Opini

Opini: 80 Tahun Indonesia Merdeka dan Tantangan Kesenjangan Akses Pendidikan di NTT

Dengan berbagai inisiatif yang ada, NTT memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalannya dalam sektor pendidikan. 

|
Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI RIKARDUS HERAK
Rikardus Herak 

Oleh: Dr. Rikardus Herak, M.Pd 
Akademisi Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang Nusa Tenggara Timur

POS-KUPANG.COM - Kesenjangan akses pendidikan antara Nusa Tenggara Timur ( NTT) dengan provinsi lain masih menjadi isu besar meskipun sudah ada berbagai program untuk memperbaiki infrastruktur dan fasilitas pendidikan. 

Sebagai provinsi yang memiliki daerah-daerah terisolasi dan sulit dijangkau, NTT masih menghadapi tantangan besar dalam hal distribusi pendidikan yang merata dan berkualitas. 

Meskipun demikian, dengan semakin banyaknya perhatian dan bantuan dari pemerintah pusat dan lembaga internasional, ada harapan bahwa kesenjangan ini dapat diatasi. 

Peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang merata di seluruh Indonesia menjadi salah satu dorongan kuat untuk mewujudkan pemerataan pendidikan. 

Upaya memperbaiki kesenjangan ini memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. 

Rikardus Herak
Rikardus Herak (DOKUMENTASI PRIBADI RIKARDUS HERAK)

Dengan berbagai inisiatif yang ada, NTT memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalannya dalam sektor pendidikan. 

Namun, tantangan yang ada tetap memerlukan perhatian serius agar setiap anak di NTT mendapatkan akses pendidikan yang setara dengan wilayah lain.

Data Kesenjangan Pendidikan di NTT

Fakta menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan dalam hal partisipasi pendidikan, angka partisipasi kasar (APK) di NTT masih lebih rendah dibandingkan dengan provinsi lain. 

Berdasarkan data dari BPS 2023, APK di NTT untuk tingkat pendidikan dasar adalah 90 persen, sedangkan di DKI Jakarta sudah mencapai lebih dari 97 persen.

Angka putus sekolah di NTT juga terbilang tinggi, mencapai 12 persen pada tingkat SMP, yang menunjukkan adanya ketidaksetaraan dalam akses pendidikan

Bahkan, di beberapa daerah, angka putus sekolah mencapai lebih dari 15 persen, yang menandakan bahwa banyak anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. 

Kesenjangan pendidikan ini juga tercermin dalam perbedaan kualitas antara sekolah-sekolah di perkotaan dan pedesaan, dengan sekolah di daerah terpencil sering kali tidak memiliki fasilitas dasar yang dibutuhkan. 

Meskipun ada kemajuan dalam hal akses, kualitas pendidikan yang diterima anak-anak di NTT belum memadai untuk memenuhi standar nasional. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved