Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 10 Agustus 2025, "Diberkatilah Engkau di Antara Semua Wanita"

Perayaan ini bukan sekadar mengingat sebuah peristiwa istimewa dalam hidup Bunda

|
Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Adrianus Yohanes Mai SVD 

Renungan Harian Katolik
MINGGU, 10 Agustus 202
Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga – Tahun B
Bacaan Liturgi: 
Bacaan I: Wahyu 11:19a; 12:1–6a, 10ab
Mazmur: Mzm 45:10c–12, 16
Bacaan II: 1 Korintus 15:20–26
Injil: Lukas 1:39–56
Oleh: Pater Adrianus Yohanes Mai SVD

“Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu.” (Lukas 1:42)

Hari ini Gereja merayakan pengangkatan Maria ke surga dengan tubuh dan jiwanya.

Perayaan ini bukan sekadar mengingat sebuah peristiwa istimewa dalam hidup Bunda Maria, tetapi juga menegaskan bahwa ia memiliki tempat yang unik dalam rencana keselamatan Allah.

Maria adalah “yang dikuduskan” oleh Sabda yang dikandungnya, dan hidupnya menjadi jalan yang paling dekat menuju Yesus — per Mariam ad Jesum.

Bacaan Injil menampilkan kisah Visitasi: Maria, yang baru saja menerima kabar gembira dari malaikat, bergegas mengunjungi Elisabet.

Kehadiran Maria membawa serta kehadiran Kristus, sehingga Elisabet dipenuhi Roh Kudus dan berseru: “Diberkatilah engkau di antara semua wanita!” Maria menanggapi pujian ini dengan Magnificat — nyanyian syukur yang memuliakan Allah, bukan dirinya sendiri.

Di tengah dunia yang sering kali menyanjung kekuatan dan kemuliaan manusiawi, Maria memberi teladan ketulusan, kerendahan hati, dan penyerahan diri total kepada Allah.

Tiga Pokok Permenungan

Pertama, kekudusan lahir dari kesediaan menyambut Sabda.

Maria menjadi kudus bukan semata-mata karena mengandung Yesus secara fisik, melainkan karena imannya yang menerima Sabda Allah dan menghidupinya sepenuh hati.

Kekudusan sejati dimulai ketika kita membiarkan Firman Allah bertumbuh dalam hati dan mengubah seluruh cara hidup kita.

Kedua, jalan terdekat menuju Kristus adalah melalui Maria – Per Mariam ad Jesum.

Kedekatan Maria dengan Puteranya membuatnya menjadi jalan istimewa bagi kita untuk semakin dekat dengan Yesus.

Devosi yang benar kepada Maria tidak berhenti pada dirinya, tetapi selalu mengantar kita kepada Kristus.

Mengasihi Maria berarti meneladani imannya, meniru kesetiaannya, dan membiarkan dirinya membimbing kita ke dalam pelukan Puteranya.

Ketiga, ketulusan dan penyerahan diri total adalah kunci kebahagiaan sejati.

Maria menerima rencana Allah tanpa syarat, meski ia tidak mengetahui semua konsekuensinya.

Dari Kabar Gembira hingga berdiri di kaki salib, ia tetap setia. Pengangkatannya ke surga menjadi tanda bahwa Allah memuliakan mereka yang hidup dalam penyerahan penuh.

Kita pun diajak untuk menjadikan setiap peristiwa hidup — entah suka atau duka — sebagai kesempatan untuk berkata: “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.”

Doa

Bunda Maria, engkau adalah Tabut Perjanjian yang hidup, yang mengandung Sabda dan membawanya ke dunia.

Bimbinglah kami agar hidup kami selalu terarah kepada Puteramu, Yesus Kristus.

Ajari kami ketulusan, kesetiaan, dan penyerahan diri total, supaya suatu hari kami pun boleh mengalami kemuliaan bersama-Mu di surga. Amin. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved