Berita Flores Timur

BREAKING NEWS: Gadis 16 Tahun asal Maumere Diduga Lakukan Aborsi di Larantuka

Penulis: Felix Janggu
Editor: Ferry Ndoen
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kubur - Kuburan bayi yang diduga diaborsi ibunya gadis asal Maumere Sabtu (21/7/2018) di pekuburan Weri Larantuka.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH-APIK) Bali, Ni Luh Putu Nilawati, pada Senin (25/6) kemarin.

"Kasus kekerasan dalam rumah tangga banyak kami tangani. Nah dari banyak kasus kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap perempuan, rata-rata penyebabnya adalah kehamilan yang tidak diinginkan. Itu sebanyak 10 sampai 12 kasus per tahun di tempat kami. Banyak itu terjadi pada muda-mudi," kata Nilawati.

Dari kasus-kasus kehamilan yang tidak diinginkan ini, paling banyak dialami oleh  mereka yang bekerja di bidang pariwisata seperti di hotel, dan panti pijat atau spa. Kebanyakan mereka juga berasal dari kalangan menengah-atas.

Sementara itu, guru besar psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) Bali, Prof Dr Luh Ketut Suryani mengatakan, aborsi kehamilan akan berdampak negatif bagi pelaku dan orang yang ikut membantu menggugurkan kandungan.

Tak hanya berdampak bagi kesehatan, namun juga pada spiritual dan psikologi mereka. 

Menurut Suryani, melakukan aborsi adalah tindakan keji, karena telah membunuh anak kandungnya sendiri. 

Tindakan aborsi diyakini Prof Suryani akan berdampak besar pada psikologi seseorang, yang akan bisa berakibat fatal bahkan sampai gangguan jiwa. 

"Pengguguran adalah pembunuhan. Kalau dia merasa orang Bali yang taat beragama, pengguguran itu menyangkut karmapala. Roh anak yang digugurkan itu tidak akan diam, dia akan mengganggu baik si pelaku aborsi maupun keluarganya. Pasien saya banyak mengalami gangguan jiwa, karena dampak dari melakukan aborsi itu," kata Suryani kepada Tribun Bali, Senin (25/6). 

"Mari kita berpikir panjang. Jangan melakukan abrosi. Berani berbuat ya berani bertanggungjawab. Janin dalam kandungan itu tidak main-main dan ini sering dilupakan orang. Walaupun dibuatkan upacara setelah pengguguran, itu bukan berarti secara spiritual telah selesai. Banyak yang menganggap ini hanya segumpal darah saja. Padahal ini dosa, karena ini membunuh," jelasnya.(*)

Berita Terkini