Opini
Opini: Terang Sang Sabda di Tanah Sumba, Menyembuhkan Yang Terluka
Tanggal 12 Juni 1921, Pater Yohanes Van Cleef, SVD pertama kalinya menginjakkan kakinya di Waikelo.
Kehadirannya sangat berkesan di hati umat terutama umat sekitar wilayah Loura.
Dialah pribadi yang menggagas adanya pendidikan di Pulau Sumba bagian Barat. Pada tahun 1927 ia mengunjungi Sumba 3 kali dalam setahun.
Tokoh masyarakat dan umat sangat senang melihat semangat Pater Limbrock yang begitu luar biasa dengan cara pendekatan pastoral praktis yang menyapa realitas umat.
Maka pada awal tahun 1928 beberapa pemuka umat dan masyarakat memohon kepada pemerintahan Belanda agar Pastor Limbrock diizinkan untuk tinggal tetap di Sumba.
Ada juga permohonan lainnya yaitu, pembangunan gereja, dan memohon agar guru agama mengajar anak-anak secara tetap.
Selain itu juga satu usaha luar biasa yang dilakukan oleh Limbrock adalah menjalin hubungan baik dengan para pendeta yang belum pernah dilakukan oleh misionaris Jesuit sebelumnya.
Pendekatan yang dilakukan oleh Limbrock ini sangat luar biasa karena ia merangkul bukan saja umat yang ingin menjadi Katolik tetapi dia mampu merangkul semua umat tanpa membeda-bedakan.
Akhirnya pada tahun 1929 sudah ada izin resmi dari gubernur jendral Belanda agar seorang pastor boleh menetap di Sumba.
Pater Limbrock masuk secara resmi di Sumba pada tanggal 30 Agustus 1929.
Misi pastoral pertama yang dimulai oleh Limbrock adalah pastoral pendidikan dan peternakan. Ia mulai membuka sekolah pada bulan Desember dengan jumlah 90 murid.
Dua sekolah yang dibangun oleh Pater Limbrock dan Br. Arnold Streng, SVD adalah satu di Weetebula dan satu sekolah di Bondo Boghila. Guru-guru didatangkan dari Pulau Flores.
Untuk menunjang pembiayaan sekolah maka Br. Arnold Streng, SVD mengembangkan peternakan sapi, kerbau, kambing dan babi.
Periode pertama ini ditinggalkan oleh SVD karena kurangnya tenaga misonaris SVD, dan semua misionaris dinternir pada tahun 1942 sampai 1945.
Tahun ini dipandang sebagai tahun jalan salib. Semua misionaris diinternir dari pulau yang satu ke pulau yang lain.
Dalam kurun waktu itu tidak ada misionaris yang berkarya sehingga terjadi kekosongan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.