Tinju Dunia
Hasil Tinju Dunia, Pihak Berwenang Jepang Bertindak Cepat Pasca Tragedi 2 Agustus
dua petinju Jepang yang sama-sama berusia 28 tahun meninggal dunia pada 2 Agustus 2025 lalu karena cedera otak di Korakuen Hall, Tokyo.
Penulis: Edi Hayong | Editor: Edi Hayong
Hal itu juga berlaku sekarang untuk pertandingan kejuaraan di Jepang yang diadakan untuk gelar WBO Asia Pasifik.
Namun, tentu saja itu tidak akan menyelesaikan semuanya. Pertarungan Urakawa dijadwalkan berlangsung selama delapan ronde.
Baca juga: Jadwal Tinju Dunia, Shakur Stevenson Sesumbar Ingin Menantang Teofimo Lopez
“Sekarang ada banyak petarung dengan keterampilan untuk terlibat dalam pertukaran sengit sejak ronde pertama,” jelas Yasukawa.
"Kita sering melihat pertandingan di mana serangan dilancarkan dengan tempo cepat. Dalam kasus Kotari, ia bertarung dengan baik hingga ronde ke-12, tetapi menurut saya ronde ke-12 adalah waktu yang sangat berbahaya."
Meskipun tinju di Jepang telah meraih kesuksesan besar dalam beberapa tahun terakhir, dengan Naoya Inoue dan Junto Nakatani sebagai dua bintang utama, terdapat pula masa-masa sulit.
Pada bulan Desember 2023, Kazuki Anaguchi harus menjalani operasi setelah kehilangan kesadaran setelah pertarungannya dengan Seiya Tsutsumi dan meninggal dunia 38 hari kemudian, di usia 23 tahun. Pertarungan tersebut berlangsung selama 10 ronde.
Ginjiro Shigeoka (foto) juga masih koma setelah pertarungan tragisnya pada 24 Mei, ketika ia bertinju dengan Pedro Taduran yang berakhir imbang dalam 12 ronde dan mempertaruhkan gelar kelas minimum IBF di Osaka.
Baca juga: Jadwal Tinju Dunia, Daftar Petinju Lagi Naik Daun dan Paling Terkenal di Kelasnya
Komisi Tinju Jepang dan Asosiasi Tinju Profesional Jepang akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Selasa untuk membahas kemungkinan perubahan dan perbaikan.
JBC juga membentuk komite untuk menyelidiki pada 2 Agustus, dan sebuah seminar medis dijadwalkan pada bulan September.
Yasukochi juga berbicara tentang penurunan berat badan dan pengendalian berat badan.
“Penurunan berat badan, yang kemungkinan merupakan faktor utama, dan pengondisian pra-pertandingan hanya dilihat dari perspektif administratif,” ujarnya.(*)
Sumber : Boxingscene
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.