Menjual Bawang Ternyata tak Semulus yang Dipikirkan. Mau Tau? Baca Kisah Ngardiyanto Ini

Penulis: Thomas Mbenu Nulangi
Editor: Kanis Jehola
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ngurdiyanto sedang mengatur barang dagangannya di Pasar Naikoten, Rabu (9/5/2018).

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mebenu Nulangi

POS-KUPANG.COM | KUPANG - Hari tampak panas hingga menyengat di kulit. Para pembeli hilir mudik menelusuri lorong-lorong di Pasar Naikoten. Ada yang berjalan kaki dan ada pula yang menggunakan sepeda motor.

Sekira 200 meter dari Jalan Frans Seda, ada beberapa lapak yang menjual bawang, berjejer disana. Satu dari sekian banyak lapak itu adalah lapak milik Ngardiyanto. Ia menjual bawang dan juga kacang serta gula lempeng merah.

Baca: Wah, Informa Lippo Plaza Kupang Cashback Hingga 15 Persen. Cuma 5 Hari Lho

Saat ditemui, Ngardiyanto sedang membersihkan bawang sebelum dipajangkan di lapaknya. Ia mengunakan pisau untuk menguliti kulit luar bawang sampai bersih.

Sesekali ia mengusapi wajahnya. Aroma pedas dari bawang menguap hingga kedua matanya. Karena pedis, ia meneteskan air mata. Demi bertahan hidup, ia dengan sabar menahan pedisnya bawang-bawang itu.

Baca: Ini Tujuan Wakil Walikota Kupang Imbau Kenakan Pakaian Adat Saat Pengumuman Kelulusan SMP dan SD

Setelah mengupas bawang Ngardiyanto melanjutkan pekerjaannya membungkus gula lempeng dengan kantong plastik putih. Ia menyusun gula lempeng menjadi lima keping lalu dibungkusnya dalam kresek dengan rapih.

Ketika ditanya, mengenai harga bawang, Nardiyanto mengaku, saat ini harga bawang naik, baik itu bawang merah maupun bawang putih. Menurut Ngurdiyanto, kali ini harga bawang naik sangat drastis.

Baca: Mahasiswa Tuntut Keadilan dan Kebebasan, Begini Respon Direktur Politani Kupang

"Kalau harga bawang, sekarang naik, baik bawang merah maupun bawang putih," ungkap Ngurdiyanto yang mengaku berasal dari Solo, Jawa Tengah itu.

Saat ini, jelas Ngurdiyanto, harga bawang merah ia beli dengan harga Rp 30.000 per kg sampai Rp 35.000 per kg. Karena harga belinya mahal, ia mengaku menjual kepada para pembeli dengan harga Rp 40.000 per kg.

Baca: Sebelum Tutup Operasi, Polres Kupang Kota Tilang 60 Pengendara, Ini Pelanggaran yang Dilakukan

"Kalau pengambilan di bawah Rp 30.000 per kg, kami bisa jual dengan Rp 30.000 per kg sampai Rp 35.000 per kg. Jadi kami penjual ini yang bingung harganya tidak tetap," jelas Ngurdiyanto.

Bawang yang ia jual, kata Ngurdiyanto, diambil dari luar NTT. Ia biasanya membeli bawang dari beberapa daerah seperti dari Makassar, Bima, dan Surabaya.

Bawang yang dibelinya itu, kata Ngardiyanto, biasanya diangkut dengan menggunakan kapal barang. Namun, kapal yang mengangkut bawang miliknya tidak rutin masuk NTT karena sangat tergantung dengan kondisi cuaca.

"Kadang juga tidak tentu. Kalau kapal masuk sebulan dua kali. Kadang juga sebulan sekali kapal masuk," kata Ngurdiyanto.

Ngardiyanto menambahkan, ia membeli bawang tergantung dari persediaan yang ada. Biasanya, ia membeli bawang sebanyak satu sampai satu setengah ton lebih.

"Kadang juga saya beli satu ton kurang. Tergantung persediaan bawang. Kadang juga bawangnya kosong," kata pria beranak tiga ini.

Ngurdiyanto menjelaskan, bawang yang sudah ia beli, ia jual kepada para pembeli. Jika pembeli ramai biasanya sampai dengan satu bulan semua bawangnya laku terjual.

"Semuanya sangat tergantung keadaan pasar. Kalau ramai bisa satu bulan habis. Kalau sepi bisa sampai selesai satu setengah bulan," jelas Ngurdiyanto.

Sebagai penjual Ngurdiyanto mengaku susah. Susah karena harga bawang selalu naik dari hari ke hari. Karena harga bawang naik, maka para pelanggan biasanya mencari harga miring.

"Biasanya para pembeli lihat harga miring sedikit saja mereka beli ke penjual itu. Jadi kami bingung dengan harga bawang," ungkap Ngurdiyanto yang mulai merantau ke Kupang dari tahun 1999 ini.

Ngurdiyanto mengatakan, jika para petani bawang sudah panen, maka bawang banyak dan harganya turun. Namun jika masih dalam proses tanam, maka bawang berkurang dan hargannya pasti mengalami kenaikan. (*)

Berita Terkini