Catatan Sepakbola

Pesta Didier di Bulan Juli

Penulis: dion db putra
Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih Prancis Didier Deschamps (tengah) bersukaria bersama asisten pelatih Guy Stephan (belakang kiri) dan anggota stafnya.

Gol tercepat Piala Dunia pada detik ke-57 dicetak Mathias Jorgense dari Denmark saat melawan Krosia. Dan nasib sial melanda wakil benua Afrika. Pertama kali sejak tahun 1982 tak satupun tim Afrika yang lolos ke babak 16 besar.

Bola emas untuk kapten Kroasia, Luka Modric sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2018 adalah penghargaan yang pantas. Dia menyisihkan pemain Belgia, Eden Hazard dan penyerang Prancis, Antoine Griezmann.

Modrid tidak sekadar gelandang pengatur srangan, tapi dia memang pemimpin di lapangan. Kharismanya luar biasa. Modric sudah menjadi pemain legendaris Kroasia yang namanya tak kalah harum dibandingkan Davor Suker dan Boban

Adapun kiper Belgia, Thibaut Courtois, terpilih menjadi kiper terbaik. Tak ada yang meragukan kemampuannya. Courtois menginspirasi rekan-rekannya tampil penuh percaya diri sepanjang turnamen. Juara tiga Piala Dunia 2018 merupakan pencapaian terbaik Belgia.

***

PELATIH Prancis Didier Deschamps pada akhirnya membuka kunci sukses menghantar Les Bleus menjadi juara 2018. "Jika kamu seorang pesepakbola profesional, kamu akan menyadari tak ada yang lebih berharga daripada mengangkat trofi juara dunia. Gaya bermain kami mungkin tak indah dan memuaskan tapi telah memberikan hasil sempurna," ujar Deschamps sebagaimana dikutip media internasional.

Secara umum penampilan Prancis di Rusia 2018 jauh dari semangat attacking football indah yang dirindukan pemuja sepakbola sejagat. Deschamps meracik tim yang cenderung defensif. Andalannya adalah serangan balik cepat memanfaatkan stamina dan kecepatan para pemain muda.

Prinsip Didier adalah efektivitas. Percuma bermain ofensif seperti Belgia, Argentina atau Jerman, misalnya, tetapi tidak mencetak gol kemenangan.

Filosofi bertahan itu terlihat jelas saat menghadapi Kroasia di final 15 Juli 2018. Luka Modric dkk menguasai aliran bola 61 persen, dengan 15 kali melepaskan tendangan ke gawang. Sedangkan Prancis hanya 39 persen menguasai bola dan hanya mengirim delapan tendangan ke gawang. Tapi hasilnya jitu.
Gol pertama lahir dari bunuh diri Mario Mandzukic. Sempat dibalas gol menawan Ivan Perisic, tapi Prancis unggul lagi melalui penalti Antoine Griezmann karena keteledoran Perisic di kotak penalti sendiri.

Babak kedua pun pejuang spartan dari Semenanjung Balkan lebih agresif. Namun, Les Bleus menggila lewat gol jarak jauh Paul Pogba dan Kylian Mbappe. Blunder kiper Hugo Lloris yang dimanfaatkan Mario Mandzukic membuat laga berkesudahan 4-2.

Sebelumnya jurus parkir bus dipakai Didier Deschamps untuk menaklukkan Belgia yang sangat ofensif di babak semifinal dengan skor 1-0. Belgia mendominasi penguasaan bola sebanyak 64 persen tapi tak sanggup mencetak gol ke gawang Lloris. Lukaku menangis. De Bruyne meringis sedih. Hazard meradang marah atas cara Prancis meraih kemenangan.

Data FIFA memperlihatkan Prancis menjadi juara Piala Dunia 2018 dengan penguasaan bola terburuk kedua setelah Inggris saat juara pada 1966. Prancis rata-rata hanya menguasai bola 48,6 persen. Bandingkan Spanyol tahun 2010 yang mencapai 65,3 persen dan Jerman pada Piala Dunia 2014 yang mencapai 60 persen.

Bahkan Les Bleus kalah dari Italia yang selama ini dikenal sebagai tim ultra defensive sejagat. Gli Azzurri menorehkan penguasaan bola 48,7 persen di Piala Dunia 2006, dan 48,8 persen saat Piala Dunia 1982.

Deschamps berani menerapkan formula bertahan justru belajar dari kegagalannya di final Piala Eropa 2016 melawan Portugal.  Saat itu Les Bleus yang jadi tuan rumah takluk 0-1 atas Portugal. Padahal Prancis menguasai bola 59 persen, elepaskan delapan tendangan akurat, berbanding empat tendangan dari Portugal. Tapi serangan balik Portugal lewat gol Eder di perpanjangan waktu mengubur target Prancis menjadi juara.

“Kami belajar banyak sejak itu. Selama 55 hari, kami telah melakukan banyak pekerjaan. Ini adalah penobatan tertinggi," ujar Deschamps yang melatih timnas Prancis sejak 2012.

Halaman
123

Berita Terkini