Siswa Keracunan Makanan Gratis
Pelajar Keracunan MBG, Anggota DPR RI Anita Gah Desak Pemerintah Evaluasi Vendor Secara Menyeluruh
Ia juga menyoroti kemungkinan makanan menjadi basi akibat proses masak yang terlalu pagi dan distribusi yang terlambat.
Penulis: Ray Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ratusan pelajar SMP Negeri 8 Kota Kupang diduga keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (22/7/2025).
Menyikapi insiden tersebut, Anggota DPR RI Komisi X, Anita Jacoba Gah melakukan kunjungan langsung ke sekolah pada, Kamis (24/7/2025).
Dalam kunjungan itu, Anita meminta Pemerintah Kota Kupang untuk segera melakukan langkah tegas.
Anita mendesak pemerintah kota kupang agar melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke semua vendor atau SPPG (Sub Penyalur Program Gizi) yang terlibat dalam penyediaan MBG di sekolah tersebut.
Baca juga: LIPSUS: Ratusan Siswa SMPN 5 Tolak MBG, Tiga Sekolah di SBD Keracunan
"Vendor-vendor itu harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Pemerintah harus memanggil mereka semua dan melakukan evaluasi menyeluruh," tegas Anitha.
Anita juga meminta agar identitas para vendor dibuka secara transparan dan proses penyediaan makanan harus dipantau secara langsung oleh pihak berwenang.
"Pemerintah harus terbuka, lihat sendiri bagaimana prosesnya. Sidak harus dilakukan, dari proses memasak hingga makanan sampai ke tangan anak-anak," ujarnya.
Menurut Anita, program MBG sebenarnya merupakan kebijakan yang sangat baik dari pemerintah pusat untuk mendukung gizi anak-anak sekolah. Namun, kasus seperti ini menunjukkan adanya kelalaian yang serius di lapangan.
"Program pemerintah ini sebenarnya sudah dikaji dengan baik, tapi jika kejadian seperti ini terjadi, maka ada kesalahan dalam pelaksanaan yang harus ditemukan bersama-sama," lanjutnya.
Ia juga menyoroti kemungkinan makanan menjadi basi akibat proses masak yang terlalu pagi dan distribusi yang terlambat.
"Bisa saja mereka masak dari subuh dan baru dibagikan saat siang, sehingga makanannya basi. Ini harus ditelusuri," tambahnya.
Anita menegaskan perlunya evaluasi besar-besaran terhadap seluruh vendor penyedia MBG, bukan hanya di SMPN 8 tetapi juga di sekolah-sekolah lain di Kota Kupang.
"Langkah ini penting demi keselamatan dan perkembangan generasi anak-anak kita ke depan. Yang paling dirugikan dari kasus seperti ini adalah anak-anak, orang tua, dan sekolah," pungkasnya. (rey)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.