Opini

Opini: Pertaruhan Nasib Pulau Padar Antara Pariwisata dan Pelestarian Lingkungan

Tak tanggung-tanggung, PT Komodo Wildlife Ecotourism (KWE) berencana untuk membangun ratusan vila di pulau tersebut. 

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI POS-KUPANG.COM
PULAU PADAR - Para wisatawan menikmati keindahan alam Pulau Padar yang berada dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. 

Oleh : Joni K Tiran, SH
Konsultan Hukum dan Pemerhati Tata Kelola Pemerintahan

POS-KUPANG.COM - Pulau Padar, sebuah pulau nan eksotik di ujung barat Pulau Flores dan merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo adalah salah satu karunia tak terhingga dari Sang Pencipta bagi umat manusia. 

Pulau seluas kurang lebih 40 ribu hektar ini menyimpan pesona luar biasa sehingga amatlah pantas Ketika UNESCO menjadikannya sebagai Situs Warisan Dunia walaupun tak dihuni oleh komodo seperti dua pulau tetangganya, pulau Rinca dan Pulau Komodo. 

Pemandangan tiga teluk dengan warna pasir yang berbeda, merah muda, putih dan hitam serta puncaknya yang sangat menawan.

Belum lagi pantainya dan lautnya yang menawarkan aktivitas snorkeling dan hiking, membuat pulau ini menjadi tujuan wisata yang menggoda.

Pengelolaan yang baik, dengan memperhatikan secara serius aspek lingkungan dan budaya tentu saja akan mendatangkan keuntungan berlipat ganda bagi pemerintah dan masyarakat sekitar. 

Namun belakangan ini, akibat pesonanya yang luar biasa tersebut, Pulau Padar mulai dilirik untuk pembangunan sarana penunjang pariwisata. 

Tak tanggung-tanggung, PT Komodo Wildlife Ecotourism (KWE) berencana untuk membangun ratusan vila di pulau tersebut. 

Pembangunan yang menurut banyak kalangan, dikhawatirkan akan berdampak pada keberlangsungan ekosistem, lingkungan dan nilai-nilai budaya yang
selama ini telah terjaga dengan baik.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa sektor pariwisata apabila tidak dikelola dengan bijaksana dapat menimbulkan efek yang sangat merugikan bukan hanya bagi lingkungan dan budaya tapi juga masalah sosial bagi masyarakat sekitar. 

Kita tentu tidak ingin agar masyarakat sekitar sebagai aktor lokal yang
selama ini terlibat dalam kegiatan pariwisata akan pelan-pelan terpinggirkan oleh derasnya tekanan dari aktor luar. 

Pemerintah, baik Pusat dan Daerah perlu melakukan kajian-kajian secara komprehensif sebelum memberikan izin pembangunan tersebut. 

Semua pihak harus dilibatkan, termasuk Destination Management Organization Management guna mencegah penyesalan yang bisa saja timbul di kemudian hari akibat kebijakan yang keliru.

Kita tentu sepakat untuk berharap agar efek pariwisata seperti di Spanyol, di kemudian hari dapat terjadi di Labuan Bajo sebagai destinasi awal menuju Pulau Padar

Masyarakat lokal di lokasi-lokasi tujuan wisata unggulan di Spanyol seperti Malorca dan Ibiza telah merasakan dampak yang sangat merugikan
akibat pariwisata. 

Seperti layanan publik yang terganggu, sanitasi dan kesehatan serta mahalnya perumahan karena tinggi dan mencekiknya harga tanah. Dan yang paling fatal tentunya kerusakan lingkungan dan tergerusnya budaya lokal.

Barangkali kita mesti merenungkan apa yang disampaikan Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus, "bahwa komodo yang ikonik adalah anugerah cinta tanpa batas dari Tuhan, sebuah rahmat berkelanjutan yang menyimpan narasi keindahan dan kehidupan."

Lebih lanjut lagi Uskup Maksimus menegaskan, "Bahwa ketika orientasi pariwisata hanya berfokus pada keuntungan semata, maka kita
mudah tergoda untuk menerapkan cara-cara eksploitasi yang pada akhirnya mengikis makna sejati dari keberlanjutan."

Tentu saja penyampaian Uskup Maksimus tersebut harus disikapi dengan bijaksana oleh semua pihak khususnya kepada Pemerintah yang berwenang memberikan izin pembangunan di Pulau Padar

Hal ini penting agar kelak kita dapat mewariskan Pulau Padar kepada anak cucu kita dalam kondisi seperti saat ini. Semoga! (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved