Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 21 Agustus 2025, "Menanggapi Undangan Tuhan"

Yang mengejutkan, pada saat raja menemui para tamu, ia marah ketika melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta dan memerintahkan

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Kamis, 21 Agustus 2025
Peringatan Wajib St. Pius X
Hak. 11:29-39a; Mzm. 40:5,7-8a,8b-9,10; Mat. 22:1-14
Warna Liturgi Putih

Menanggapi Undangan Tuhan

Dalam perikop Injil Matius 22: 1-14, Tuhan Yesus melukiskan Kerajaan Surga seperti sebuah perayaan pesta, perjamuan nikah Mula-mula ia mengundang para undangan yang sudah ditentukan.

Rupanya para undangan itu tidak mengindahkan undangannya. Mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, bahkan ada yang menangkap hamba yang diutus sang raja dan menyiksa serta membunuhnya.

Oleh karena para undangan acuh tak acuh dan tidak menghadiri undangan itu, maka raja mengundang semua orang, baik orang yang baik maupun yang jahat, untuk hadir dalam perjamuan nikah itu.

Yang mengejutkan, pada saat raja menemui para tamu, ia marah ketika melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta dan memerintahkan kepada para hambanya untuk mencampakkan tamu itu ke dalam
kegelapan yang paling gelap. 

Raja dan anaknya yang dimaksudkan di sini adalah Allah Bapa dan Yesus, Putera-Nya. Pada mulanya, Allah Bapa mengundang umat religius Israel untuk turut serta dalam “pesta perkawinan Putera-Nya.” Oleh karena mereka menolak undangan itu, Allah akhirnya mengundang semua orang termasuk orang-orang non Yahudi untuk turut berpartisipasi dalam perjamuan nikah Putera-Nya dalam Kerajaan Surga.

Pesan apa yang bisa kita tangkap dari perumpamaan itu? Pertama, Allah mengundang kita semua – tanpa kecuali untuk turut serta dalam perjamuan nikah Putera-Nya.

Tuhan mengundang kita untuk masuk dalam persekutuan surgawi. Undangan pesta dalam perjamuan kawin tersebut menyatakan panggilan Allah kepada kita. Allah mengundang kita, berarti Allah peduli, menghargai, dan menaruh perhatian pada kita.

Dia tidak hanya mengundang tapi bahkan memperlakukan kita secara khusus/istimewa, menyuruh hamba-Nya memberitahu kita bahwa pesta sudah siap. Luar biasa! Allah sungguh menghargai manusia cipataan-Nya.

“Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia dan Aku ini mengasihi engkau maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu." (Yesaya 43:4)

Adakah kita menghargai undangan Allah dalam hidup kita? Atau menolak, berdalih, bahkan membunuh niat orang baik yang menasihati langkah laku kita yang keluar dari inti hidup Kristiani?

Kedua, undangan tanpa pakaian pesta. Undangan tanpa pakaian pestasimbol kurang menghargai si empunya pesta tapi mau menikmati pesta. 

Dalam etikanya, selayaknya kita mempersiapkan diri sesuai acara yang diikuti. Ada banyak orang yang mengakui, menerima, dan datang pada panggilan Allah melalui Yesus Putera-Nya.

Namun, apakah semua orang Kristen benar-benar mempersiapkan dirinya (sikap, sifat, dan tindakan) untuk panggilan itu? Jika kita datang dalam suatu pesta, maka kita selayaknya menyatu dalam kasih Tuhan, yakni mengenakan Kristus dalam hidup kita (Galatia 3:27).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved