Malaka Terkini

Korban Kekerasan Seksual Anak di Malaka Bertambah, 12 Pelaku Diduga Perkosa Gadis SMP Berulang Kali

Ancaman yang diterima korban antara lain akan ditabrak dengan kendaraan atau bahkan dibunuh bila menolak atau memberitahu keluarga.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Ilustrasi pelecehan seksual 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Kristoforus Bota

POS-KUPANG.COM, BETUN - Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kabupaten Malaka kembali mencoreng wajah daerah menjelang peringatan HUT RI ke-80.

Kali ini, seorang siswi SMP berinisial MH (13) dan masih SMP di Kecamatan Malaka Tengah, menjadi korban pemerkosaan bergilir yang dilakukan oleh 12 orang pelaku.

Kejadian memilukan itu dilaporkan keluarga korban ke Polres Malaka pada 16 Agustus 2025. Berdasarkan keterangan keluarga, tindak perkosaan terhadap MH bukan hanya sekali, tetapi berulang kali sejak Juli hingga pertengahan Agustus.

“Anak kami sudah diperkosa lima kali. Tiga kali pada bulan Juli, dan dua kali lagi pada 15 dan 16 Agustus subuh. Semua dilakukan secara bergantian oleh kelompok pemuda yang berbeda-beda, tapi saling berhubungan,” ungkap JB, keluarga korban, saat ditemui POS-KUPANG.COM, Jumat (22/8/2025).

Baca juga: Warga Tiga Dusun di Malaka Hidup Tanpa Listrik, Proposal ke PLN Tak Kunjung Ditindaklanjuti


Menurut JB, korban dipaksa dan diancam sebelum dijemput paksa pada tengah malam.

Ancaman yang diterima korban antara lain akan ditabrak dengan kendaraan atau bahkan dibunuh bila menolak atau memberitahu keluarga.

Pada kejadian pertama, korban dibawa salah satu pelaku ke area pemakaman. Setelah diperkosa, korban mendapati sejumlah pelaku lain sudah menunggu di balik semak-semak. Mereka kemudian memperkosa korban secara bergiliran.

Setelahnya, korban terus diintimidasi agar tidak melapor. Ancaman pembunuhan membuat korban terpaksa menuruti ajakan para pelaku di kesempatan berikutnya.

Kejadian terakhir berlangsung dua malam berturut-turut, 15 dan 16 Agustus, ketika korban kembali dijemput dan diperkosa bergiliran oleh pelaku lain yang diduga masih satu jaringan dengan pelaku awal.

Pihak keluarga baru mengetahui kejadian tersebut setelah melihat perubahan sikap korban. Setelah dibujuk, korban menangis dan akhirnya menceritakan seluruh peristiwa yang dialaminya.

“Anak kami trauma berat. Ia menangis terus dan takut dibunuh karena ancaman para pelaku,” kata JB.

Korban kemudian didampingi keluarga melapor ke Polres Malaka pada 16 Agustus malam. Malam itu juga korban divisum di RSUPP Betun, lalu dilakukan visum lanjutan di Mapolres Malaka pada 17 Agustus.

JB menegaskan, keluarga besar korban berharap pihak kepolisian serius menangani kasus ini.

“Masa depan anak kami masih panjang. Tapi ulah para pelaku menghancurkan hidupnya. Kami minta polisi bertindak tegas dan menghukum seadil-adilnya,” tegas JB.

Hingga berita ini ditayangkan, POS-KUPANG.COM masih berupaya mengonfirmasi penanganan kasus ini ke Polres Malaka, namun belum mendapat respons resmi. (ito)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS    

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved