POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat kaya akan kesenian dan budaya daerah. Setiap daerah kabupaten memiliki kekhasan masing-masing, termasuk jenis tarian adat atau daerahnya. Dengan nama berbeda namun seringkali sejumlah tarian adat itu memiliki kesamaan dalam makna.
Sebanyak 21 kabupaten/kota di NTT, mulai dari daratan Timor yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Belu, termasuk Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Alor, memiliki tarian daerah masing-masing.
Sementara di Pulau Flores terdiri dari Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, Kabupaten Ngada, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai Barat. Serta Pulau Sumba yang terdiri dari Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Apa saja tarian adat/daerah di 21 kabupaten/kota di NTT? Mulai minggu ini Pos Kupang akan mengulas berbagai tarian adat dari NTT sebagaimana dikutip di laman net. Di wilayah Timor, kita memiliki sejumlah tarian terkenal seperti Bonet dan Foti yang memukau dari Rote serta tarian Kataga yang penuh semangat dari Pulau Sumba. Berikut ini akan dibahas berbagai tarian adat dari daratan Timor dan Sumba.
* Tari Bidu.
Tarian asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) ini adalah jenis tarian pergaulan yang sangat populer dalam masyarakat adat Timor. Tarian ini biasanya dipersembahkan dalam rangka menyambut atau hiburan bagi tamu kehormatan, atau pada acara-acara perkawinan di desa atau pada ritual adat lainnya yang perlu. Tarian ini biasanya dilakonkan oleh wanita pilihan dengan mengenakan pakaian adat lengkap dengan aksesorisnya.
* Tari Bonet.
Tarian asal daerah Biboki-Insana, Kabupaten TTU, ini mengungkapkan perasaan gembira seseorang. Tarian ini sering dijadikan ajang mencari jodoh antar muda-mudi, juga terdapat pantun berbalas pantun.
* Tarian Ote Nakaf.
Tarian ini kerap dilakonkan masyarakat etnis Miomafo, Insana dan Biboki-Kabupaten TTU. Ini merupakan tarian perang. Tarian ini menggambarkan kepahlawanan para raja dan prajurit yang pulang perang dan membawa kepala musuh sebagai tanda kemenangan dan disambut dengan tari-tarian kegembiraan oleh permaisuri raja dan rakyatnya.
* Tarian Tenun.
Tarian asal daerah Miomafo-Insana dan Biboki-Kabupaten TTU ini menggambarkan aktifitas menenun mulai dari menanam kapas sampai menghasilkan sebuah kain tenun, yang dikreasikan lewat gerakan tarian.
* Tarian Gong.
Tarian gong merupakan tarian asal daerah Miomafo-Insana dan Biboki, Kabupaten TTU, untuk seromonial penyambutan. Tarian bermakna sukacita ini diramaikan dengan bunyi gong-gendang-giring-giring untuk menyambut kedatangan tamu/pembesar.
* Tarian Korolele/Pangkalale.
Masyarakat etnis di Noemuti-Insana-Kabupaten TTU, sering mempersembahkan tarian korolele ini pada pesta kenduri. Tarian ini merupakan ritual yang dilakukan orang untuk mengenang arwah leluhur atau orang tua agar diterima di tempat yang layak oleh Sang Pencipta. Padi ditumbuk beramai-ramai di lesung yang panjang, dengan posisi berhadap-hadapan sambil berbalas pantun.
* Tari Cerana.
Tarian cerana sangat populer di kalangan masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya. Tarian ini dipertunjukan ketika ada kunjungan tamu-tamu kehormatan. Busana yang dikenakan lebih sering menggunakan ragam busana bernuansa etnis Rote lengkap aksesoris di kepala leher dan tangan.
* Tari Kebalai.
Tarian masyarakat adat Rote ini biasanya dipertunjukan ketika ada acara-acara yang bernuansa daerah sentris dan lebih bersifat pergaulan antar masyarakat setempat.
* Tari Likurai.
Tarian tradisional masyarakat Timor khususnya di daerah Belu ini dilakonkan oleh sejumlah pria dan wanita pilihan. Tarian ini ditampilkan pada acara tertentu seperti perkawinan atau penjemputan dan hiburan bagi tamu-tamu kehormatan. Pada kaki para penari lelaki dipasangi `lonceng' sehingga saat bergerak terdengar bunyi giring-giring mengikuti irama gendang yang ditabu oleh sejumlah wanita penari. Sedangkan pada wanita berupa aksesoris di kepala, leher dan tangan ditambah kelincahan jari-jemari tangan menambu gendang yang dililit disamping kiri/kanan sambil meliuk-liukkan tubuhnya. Tarian ini menggambarkan kemenangan dan juga memberikan semangat kepada pasukan yang akan berperang melawan musuh.
* Tari Padoa.
Tarian asal etnis Sabu ini merupakan tarian pergaulan terpopuler di daerahnya. Orang Rote gemar menari.
* Tari Foti.
Tarian orang Rote merupakan tarian bersama. Tarian Rote banyak ditampilkan dalam penyambutan tamu dan sebagai hiburan. Tarian pada umumnya diiringi oleh gong dan gendang. Tarian yang dilakonkan oleh penari pria menitik beratkan pada hentakan gerakan kaki yang kuat diikuti dengan
gerakan tangan.
* Tari Kataga.