DPRD NTT Tegaskan Komitmen Tangani TBC, Tambahan Dana untuk Pemeriksaan Masif di Lapangan

Menurutnya, meski ada tren penurunan kasus, TBC tetap menjadi ancaman yang memerlukan strategi penanganan lebih masif dan terstruktur.

Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/HO
Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT Winston Rondo 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro

POS-KUPANG.COM, KUPANG —  Wakil Ketua komisi V DPRD NTT, Winston Neil Rondo, menegaskan bahwa DPRD NTT memberikan perhatian penuh pada penanganan penyakit tuberkulosis (TBC) yang masih menjadi masalah kesehatan serius di Nusa Tenggara Timur.

Menurutnya, meski ada tren penurunan kasus, TBC tetap menjadi ancaman yang memerlukan strategi penanganan lebih masif dan terstruktur.

“Saya kira itu, DPR sangat serius, sangat komitmen, bahkan memberi alokasi tambahan di luar yang sudah ada,” kata Winston saat dihubungi Pos Kupang, Selasa (12/8/2025).

Selama dua periode menjadi anggota DPRD, Winston melihat TBC sebagai salah satu penyakit menular paling serius di NTT.

“Ada tren penurunan kasus, tetapi secara umum sejumlah kabupaten masih sangat tinggi, misalnya Kota Kupang, Sumba, Manggarai, dan beberapa lainnya. Indonesia ini masih juara dua se-dunia untuk TBC, dan NTT masuk tiga besar nasional. Jadi harus benar-benar jadi perhatian serius,” ujarnya.

Ia menjelaskan, hasil diskusi Komisi V dengan Dinas Kesehatan Provinsi dalam pembahasan APBD 2025 mengungkapkan masalah mendasar: belum adanya pemeriksaan atau surveillance yang sistematis dan masif terkait penyebaran TBC.

“Problem serius kita adalah belum dilakukan satu pemeriksaan atau pemetaan yang benar-benar menyeluruh untuk melihat sebaran dan perkembangan penularannya,” ungkapnya.

Sebagai langkah konkret, DPRD NTT mengusulkan alokasi dana tambahan sebesar Rp 1 miliar untuk mendukung operasional pemeriksaan lapangan oleh Dinas Kesehatan hingga Puskesmas.

“Tujuannya untuk operasional tim Dinkes sampai Puskesmas agar bisa melakukan pemeriksaan masif. Puskesmas-puskesmas kita dan tim lapangan akan digerakkan semua. Kalau bisa diperiksa dan didiagnosa lebih awal, penanganannya akan jauh lebih mudah, termasuk pemberian obat-obatan,” terang Winston.

DPRD NTT juga memastikan dukungan anggaran ini melengkapi dana yang telah tersedia di Dinkes, serta bantuan dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kesehatan.
“Ini bagian dari pencegahan penyakit menular yang menjadi prioritas nasional,” tambahnya.

Selain fokus pada anggaran, Winston menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam mencegah penyebaran TBC. Ia mengingatkan agar tidak ada diskriminasi terhadap penderita.

“Siapa saja bisa terkena penyakit ini, apalagi di lingkungan dengan sanitasi dan higienitas buruk. Dukungan moral dan sosial itu penting,” tegasnya.

Ia mendorong pemerintah untuk memperkuat edukasi publik, terutama terkait perilaku hidup bersih dan sehat, serta memastikan anak-anak mendapatkan vaksin BCG sejak dini. “TB ini sangat mungkin dan bisa disembuhkan. Pencegahan sejak dini itu kunci, salah satunya dengan vaksin BCG yang memberi kekebalan,” ujarnya.

Winston juga mengungkapkan bahwa TBC menjadi salah satu dari tiga penyakit menular yang mendapat perhatian besar dari pemerintah daerah, selain demam berdarah/dengue dan rabies.

“Kami di DPRD sangat serius dan komitmen. Penanganan TBC bukan hanya soal anggaran, tapi juga bagaimana seluruh pemangku kepentingan bergerak bersama,” pungkasnya. (uge)


 

Baca berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE.NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved