Kota Kupang Terkini
Lomba Kebersihan Jangan Hanya Seremonial
Menurutnya, masalah utama di Kota Kupang bukan hanya sekedar sampah menumpuk melainkan sistemnya perlu dilakukan pembaruan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Selfiani Baki Wukak
POS-KUPANG.COM,KUPANG - Pengamat kebijakan publik, Dr. Deford Nasareno Lakapu, MM, CMT memberikan tanggapan terkait lomba kebersihan untuk kelurahan di Kota Kupang yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Kupang.
Saat ditemui reporter POS-KUPANG.COM, ia menyampaikan pelaksanaan lomba kebersihan antar kelurahan itu sudah bagus namun jangan hanya jadi seremonial.
“Lomba kebersihan bagus, tapi jangan jadi seremonial. Pemkot Kupang harus jadikan lomba sebagai pintu masuk membangun budaya kelola sampah, bukan cuma indah saat juri datang, lalu kembali kumuh setelahnya," katanya.
Menurutnya, masalah utama di Kota Kupang bukan hanya sekedar sampah menumpuk melainkan sistemnya perlu dilakukan pembaruan
“Masalah utama Kota Kupang bukan sekadar sampah menumpuk, tapi sistemnya perlu pembaruan: hanya angkut-buang ke TPA Alak yang sudah penuh. Solusinya adalah pemilahan dari rumah, pengolahan terdesentralisasi lewat TPS3R, dan aturan tegas pembatasan plastik sekali pakai,” tambahnya.
Masyarakat pun harus mengubah pola pikir dari buang jadi selesai ke mengelola sebelum buang dan dinas kebersihan juga tidak hanya jadi tukang angkut tapi memiliki regulator sistem.
Baca juga: Lomba Kebersihan antar Kelurahan se-Kota Kupang, Nefonaek Juara 1, Naioni Peringkat Terendah
Selain itu, Pemkot Kupang harus hadir dengan kebijakan visioner dan berani alokasikan anggaran lebih besar untuk kebersihan.
"Armada kita kurang dan banyak yang rusak, wajar sampah menumpuk," lanjutnya.
Tapi menambah truk saja tidak cukup, Pemkot Kupang perlu armada kecil di tiap kelurahan, menggandeng pihak swasta lewat kemitraan, dan memastikan retribusi sampah dikelola transparan.
Menurutnya, masalah sampah di Kota Kupang tidak akan selesai dengan lomba seremonial atau sekadar menambah truk.
"Yang dibutuhkan adalah perubahan sistem yakni warga disiplin memilah sampah, dinas jadi pengatur bukan sekadar pengangkut, dan pemkot berani bikin aturan tegas serta transparan soal retribusi. Kalau tidak, Kota Kupang akan terus indah saat lomba, tapi kumuh di keseharian," pungkasnya. (ria)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Belasan UMKM Ramaikan Givans Cup IV SMA Katolik Giovanni Kupang |
![]() |
---|
Kelurahan Oebufu Terapkan Sanksi Warga yang Abai Terhadap Rabies |
![]() |
---|
Juara 1 Lomba Literasi Matematika 2025, Patrick Kenzo Yao Terus Belajar Tingkatkan Kemampuan |
![]() |
---|
7 Presidium Terpilih Pimpin Perhimpunan Keluarga Lamakera Solor Kupang |
![]() |
---|
Dirut PDAM Kota Kupang Daniel Frederik Maro Mengundurkan Diri, Apa Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.