Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | BAJAWA - Maria Goreti Keo, S.Pd tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Betapa tidak, ia diwisudakan dengan meraih gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi PGSD Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Citra Bakti Ngada predikat Cumlaude, lama studi empat tahun dengan IPK 3,90.
Apalagi ia diberikan kesempatan memberikan sambutan mewakili wisudawan di Aula STKIP Citra Bakti Ngada, Sabtu (13/10/2018).
Rupanya ia sangat merasa istimewa di hari itu. Ribuan pasang mata yang menyaksikan saat ia maju dan berdiri di podium acara wisuda nampak terpukau dengan penampilan dari perempuan yang biasa dipanggil Margot ini.
Baca: Indra Sjafri Bicara Soal Skema Gol Timnas U-19 yang Tak Biasa
Dengan suara lantang dan tegas ia menyampaikan ungkapan isi hatinya. Suka duka selama kuliah ia sampaikan pada kesempatan itu.
Usai acara wisuda, kepada POS KUPANG.COM, Margot menceritakan, perjuangan selama kurang lebih empat tahun tak sia-sia.
Baca: SMKN 1 Wae Rii Jadi Pusat Pelatihan Petani Hortikultura
Ia meraih prestasi yang membanggakan. Prestasi yang ia raih itu dipersembahkan kepada orangtua, saudara-saudari, keluarga serta sang ayah yang telah meninggal dunia saat ia kelas 2 sekolah dasar.
Gadis kelahiran, Peda Boawae, 25 Maret 1995 itu mengungkapkan, memilih untuk kuliah di STKIP Citra Bakti Ngada sangat membantu dirinya yang dengan latar belakang keluarga ekonomi pas-pasan untuk bisa mengenyam pendidikan untuk meraih gelar Sarjana.
"Saya memilih kuliah disini karena biayanya agak murah dan saya juga pikir dengan kondisi orangtua," ujar alumnus SMA St. Fransiskus Boawae ini.
Anak kedua tiga bersaudara ini mengatakan, memilih untuk kuliah pada Prodi PGSD adalah menjawab kenginginan orangtua agar dirinya bisa menjadi seorang guru yang bisa mendidik dan membina anak-anak usia sekolah.
Ia mengaku kedua orangtuanya sangat berharap agar anak-anak bisa meraih mimpi lewat pendidikan meskipun kedua orangtua hanya sebagai petani, namun perjuangan untuk menyekolahkan anak-anak sangat menjadi prioritas.
"Kalau mamilih Prodi PGSD atas kemauan mama dan mau mendidik anak-anak," ujar putri pasangan Silvester Betu (almarhum) dan Raimunda Nage ini.
Gadis yang memiliki hobi menyanyi ini mengaku dirinya tak menyangka bisa diwisudakan dan meraih cumlaude.
Berkat kerja keras, tekun serta disiplin dirinya cepat wisuda dan bisa mendapatkan predikat lulusan terbaik dari ratusan wisudawan yang lainnya.
Ia mengaku sangat terharu saat ikut acara wisuda dikampusnya. Ia tak menyangka perjuangannya selama empat tahun sudah terbayar.
Almunus SMPN 2 Gako Boawae ini mengaku ada banyak tantangan selama perkuliahan. Tantangan itu menjadikan ia dewasa dalam berpikir bagaimana caranya agar orangtua bisa bahagia meskipun sang ayah sudah telah tiada.
"Yang pling sulit adalah ketika ada hal yang dibutuhkan segera, namun uang tidak ada. Itu salah satu tantangan yang memang sulit. Tapi bersabar dan ada jalan keluarnya," ujar Margot.
Ia mengatakan dengan mengingat dan melihat kondisi orangtua yang bersusah payah dirinya sangat tekun belajar dan tidak mau mengecewakan orangtua.
"Tidak ada niat untuk berhenti hanya ada tantangan saat kuliah. Itu saya alami. Misalkan terlambat kirim uang itu juga merupakan tantangan. Saya tidak putus asa. Saya tetap semangat dan tegar saya mau bahagiakan orangtua," ungkap Margot.
Ia mengaku ketika diwisuda berarti sudah siap menjadi seorang guru ditengah masyarakat dan berbakti untuk negara dan bangsa.
"Kedepan mencari lapangan kerja agar bisa kembalikan uang orangtua yang sudah membiayai saya kuliah. Jadi guru harus inovatif dan kreatif," papar Margot.
Luluskan 107 Sarjana
Wisuda Sarjana (S1) angkatan ke -IV di STKIP Citra Bakti Ngada kali ini meluluskan 107 Sarjana. Ke-77 orang lulusan sarjana PGSD dan 30 orang dari PJKR.
Ketua STKIP Citra Bakti Ngada, Prof. Dr. I Wayan Koyan, M. Pd, dalam sambutannya mengatakan, sampai saat ini STKIP Citra Bakti Ngada sudah meluluskan 537 Wisudawan S1.
"Keberhasilan saudara-saudari atas usaha dan kerja keras kalian. Masih banyak tantangan. Medan dilapangan jauh lebih rumit dari pada di kampus. Pekerjaan tidak akan datang sendirinya. Kalian harus gesit. Harus bisa menciptakan lapangan kerja itu sendiri. Kalian dapat memberikan peluang kerja bagi orang lain," ujar Prof. Wayan.
Prof. Wayan mengingatkan para wisudawan agar tidak boleh berhenti belajar. Terus belajar dan jaga nama baik alamater.
"Tidak boleh berhenti belajar. Manusia adalah pembelajar. Tidak boleh berhenti belajar meskipun kalian sudah tamat," papar Prof. Wayan.
Ada enam orang lulusan terbaik pada wisuda kali ini yaitu, Maria Goreti Keo, S.Pd, IPK, 3.90, Maria Yunsiana Ninu, S.Pd, IPK, 3.73, Maria Magdalena Reni, S.Pd, IPK, 3.71, Theresia Agatha Baka, S.Pd, 3.65, Senobius Mbasu, S.Pd, 3,63, Maria Susanti Oje, S.Pd, IPK, 3,54. (*)