Dokter Asep Ingatkan Pemda Flotim Waspadai Rabies, Kasus Gigitan Tertinggi di NTT

Penulis: Felix Janggu
Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asep Purnomo dan Agus Boli

Laporan Wartawan Pos Kupang.com, Feliks Janggu

POS-KUPANG.COM|LARANTUKA - Dokter Asep Purnama, dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers Maumere mengingatkan pemerintah daerah Flotim akan berkembangnya virus rabies di daerah itu.

Melalui pesan WhatsApp, Kamis (8/2/2018), Dokter Asep yang dikenal aktif mengampanyekan cegah rabies di Sikka itu mengungkapkan data kematian karena rabies di NTT.

Selama tahun 2017, Flotim menempati posisi tertinggi korban meninggal karena penyakit rabies.

"Flotim ada tiga (3) warga meninggal karena rabies selama 2017. Dua pasien saya yang tangani di sini (RSUD Maumere)," kata Dokter Asep.

Dokter Asep meminta Pemda Flotim tetap waspada terhadap berkembangnya virus rabies ini.

"Tampak trend peningkatan kematian akibat rabies. Tahun 2014 ada 1 korban mati sia-sia karena rabies. Tahun 2015 menjadi 2. Tahun 2016 menjadi 6. Dan tahun 2017 menjadi 10 yang mati," kata Dokter Asep.

"Ayo bantu melalui tulisan para wartawan. Bangkitkan kembali kesadaran dan semangat kita warga Flores melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan rabies," kata Dokter Asep lagi.

Wakil Bupati Flotim Agustinus Payong Boli merespons hal itu dengan meminta semua pihak, tenaga medis, pemerintah kecamatan, kepala desa dan lurah agar memberikan kesadaran kepada masyarakat.

Agus Boli mengungkapkan Flotim sangat potensial penularan rabies karena mayoritas penduduknya memelihara Anjing.

Namun di pihak lain, kesadaran masyarakat akan perubahan perilaku anjing terkait rabies ini masih sangat minum.

Masyarakat bahkan ada yang menuding vaksin rabies menjadi penyebab anjing mereka mati. Padahal anjing itu mati karena sudah digerogoti rabies.

Agar anjing peliharaan selamat, kata Agus Boli, masyarakat perlu sadar perubahan perilaku pada anjingnya.

"Kalau anjing sudah mulai menghindar ke tempat gelap, sering menyalak, sebaiknya segera dibawa ke Dinas Peternakan untuk divaksin," kata Agus Boli.

Pada fase di mana Anjing sudah dikategorikan gila, jelas Agus Boli, maka sangat mungkin virusnya cepat tersebar.

Halaman
12

Berita Terkini