Laporan Wartawan POS-KUPANG.Com, Gordi Donofan
POS KUPANG. COM | KUPANG - Riuh rendah suara anak-anak sekolah Minggu dan kelompok remaja membaur menjadi satu di
Sabtu, (24/3/2018) tepatnya berlokasi di pelataran samping gedung kebaktian Gereja GMIT Paulus Kupang.
Saat itu sedang dilaksanakan, Lomba menghias Telur dan lomba mengupas Telur yang digelar oleh Gereja GMIT Paulus Kupang.
Siaran Pers yang diterima Pos Kupang, Kamis (29/3/2018), menjelaskan, keceriaan itu tampak pada wajah wajah anak anak saat itu, mereka bersemangat dan ceria mengikuti serangkaian perlombaan jelang Paskah tahun ini.
Baca: Bocah Ini Adu Mulut dengan Anggota TNI, Ibunya Ikut Ngotot
Baca: Ayah Kejam Ini Merantai, Menyiksa dan Melecehkan Dua Putri Kembarnya Selama 10 Tahun
Baca: 4 Alasan Kenapa Uban Tidak Boleh Dicabut, Nomor 4 Paling Ditakuti!
Tampak beberapa anak membawa telur rebus dan seperngkat alat lukis warna warni duduk bersila berhadap hadapan satu dengan yang lain, sambil menunggu arahan.
Tepat pukul 16.30 Wita perlombaan di mulai dengan memperlombakan dua jenis lomba, khusus kelas kecil (anak usia PAUD dan anak SD kelas 1-3) mengikuti lomba kupas dan makan telur paskah.
Sementara kelas besar (anak usia SD kelas 3 sd 6) secara individu mengikuti lomba hias dan warna telur paskah sedangkan kelas Remaja (SMP kelas 8 sd 10) serta taruna (SMU kelas 11 sd 13).
Secara berkelompok memperlombakan lomba menghias telur paskah dengan tema yang dipilih sendiri dan bahan bahan yang sederhana.
Khusus Kelompok remaja dan taruna harus mampu memberi penjelasan makna dari desain dan telur yang mereka warnai, aplikasi dan maknanya bagi hidup mereka.
Baca: Saat Bertengkar dengan Pasangan, Lakukan 3 Hal Ini untuk Menyelesaikannya
Baca: Fenomena Aneh Ini Bisa Terjadi Saat Tidur, Coba Simak
Baca: Dokter Terjahat Kontroversial yang Pernah Ada di Dunia, Melebihi Malpraktek
Merry Lifire selaku Ketua panitia Paskah Pelayanan Anak dan Remaja (PAR) 2018 GMIT Paulus Kupang, menjelaskan, 250 anak dan remaja ini diharapkan mampu menginspirasi secara filosofis mereka sejak dini sebagaimana telur dimaknai sebagai cikal bakal kehidupan.
"Dengan kegiatan ini anak-anak memaknai kematian dan kebangkitan Yesus dapat memberikan memberikan kehidupan dan pengharapan, menghadirkan kehidupan dan pengharapan sambil terus mengaplikasikan nilai-nilai solider, kerjasama, ketekunan, dan tentunya kreatifitas seni," papar Mery.
Hal ini diaminkan pula oleh salah seorang peserta kelas dari Kelas Remaja dan Rumelus Adolf Djada Koroh (Rayon 6) yang biasa disapa RaDja, kegiatan itu sangat bermanfaat karena anak-anak dapat mencurahkan kretifitas lewat menggambar di atas media telur.
Anak-anak juga diajarkan untuk dapat berpikir cepat dalam membuat konsep tema, nama tim dan bagaimana kita dapat menjelaskan konsep tersebut di depan semua orang, serta maknanya bagi kehidupan sebagai generasi masa depan gereja dan bangsa.
Baca: Ngajak Pasangan Travelling? Ikuti TIps Ini Agar Hubungan Kalian Makin Hangat
Baca: 5 Tips Sederhana untuk Menghemat Gajimu, Lakukanlah!
Baca: Saat Intim, 4 Hal ini Jadi Kekuatiran Pasangan, Apa Saja?
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ibu pelayan: Pdt. Ani D Sapay-Mella,STh dan Ibu Pdt. Desiana Rondo-E,MTh dan Ketua Unit Pelayan Anak-Remaja Ibu Yasni Markus-saudila didampingi Kak Tifanny Nanggy Ang dari Badan Pengurus PAR tingkat Jemaat.
Dalam sambutan saat membuka kegiatan Ibu pdt Ani menitipkan pesan agar lomba ini bukan berfokus pada siapa juara. Tetapi pada makna dari telur paskah itu sendiri dan aplikasinya bagi hidup anak dan remaja, yang juara jangan berlebihan bangga dan bagi yang belum mendapat juara jangan berkecil hati.
Kegiatan tersebut berakhir pada pukul 18.15 Wita dalam suasana penuh keceriaan. Tampak kegembiraan di wajah anak anak dan kelompok remaja yang hadir dan juga tentunya para pelayan PAR yang hadir dalam kegiatan tersebut. (*)