Mencari Ilmu Hitam dalam Sastra NTT, Ternyata Begini Hasilnya

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Seorang anak lainnya Leksi Nimorte, diisukan meninggal dunia karena dimakan panta merah. Bapanya Markus Lemoto memanggil dukun Kemurota untuk menghabisi suanggi pengirim ilmu hitam.

Suatu malam, dukun Kemurota bersama Lemoto datang menyerang dengan ilmu hitam ke gubuk nenek Yakomina, seorang dukun santet yang tinggal di lembah sebelah kampung.

Tengah malam terjadi pertarungan menegangkan antara dukun santet dan dukun Kemurota. Bola api sebesar bola kaki melesat dari bubungan gubuk nenek tua ke angkasa, berputar-putar, bagaikan kilat melesat turun menyergap Kemurota dan Lemoto yang sedang mengendap di semak-semak samping gubuk.

Saat terjadi pertarungan sengit melawan bola api, Lemoto lari masuk gubuk membalikkan badan Yakomina yang tidur telentang seperti orang mati, ke posisi tengkurap. Berikut pelukisan Buang Sine atas peristiwa itu dalam beberapa paragraf berikut.

"Tiba-tiba bola api itu meledak di udara. Markus dan Kemurota tiarap di tanah. Akhhh!!! Khhhh!!! Akhhh!!! Terdengar suara jeritan keras dari dalam bola api itu memecah langit. Suara perempuan tua.

Orang-orang kampung terbangun berlarian mendekati asal suara. Bola api dan teriakan wanita tua Yakomina meluncur masuk ke dalam gubuk. Tiba-tiba terdengar ledakan besar. Bum!

Asap putih membumbung dari dalam gubuk. Orang-orang kampung tertegun menyaksikan kejadian dahsyat itu. Mereka beramai-ramai masuk ke dalam gubuk nenek Yakomina untuk melihat apa yang terjadi.

Di dalam gubuk mereka mencium bau daging terbakar. Tubuh nenek Yakomina hangus terbakar menghitam arang. Ia mati terpanggang ilmunya sendiri." *

Berita Terkini