Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 18 Agustus 2025, "Orang Muda yang Kaya dan Kerajaan Allah

Orang muda dalam kisah Injil Mat.ius (19:16-22) hari ini ingin mengejar kesempurnaan yakni hidup kekal

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater John Lewar, SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi

Bersama Pastor John Lewar, SVD

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz

STM Nenuk Atambua Timor-NTT 

Senin, 18 Agustus 2025

Hari biasa Pekan XX

Hak. 2:11-19; Mzm. 106:34-35,36-37,39-40,43ab,44; Mat. 19:16-22

Warna Liturgi Hijau

Orang Muda Yang Kaya dan Kerajaan Allah

Orang muda dalam kisah Injil Mat.ius (19:16-22) hari ini ingin mengejar kesempurnaan yakni hidup kekal. 

Ia telah melakukan semua perintah dalam hukum Taurat: Dia tidak membunuh, tidak berzinah, tidak mencuri, tidak mengucapkan saksi dusta. Dia juga menghormati ayah dan ibu serta sesama.

Tuhan Yesus lalu menantang dia untuk menjual semua hartanya dan mengikutiNya.

"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, jualah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat.19:21).

Pemuda itu sedih dan pergi karena tidak bersedia melepaskan hartanya, menunjukkan bahwa keterikatan pada kekayaan dapat menjadi penghalang untuk mengikuti Kristus dan menerima hidup kekal.

Orang muda ini adalah orang baik. Tetapi untuk hidup sempurna bagi Tuhan, tidak cukup hanya moral baik.

Orang harus memutuskan untuk mempersembahkan seluruh hidup kepada-Nya. Pikiran dan hati terpaut kepada-Nya.

Yesus meminta dia menjual segala harta milik. Yesus bukan hendak membuat dia hidup miskin dan menderita.

Yesus hendak mengajar dia bahwa segala sesuatu yang menghalangi dia untuk mengasihi Yesus harus disingkirkan. 

Mengikuti Yesus itu berarti membuat keputusan penting dalam hidupnya.

Mengikuti Yesus berarti kita menentukan pilihan hati pada satu Pribadi yaitu Allah.

Harta milik hanyalah salah satu dari banyak hal penting yang harus kita korbankan bila menghalangi kita mengasihi Allah.

Hal ini mengingatkan kita pada Sabda Yesus yang menegaskan bahwa kita tidak boleh mengabdi pada dua tuan pada saat yang bersamaan, mengabdi Allah dan mamon.

Kita harus membuat pilihan yang terbaik.

Yesus tidak mengurangi nilai harta kekayaan. Kekayaan itu baik.

Tetapi bila harta kekayaan membuat kita bergantung padanya dan menjadi serakah maka harus ditinggalkan.

Biasanya, harta kekayaan menjadi salah satu godaan besar dalam hidup manusia. 

Moral merosot bila orang hanya memikirkannya. Akar dari segala kejahatan adalah cinta uang (1 Timotius 6:10).

Agustinus dari Hippo telah menikmati semua kesenangan duniawi, namun menyadari kekosongan dalam hidupnya dan menemukan ketenangan, kepenuhan, hanya dalam Tuhan.

Kesenangan duniawi dan daya tariknya sering menyebabkan frustrasi dan kesedihan yang lebih jauh.

Pemuda dalam Injil itu mencari makna hidup dan oleh karena itu, dia bertanya: Apa yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Santo Agustinus juga mencari kebahagiaan dalam hidup.

Ia menemukannya dengan meninggalkan semua yang ditawarkan dunia dan masuk dalam sukacita dan kedamaian yang hanya dapat diberikan oleh Allah.

Melalui perikop injil hari ini, Yesus mau mengajarkan kepada kita cara untuk memperoleh hidup yang kekal.

Kita bersikap lepas bebas terhadap urusan-urusan duniawi.

Bukan sekedar mengasihi sesama dan menghormati orangtua, tapi lebih dari itu yakni memberikan segalanya yakni menyangkut harta benda.

Dalam hidup harian, kadang kita merasa sudah melakukan segala perintah Tuhan yang tertuang dalam 10 Perintah Allah dan 5 Perintah Gereja.

Dengan demikian seakan-akan tugas kita atau syarat untuk mengikuti Kristus sudah terlaksana semuanya.

Sedangkan menyangkut masalah harta benda, kita sering lupa untuk memperhitungkannya.

Biasanya, harta kekayaan adalah salah satu masalah mendasar untuk bersikap lepas bebas. 

Apalagi dalam dunia modern seperti sekarang ini saat kehidupan hedonisme semakin mempengaruhi sikap setiap pribadi.

Orang semakin merasa bergantung dengan harta bendanya.

Orang merasa bahwa tanpa harta benda tidak bisa berbuat apa-apa.

Padahal sering dijumpai bahwa orang lebih mudah diperbudak oleh urusan-urusan duniawi yang menyangkut harta kekayaannya. Bahkan kepribadian seseorang dapat diperjualbelikan.

Yesus ingin mengajak kita bersikap bijaksana dalam mengikutiNya dan membuang hambatan-hambatan untuk dapat memperoleh kehidupan kekal.

Doa:

Tuhan Yesus, memang benar harta dunia itu begitu menggiurkan dan membuat aku kurang memperhatikan harta surgawi.

Kumohon belaskasihMu agar aku tidak terlalu terikat pada kekayaan dunia ini yang dapat menjauhkan aku dari padaMu...Amin.

Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Senin Pekan Biasa XX.

Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan

Putera dan Roh Kudus...Amin. (Pastor John Lewar SVD) 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved