat yang tepat untuk mempresatukan anak cucu Abusur yang sudah menyebar kemana mana.

"Kadang-kadang saking banyaknya kita tidak saling kenal," katanya.

Ia tidak ingin anak cucu keluarga Abusur tak mengetahui identitas diri dan darimana mereka berasal. Hubungan kekeluargaan ini, katanya, harus tetap terjalin erat demi menjaga marwah Keluarga Besar Abusur di Kota Kupang.

Walau punya hubungan erat dengan tanah Timor, Keluarga Abusur tetap memiliki adat istiadat dan budayanya sendiri. Mereka juga adalah orang Kisar sejati.

Malam itu, Marthen dan tiga pimpinan keluarga (Soa) mengenakan pakaian adat Abusur secara lengkap. Ia mengakui motif dan warna kain tenun Abusur memang mirip dengan kain tenun masyarakat Belu, tetapi tetap memiliki keunikan tersendiri. Ia menjamin semua keluarga Abusur selalu mendukung program pemerintah dalam upaya memajukan Provinsi NTT. Komitmen ini adalah sebuah kewajiban.

Dalam setiap pertemuan keluarga, ia selalu menegaskan bahwa keluarga Abusur adalah warga NTT asal Pulau Kisar. "Kita ini warga NTT, cuma asalnya saja dari Kisar," tegasnya.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan pentingnya menjaga identitas daerah masing-masing. Setiap manusia menurutnya ditandai dengan dua identitas yaitu identitas biologis dan ideologis. Apapun identitas itu, setiap manusia perlu memiliki visi hidup yang baik dan berkualitas.

Di samping itu, ia mengajak Keluarga Besar Abusur untuk mendukung program pembangunan pemerintah Provinsi NTT selama lima tahun masa kepemimpinannya. Ia mengatakan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan dari masyarakat.

Hadir dalam acara itu, sesepuh Keluarga Abusur, Chris Mboeik, Veky Lerik dan ratusan keluarga Abusur di Kota Kupang. (ricko wawo)

Berita Terkini