Ketika berlatih, kuda pacuan diberi tantangan medan yang jauh lebih berat ketimbang medan datar saat berpacu di arena perlombaan. Begitu juga dengan berat badan penunggangnya. Saat kuda berlomba, berat badan joki yang menunggangi kuda itu harus lebih ringan dari berat badan pelatih.
Kuda pacuan tak dibebaskan berkeliaran. Harus diikat. "Jika dibiarkan bebas, kuda itu bisa kawin dengan kuda yang bebas berkeliaran," kata Umbu.
Jika kuda pacuan kawin dan bunting lalu melahirkan, akselerasi atau laju larinya akan menurun dibandingkan dengan pesaingnya yang masih belum pernah melahirkan anak.
Peternak kuda pacuan tak selalu membeli bibit berupa kuda anakan. Sebagian peternak mengembangkan usahanya dengan memelihara kuda betina dan mengawinkannya dengan kuda jantan unggulan, yang punya reputasi sebagai kuda pacuan.
Biaya pengawinan itu bisa mencapai Rp5 juta. Biasanya kuda jantan cukup tiga kali mengawini betinanya untuk berhasil membuahi sel telur betina.
Jadi ada juga peternbak yang bisnisnya menawarkan jasa pengawinan kuda jantan unggulan.
Dalam mempertahankan kebugaran, kuda pacuan juga perlu diberi vitamin, minuman gula aren dicampur madu dan susu. Lebih-lebih menjelang perlombaan, stamina kuda pacuan harus dipertahankan dengan perawatan yang ketat.
Setiap sehabis berlatih fisik, kuda harus dimandikan dengan direndam di sungai. "Harus berendam, bukan hanya disiram. Tanpa direndam, nafsu makan kuda bisa menurun dan akibatnya tak bertenaga saat berlomba," kata Umbu.
Jika air sungai sedang surut seperti saat kemarau, kuda harus direndam di laut. Peternak kuda pacuan di Waingapu tak sulit mencari lokasi pantai untuk medan berlatih kuda dan merendam kuda di laut sehabis berlatih.
Kondisi geografis yang berpadang rumput luas dan kedekatan pantai dari permukiman penduduk menjadikan usaha beternak kuda di Sumba cukup prospektif.
Menurut Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Peternakan Sumba Timur Nurchayo, jumlah peternak kuda di kawasan Sumba Timur ini ribuan dan tersebar di berbagai wilayah. Jumlah kuda yang diternak mencapai sekitar 32.300 ekor.
Jumlah kuda yang diternak itu sebagian besar akan dikirim ke luar Sumba sebagai komoditas perdagangan antarwilayah.
Tentang jumlah kuda ternak yang khusus untuk pacuan, Dinas Peternakan Sumba Timur tak memiliki data secara pasti. Tapi rasionya bisa diprediksi lebih kecil dibandingkan dengan kuda untuk keperluan penghela kereta atau kuda tunggangan di temapat-tempat wisata.
Sebagian kuda hasil ternak itu juga dijual kepada orang-orang kaya dari luar Sumba yang hobi berkuda. Politisi Gerindra Parabowo Subianto, yang punya hobi olahraga berkuda, beberapa kali datang ke Waingapu untuk mencari kuda tunggangan.
Sebelum jalan-jalan di Sumba diaspal, dan kendaraan bermotor merajalela seperti sekarang, kuda menjadi alat transportasi utama.