Pasca Piala Eropa 2016, dia mencoret 14 dari 23 pemain. Dia mempercayakan para pemain muda dan senior sesuai skema yang baru yaitu bertahan dan menyerang sama baiknya. Kiranya bisa dimengerti bila Didier tak memanggil pemain top seperti Karim Benzema, Anthony Martial, Alexandre Lacazette, dan Dimitri Payet.
"Jika Anda bisa bertahan dengan baik, kamu punya peluang untuk melakukan dua atau tiga serangan balik atau set piece yang punya potensi untuk jadi gol," ujar Deschamps merumuskan filosofinya. Apapun kecaman orang terhadap cara bermain Prancis, Deschamps membuktikan formulanya tepat dan berhasil.
Prancis yang berkali-kali rebah remuk oleh horor teror berdarah untuk alasan yang tak pernah jelas benar, boleh berpesta di bulan Juli 2018. Pesta empat tahunan sudah berakhir tetapi bola tetap di hati. Sampai jumpa di Qatar 2022. *