Opini

Opini: Seks, Senjata Ampuh Membungkam Keluarga Prada Lucky?

Korban (bersama keluarga) memilih diam menanggung luka batin sehingga harus dibungkus rapi demi menghindar dari diskursus publik.

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI KORNELIS KEDAMAN
Kornelis Kedaman 

Seks menyangkut jenis kelamin seseorang, bagian tubuh yang harus diprivatisasi, dan marwah moralitas seorang individu atau kelompok yang harus dijaga dengan baik. Oleh sebab itu, para korban predator perilaku seksual terkadang enggan mengungkapkan kebenaran. 

Rasa malu sebagai korban tindakan penyimpangan seksual seringkali menjadi aib dan trauma yang berkepanjangan. 

Korban (bersama keluarga) memilih diam menanggung luka batin sehingga harus dibungkus rapi demi menghindar dari diskursus publik.

Misalnya dalam Sejarah Indonesia pada Mei 1998, tak sedikit perempuan warga etnis Tionghoa dan pribumi menjadi korban pemerkosaan. 

Trauma dan rasa malu membuat korban sampai hari ini bahkan sulit menampakkan identitasnya di ruang publik meskipun waktunya sudah hampir tiga dekade, 27 tahun.

Sebaliknya, para predator seks akan dibenci, diadili secara sosial dengan hujatan dan kutukan oleh masyarakat pada umumnya agar pelaku bersama keluarga terisolir dan mendapat hukuman yang setimpal.

Isu penyimpangan seks yang diembuskan kepada Prada Lucky menjadi isu liar agar publik menangkap orientasi seks Prada Lucky

Namun, kita tahu bahwa habitus di barak militer menempatkan para prajurit berdasarkan jenis kelamin. 

Lalu, siapa korban dari perilaku seks almahrum Prada Lucky? Korbannya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan?

Bukankah pada proses seleksi masuk TNI, para calon prajurit TNI telah melewati tes psikologi sebagai sebuah upaya mengetahui orientasi seksual mereka. 

Hemat saya, isu ini hanyalah bualan belaka dari para pelaku sebagai senjata membungkam keluarga untuk mencari keadilan. 

Isu ini keluar dari mulut pembohong terdidik berseragam TNI untuk mencoreng wajah kedua orang tua Prada Lucky agar dinilai gagal mendidik anaknya.

Prada Lucky telah meninggal sehingga tentu saja tidak dapat mengklarifikasi  isu ini.

Sekalipun demikian, publik sudah cerdas dan membaca dengan kritis. Jika penyimpangan seks itu dapat dibuktikan kebenarannya, institusi TNI telah menyiapkan lembaga hukum internalnya sebagai upaya mencari keadilan, bukan dengan main hakim sendiri, seperti tawuran kelompok-kelompok preman jalanan. 

Kebenaran Harus Segera Terungkap

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved