Kota Kupang Terkini
Kelurahan Oebufu Raih Juara 3 Lomba Kebersihan antar Kelurahan di Kota Kupang
Mereka tidak hanya berfokus pada kebersihan fisik, tetapi membangun sistem penanganan dan pengurangan sampah berbasis masyarakat.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Suasana upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lapangan Upacara Wali Kota Kupang, Minggu (17/8/2025), menjadi semakin meriah dengan diumumkannya pemenang Lomba Kebersihan Antar Kelurahan di Kota Kupang. Dari 51 kelurahan peserta, Kelurahan Oebufu sukses meraih Juara 3.
Penghargaan ini bukan hanya sebuah prestasi, tetapi juga buah dari kerja keras dan konsistensi masyarakat bersama pemerintah kelurahan dalam menjaga lingkungan.
Lurah Oebufu, Zet Batmalo, SH., MH., tak bisa menyembunyikan rasa syukurnya.
“Tentu saya merasa bersyukur kepada Tuhan, oleh karena rahmat-Nya kami diberi berkat masuk dalam deretan para juara,” ucapnya kepada POS-KUPANG.COM(19/8/2025).
Menurut Zet, pencapaian ini bukan sesuatu yang datang secara tiba-tiba. Oebufu telah melakukan lompatan besar dalam pengelolaan sampah.
Mereka tidak hanya berfokus pada kebersihan fisik, tetapi membangun sistem penanganan dan pengurangan sampah berbasis masyarakat.
“Inovasi kami adalah membangun sistem Penanganan dan Pengurangan Sampah berbasis masyarakat, di mana semua warga menjadi WP2S (Warga Pemilah dan Pengumpul Sampah) bagi sampahnya masing-masing,” jelasnya.
Untuk mendukung hal itu, dibentuk Badan Pengelola Sampah yang diketuai Ketua LPM dan beranggotakan unsur Karang Taruna, RW, dan RT.
Sistem ini bekerja dengan prinsip gotong royong. Warga memilah sampah di rumah, lalu tim pengelola menjemputnya untuk dibawa ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
Baca juga: Kelurahan Nefonaek Juara I Lomba Kebersihan Antarkelurahan se-Kota Kupang
Di TPST, sampah dipilah kembali dan dikelola menjadi kompos padat, kompos cair, dan budidaya magot.
Di RW 02 bahkan sudah berdiri Bank Sampah yang bermitra dengan Bank Sampah Mutiara Timor, tempat warga menimbang dan menggabungkan sampah hasil pilahan.
Hasilnya sungguh nyata. Dalam dua bulan, Oebufu mampu mengolah hingga 2.000 ton sampah. Tidak hanya itu, pemandangan lingkungan pun berubah drastis.
“Dulu ada sekitar 25 titik sampah liar yang kotor dan berbau. Setelah lima bulan inovasi WP2S berjalan, 90 persen wilayah Oebufu sudah bersih,” ungkap Zet.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Masih ada sebagian warga yang apatis dan enggan menjadi WP2S.
Bahkan, ada pihak luar yang mencoba menggagalkan program ini. Namun Zet menegaskan, berkat kekompakan seluruh elemen masyarakat, sistem ini justru semakin kuat.
“Endingnya, semua berjalan makin masif. Ini kemenangan bersama seluruh masyarakat Oebufu,” pungkasnya.(uan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Juara 1 Lomba Literasi Matematika 2025, Patrick Kenzo Yao Terus Belajar Tingkatkan Kemampuan |
![]() |
---|
7 Presidium Terpilih Pimpin Perhimpunan Keluarga Lamakera Solor Kupang |
![]() |
---|
Dirut PDAM Kota Kupang Daniel Frederik Maro Mengundurkan Diri, Apa Alasannya |
![]() |
---|
202 Siswa SMKN 1 Kupang Ikut TOEIC Tahun 2025 |
![]() |
---|
Jumlah Siswa Baru SMA Katolik Giovani Kupang Meningkat Berkat Ajang Givans Cup |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.