Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 13 Agustus 2025, "Menasehati Sesama Saudara Dalam Rangkulan Kasih"
Apalagi jika si pelaku orang yang cukup terpandang. Antara percaya dan tidak percaya kalau orang itu berbuat kesalahan sehingga orang lain takut
Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar, SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Rabu, 13 Agustus 2025
Pontianus, Hippolitus
Ul. 34:1-12; Mzm. 66:1-3a,5,16-17; Mat. 18:15-20
Warna Liturgi Hijau
Menasehati Sesama Saudara Dalam Rangkulan Kasih
Ketika ada pengurus atau warga gereja melakukan kesalahan, sering tidak ada yang berani untuk menegur. Berbagai alasan dikemukakan, seperti sungkan, tidak tega, dan kasihan.
Apalagi jika si pelaku orang yang cukup terpandang. Antara percaya dan tidak percaya kalau orang itu berbuat kesalahan sehingga orang lain takut untuk menegur.
Setiap orang dapat memberikan teguran, tetapi tidak semua mampu menegur dengan kasih. Yesus hari ini mengajar kita supaya belajar menyampaikan teguran dengan kasih. Inilah nilai lebih dari hidup seorang murid Yesus.
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengar nasihatmu, engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika dia tidak mau juga mendengarkan maka sampaikanlah kepada jemaat.
Jika dia tidak mau mendengarkan jemaat pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai (Mat.18:15-17),” demikian nasihat Yesus kepada kita.
Biasanya, orang lebih mudah untuk menghakimi daripada mengasihi. Lebih mudah untuk mencari hukuman apa yang akan dilimpahkan dari memikirkan solusi apa untuk mendamaikan perkara. Orang seringkali mudah tersulut amarahnya karena melihat perbuatan dosa seseorang.
Orang mengabaikan motif-motif tertentu yang membuat orang melakukannya. Teguran yang benar bukan untuk menghakimi, melainkan untuk mengingatkan dengan kelembutan dan kepedulian.
Ini bukan sekadar formalitas, tetapi sebuah proses pendekatan pribadi yang mendalam, sebuah upaya menyembuhkan luka-luka yang mungkin telah menghambat iman saudara kita.
Yesus pertama-tama mengingatkan kita akan nilai persaudaraan dalam kasih-Nya. Itulah sebabnya, Ia bersabda, “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah di bawah empat mata.”
Memandang orang berdosa sebagai saudara itu berarti kita berusaha mengabaikan pikiran penuh penghakiman terhadap dia. Kita hendaknya tidak melihat dia sematamata karena dosa yang dilakukannya, tetapi memandang dia karena pribadi yang membutuhkan kasih dari Tuhan. Inilah yang dilakukan oleh Yesus bagi orang-orang berdosa.
Yesus sama sekali tidak memperkenankan dosa, tetapi Yesus menyambut mereka supaya mereka bertobat dan diselamatkan oleh kasih-Nya. “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk.5:32).
Kita perlu secara terus-menerus belajar dari Yesus, yang hatiNya penuh belas kasihan. Kita perlu juga waspada, sebab mudah sekali jatuh dalam dosa penghakiman. Mudah melihat kesalahan orang lain daripada kesalahan diri sendiri.
“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau
ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu (Mat.7:3-5),” demikian sabda Yesus kepada Kaum Farisi yang munafik.
Renungan Harian Katolik Jumat 29 Agustus 2025, "Kenapa Dendam Tetap Tersimpan di Hati?" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 29 Agustus 2025, "Penguasa: Privilese, Reputasi Lebih Penting" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 29 Agustus 2025, "Kepala Yohanes Pembaptis" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, “Berjaga-jagalah” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 28 Agustus 2025, "Siaga untuk Selalu Berbuat Baik" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.