Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Feliks Janggu
POS-KUPANG.COM|MAUMERE-- Debat tiga pasangan calon bupati-wakil bupati Sikka periode 2018-2023 di Aula Sikka Convention Center (SCC) Jumat (1/6/2018) tampak datar-datar saja.
Tiga Paslon (Alexander Longginus-Fransiskus Stephanus Say; Fransiskus Roberto Diogo-Romanus Woga; dan Yoseph Ansar Rera-Rafael Raga) tampaknya enggan menyinggung dan mengkritik visi, misi dan program paslon yang lain.
Debat yang dimulai Pukul 17.00 wita dan berakhir sekitar Pukul 21.30 wita itu menjadi datar-datar saja. Tiga pasangan calon sibuk menyampaikan ide dan gagasan masing-masing untuk perubahan Sikka lima tahun ke depan.
Meski moderator memberikan kesempatan kepada tiga pasangan calon untuk memberi tanggapan terhadap gagasan paslon lain, tanggapan yang disampaikan juga tidak ada sanggahan atau kritikan.
Hanya mengajukan pertanyaan informatif dan malah memberi kesempatan kepada paslon yang ditanya untuk kembali memperdalam penjelasan tentang gagasan dan programnya.
Forum debat sedikit ramai oleh teriakan dan yel-yel masing-masing pendukung tiga paslon. Teriakan protes karena paslon junjungannya disinggung paslon lain tak terjadi.
Debat berlangsung cukup santun sejak awal sampai akhir. Hanya gelak tawa terdengar dari forum pada sesi jawaban tertentu dari paslon tertentu yang membuat mereka tertawa.
Dari tiga paslon, paslon bupati nomor Urut 1 Alex Longginus hanya sedikit mempunyai keberanian mengkritik paslon lain. Namun kritiknya pun bukan pada substansi yang disampaikan melainkan mengkritik jawaban paslon lain yang keluar dari pertanyaan moderator.
Sepanjang debat juga ditemukan paslon tidak bisa memanfaatkan waktu yang tersedia untuk menyampaikan sebanyak-banyaknya pikiran, ide dan perjuangan mereka kepada masyarakat.
Karena waktu yang dialokasikan tidak dimanfaatkan paslon, beberapa kali moderator Widya Saputra (Presenter Metro TV) harus menghentikan timer yang sedang berjalan dan berlanjut ke sesi berikutnya.
Kepala SMAK St. John Paul II Maumere Romo Fidelis Dua, Pr mengaku kurang puas menyaksikan debat malam itu.
"Murid-murid saya saja bertanya, di mana ada debatnya? Jadi saya melihat tiga paslon berbicara tapi tidak memperkuat argumen mereka dengan data-data," kata Romo Fidel.
Romo Fidel menilai debat tiga paslon malam itu lebih layak disebut sedang berdiskusi dibandingkan sedang berdebat.
"Mereka fanatik menyampaikan visi misi dan program masing-masing kepada masyarakat itu oke. Tapi pada sesi saling menanggapi itu, para paslon mestinya saling menantang paslon lain dengan data-data. Itu tidak terjadi," kata Romo Fidel.