NTT Terkini 

Dosen IAKN Kupang Sebut Pendidikan Karakter Harus Diintegrasikan dalam Mata Pelajaran 

Karakter, kata dia, di dalam pendidikan tidak diajarkan seperti materi yang termuat dalam kurikulum yang istilahnya disebut dengan core curriculum.

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IKEL
PODCAST - Dosen IAKN Kupang, Dr. Hendrik A. E. Lao bersama host jurnalis Pos Kupang, Ani Toda dalam Podcast Pos Kupang, Jumat, (25/7/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dosen Institut Agama Kristen Negeri Kupang Dr. Hendrik A. E. Lao, M.Pd mengatakan pendidikan karakter harus diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran. 

"Kalau dulu seolah-olah tanggung jawab pendidikan karakter itu pada mata pelajaran PKN. Sekarang tidak. Semua mata pelajaran itu harus menyetarakan karakter-karakternya," kata Hendrik dalam Podcast Pos Kupang, Jumat (25/7/2025). 

Dia menerangkan, kalau berbicara tentang pendidikan secara umum dalam Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan sebenarnya adalah usaha sadar dan terencana dengan tujuan untuk menggali potensi. 

"Nah salah satu potensi yang perlu diajarkan atau digali dalam pendidikan adalah berbicara tentang akhlak, moral dan karakter. Tapi secara umum pendidikan itu adalah sebuah proses yang mengalami perubahan dan perkembangan dan pendidikan itu sendiri adalah wadah atau tempat untuk membentuk kepribadian seseorang. Karena itu pendidikan itu menjadi penting di sini bagaimana kita membentuk kepribadian seseorang menjadi orang yang punya akhlak yang baik, moral, etika, attitude yang baik. 
Sedangkan karakter itu sendiri lebih kepada bicara tentang etika, moral karena karakter ini dibentuk dari pengalaman seseorang individu itu sendiri. Nah pengalaman ini dapat dari mana? Dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pengalaman-pengalaman ini akan menjadi karakter yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan itu," ujarnya. 

Baca juga: Prodi PAK IAKN Kupang Raih Akreditasi “Baik Sekali” dari LAMDIK

Karakter, kata dia, di dalam pendidikan tidak diajarkan seperti materi yang termuat dalam kurikulum yang istilahnya disebut dengan core curriculum.

Core curriculum yang berbicara tentang materi-materi dan sebagainya untuk diajarkan kepada peserta didik sedangkan hidden curriculum berupa karakter yang tidak diajarkan tetapi peserta didik bisa melihat apa yang dilakukan sebagai guru di depan, tingkah laku dan tutur kata. 


"Itu yang disebut hidden curriculum, tidak diajar tapi dilihat. Nah pendidikan karakter seperti apa yang perlu kita ajarkan, dalamnya kita integrasikan, yang pertama sebenarnya mulai dari keteladanan, kejujuran, integritas, nah bagaimana mengajarkan itu harus diintegrasikan ke dalam kurikulum, cara mengintegrasinya seperti apa, salah satunya adalah melalui rencana pembelajaran. Kalau di sekolah itu namanya rencana pembelajaran atau lesson plan. Nah itu diintegrasikan kedalam rencana pembelajaran," katanya.  

Menurut Hendrik, pendidikan karakter sangat bisa diaplikasikam pada Gen Z. 

"Makannya kita harus tahu karakteristik Gen Z seperti apa. Jadi ketika kita memahami karakter Gen Z, bagaimana kita mengintegrasikan pendidikan karakter itu kedalam pembelajaran sehingga bisa menjawab kebutuhan Gen Z yang sedang kita didik," ujar Hendrik. 

"Karena setiap daerah itu punya karakteristik yang berbeda budaya yang berbeda sosial yang berbeda tapi pada intinya secara umum Gen Z ini adalah generasi yang melek teknologi maka salah satu yang harus diperhatikan adalah bagaimana penggunaan teknologi dalam pembelajaran itu penting. Jadi tugas pengajar juga melek teknolog," tambahnya.(uzu)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved